ONANI DAN HUBUNGANNYA PADA KEPERCAYAAN DIRI
Onani, yang berasal dari nama Onan, dipakai untuk menggambarkan aktivitas seksual yang
ditujukan untuk memberikan kepuasan dengan memberikan rangsangan oleh diri sendiri
(autoerotism) atau dapat juga saling memberikan rangsangan seksual pada alat kelamin untuk
mencapai kepuasan, yang dikenal dengan mutual masturbation. Perilaku ini sering dimunculkan
sebagai wujud pengalihan dari keinginan berhubungan seksual, sehingga banyak yang beranggapan
bahwa melakukan onani merupakan tindakan yang tepat yang tidak melawan aturan dan norma
sosial atau agama.
Perilaku onani digambarkan sebagai tindakan seksual yang “murah”, aman, nyaman dan
tidak memunculkan perilaku bersalah, mungkin anggapan bahwa “Mending onani dari pada ke
Dolly”dapat dijadikan alasan yang realistis dan tidak menjadikan rasa bersalah yang lebih besar
bagi para “penikmatnya” hehehe. Seringkali onani dilakukan secara berulang-ulang karena onani
sendiri dapat menimbulkan perasaan relax dan nikmat yang hampir sama dengan melakukan
hubungan seksual yang sebenarnya, walaupun kegiatan “ber-Solo karir” banyak didominasi oleh
kaum Adam namun perilaku ini dapat menimbulkan adiksi yang disebabkan kenikmatan yang
dihasilkan dari onani itu sendiri.
Seringkali Onani dilakukan sebagai sarana pengalihan seksualitas yang tidak terpenuhi,
sehingga perilaku ini sering kali muncul berulang kali sebagai pengalihan hubungan seksualitas
yang sebenarnya, yang terjadi kepuasan dari onani sendiri dijadikan suatu pelarian dari ketakutan
dan rasa ketidaknyamanan dari berhubungan seksual sebagai akibat dari benturan-benturan etika
dan moralitas pribadi. Akibatnya onani sering dijadikan sebagai Problem solving bagi para
pelakunya, hal inilah yang akan menjadi suatu efek berantai dari onani.
Ketika kita melakukan onani maka pastinya kepuasan yang akan didapatkan. Namun onani
ini sendiri dapat juga dijadikan suatu pelarian atas permasalahan atau kegagalan yang dihadapi,
pada awalnya onani sendiri distimulasikan sebagai kompensasi dari hubungan seksual yang
sebenarnya namun lama-kelamaan onani dijadikan pelarian dari kegagalan hubungan dengan
pasangan, perasaan kesepian, kegagalan komunikasi dengan lingkunagn kerja, rumah dan sekitar
atau kegagalan-kegagalan yang lain. Sehingga rasa rendah diri yang muncul akan dikompensasikan
dengan berperilaku onani sehingga sering terjadi tanpa disadari onani dapat membuat orang yang
merasakannya menjadikan sarana untuk melakukan perilaku yang berlebihan untuk
mengimbanginya.
Rasa rendah diri sekunder berhubungan dengan pengalaman orang dewasa saat ia gagal
mencapai tujuan akhir yang tidak disadari dan fiktif berupa keamanan subjektif dan berhasil
mengkompensasi perasaan rendah dirinya, sehingga ketika terjadi suatu kegagalan atau kesalahan
maka onani akan dijadikan suatu laternatif solusi dari eskapisme kegagalan.
Sebagai contoh A merupakan seorang profesional muda, enerjik dan smart namun ia tidak
memilki pasangan hidup atau pacar dan ia beranggapan daripada melakukan hubungan seksual lebih
baik ia melakukan onani, namun aktifitas ini dilakukan dengan volume 4 kali dalam 1 minggu dan
ia mengakui sangat menikmatinya, namun pengakuan yang sangat mengejutkan bahwa lamakelamaan
ia melakukan onani ini jika ia mendapatkan masalah atau kesepian dan ketika ia
melakukan onani tiba-tiba ia merasa tidak percaya diri lagi Pernyataan yang mengejutkan memang
namun jika dianalisa lebih lanjuit perilaku onani ini mengalami suatu penambahan fungsi yaitu dari
fungsi pemuasan seksual pengganti seks dengan pelarian dari permasalahan yang dihadapi. Hal ini
didasari jika onani pada awalnya merupakan sarana pengganti seks yang sebenarnya justru lamakelamaan
berubah menjadi pelarian atau eskapisme dari kegagalan-kegagalan hidup.
Justru inilah yang akan berpengaruh pada mental psikis seseorang khususnya kepercayaan
diri, karena seharusnya ketika seseorang dihadapkan pada suatu permasalahan yang seharusnya
dipecahkan dengan suatu solusi yang rill berubah menjadi perilaku onani yang dihasilkan dari
repress ketidaknyamanan dan ketidakmampuan sesorang untuk menyelesaikan masalah secara utuh,
sehingga ketika pribadi yang seharusnya mampu untuk menyelesaikan masalah yang sekiranya
mudah maka ia mengalihkannya dengan melakukan onani, karena disebabkan oleh rasa frustasi
berlebihan yang dihadapi, keadaan ini cukup berasalan sebab efek kenikmatan dan kepuasan dari
onani dapat menjadi relaksasi bagi penikmatnya.
Hingga sekarang, aktivitas seperti ini masing mengandung perdebatan, apakah layak atau
tidak. Beberapa pakar seks menilai, masturbasi adalah cara mencapai kepuasan seksual yang aman,
karena sudah pasti dapat terhindar dari penyakit seks menular. “Masturbasi lebih menguntungkan
dari sisi kesehatan dibandingkan dengan jajan seks di lokalisasi,” kata Leila Ch budiman
Masturbasi juga merupakan sebuah cara untuk menghilangkan ketegangan. Masturbasi adalah hal
alamiah bagi mahluk hidup sebagai sebuah sarana untuk menghilangkan ketegangan dan
pemenuhan kebutuhan seksual,” ujar Profesor Peter Lim, seorang ahli urology kepada Newman
Magazine. Namun asal tidak dilakukan secara berlebihan saja.....