Gajah Mada adalah seorang Mahapatih dari kerajaan Majapahit. Sepak terjangnya dalam
sejarah Indonesia tidak bisa dipisahkan, karena menjadi inspirasi bagi para pendiri bangsa
ini untuk bisa menyatukan kembali Nusantara ke dalam satu Sumpah Pemuda
(terinspirasi dari sumpah Palapanya Gajah Mada: “Saya baru akan berhenti berpuasa
makan kelapa, jikalau Nusantara sudah takluk dibawah kekuasaan Majapahit”),
kemudian negara yang berdaulat yaitu Indonesia. Banyak pemikirannya yang telah
dituangkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, contohnya saja “Bhineka Tunggal
Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua, Sehingga ia pun dapat di sejajarkan
dengan para ahli filsafat Yunani kuno, seperti Herodotus, Aristoteles, Socrates, Plato,
Eratosthenes, Kallimakhus, Karneades, Aristippus, Arete, serta Sinesius.
Menurut Gajah Mada, pada dasarnya hanya ada dua pilihan bila kita hidup dalam suatu
perkumpulan, yakni sebagai pemimpin atau orang yang dipimpin. Sebagai pemimpin,
maka ia harus memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memimpin (kapabilitas),
serta dapat diterima oleh yang dipimpin ataupun atasannya (aksetabel). Kemampuan
dalam arti mampu memimpin, mampu mengorbakan diri demi tujuan yang ingin dicapai,
baik korban waktu, tenaga, materi serta dapat diterima atau dapat dipercaya oleh anggota
masyarakat dan pejabat yang diatasnya. Sedangkan sebagai anggota yang baik, kita harus
memiliki loyalitas, patuh dan taat pada perintah atasan sebagai pemimpin, dan rela
berkorban serta bekerja keras untuk mendukung atasan dalam pencapaian tujuan yang
dalam ajaran agama disebut Satya Bela Bakti Prabu.
Hubungan kerjasama yang saling membutuhkan ibarat singa dengan hutan, yang perlu
diterapkan oleh pemimpin dan masyarakatnya. Sehingga dapat sukses dalam mencapai
tujuan yang diinginkan bersama. Tidak ada pemimpin yang sukses tanpa didukung
masyarakatnya, demikian pula sebaliknya.
Sebagaimana yang dijelaskan di dalam buku “Misteri Gajah Mada” karya: Purwadi,
2009, maka menurut Mahapatih Gajah Mada ada 18 ilmu kepemimpinan yang harus
diterapkan, diantaranya:
1. Wijaya
Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa yang tenang, sabar dan bijaksana serta tidak
lekas panik dalam menghadapi berbagai macam persoalan, karena hanya dengan jiwa
yang tenang masalah akan dapat dipecahkan.
2. Mantriwira
Seorang pemimpin harus berani membela dan menengakkan kebenaran dan keadilan,
tanpa terpengaruh tekanan dari pihak manapun
3. Natangguan
Seorang pemimpin harus mendapat kepercayaan dari masyarakat dan berusaha menjaga
kepercayaan yang diberikan tersebut, sebagai tanggungjawab dan kehormatan.
4. Satya Bakti Prabu
Seorang pemimpin harus memiliki loyalitas kepada kepentingan yang lebih tiggi dan
bertindak dengan penuh kesetiaan demi nusa dan bangsa.
5. Wagmiwak
Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan mengutarakan pendapatnya, pandai
berbicara dengan tutur kata yang tertib dan sopan, serta mampu menggugah semangat
masyarakatnya.
6. Wicaksaneng Naya
Seorang pemimpin harus pandai berdiplomasi dan pandai mengatur strategi dan siasat.
7. Sarjawa Upasama
Seorang pemimpin harus rendah hari, tidak boleh sombong, congkak mentang-mentang
menjadi pemimpin dan tidak sok berkuasa.
8. Dirosaha
Seorang pemimpin harus rajin dan tekun bekerja, pemimpin harus memusatkan rasa,
cipta, karsa dan karyanya untuk mengabdi kepada kepentingan umum.
9. Tan Satresna
Seorang pemimpin tidak boleh memihak dan pilih kasih terhadap salah satu golongan
atau memihak saudaranya, tetapi harus mampu mengatasai segala paham golongan.
Sehingga dengan demikian akan mampu mempersatukan seluruh potensi masyarakatnya
untuk menyukseskan cita-cita bersama.
10. Masihi Samasta Buwana
Seorang pemimpin harus mencintai alam semesta dengan melestarikan lingkungan hidup
sebagai karunia dari Tuhan dan mengelola sumber daya alam dengan sebaik-baiknya
demi kesejahteraan rakyat.
11. Sih Samasta Buwana
Seorang pemimpin harus dicintai oleh segenap lapisan masyarakat dan sebaliknya
pemimpin harus mencintai rakyatnya.
12. Negara Gineng Pratijna
Seorang pemimpin senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan
pribadi ataupun golongan, maupun keluarganya.
13. Dibyacita
Seorang pemimpin harus lapang dada dan bersedia menerima pendapat orang lain atau
bawahannya (akomodatif dan inspiratif).
14. Sumantri
Seorang pemimpin harus tegas, jujur, bersih dan berwibawa.
15. Nayaken Musuh
Seorang pemimpin harus dapat menguasai musuh-musuhnya, baik yang datang dari
dalam maupun dari luar, termasuk juga yang ada di dalam dirinya sendiri
(nafsunya/sadripu).
16. Ambek Parama Art
Seorang pemimpin harus pandai menentukan prioritas atau mengutamakan hal-hal yang
lebih penting bagi kesejahteraan dan kepentingan umum.
17. Waspada Purwa Arta
Seorang pemimpin harus selalu waspada dan mau melakukan mawas diri (instropkesi)
untuk melakukan perbaikan.
18. Prasaja
Seorang pemimpin harus berpola hidup sederhana (Aparigraha), tidak berfoya-foya atau
serba gemerlap.
Selain itu, Gajah Mada juga mengamalkan ajaran dari Prabu Arjuna Sasrabahu dalam
pewayangan, yang merumuskan ilmu kepemimpinan yang dikenal dengan Panca Titi
Darmaning Prabu atau lima kewajiban sang pemimpin. Yaitu:
1. Handayani Hanyakra Purana
Seorang pemimpin senantiasa memberikan dorongan, motivasi dan kesempatan bagi para
generasi mudanya atau anggotanya untuk melangkah ke depan tanpa ragu-ragu.
2. Madya Hanyakrabawa
Seorang pemimpin di tengah-tengah masyarakatnya senantiasa berkonsolidasi
memberikan bimbingan dan mengambil keputusan dengan musyawarah dan mufakat
yang mengutamakan kepentingan rakyat.
3. Ngarsa Hanyakrabawa
Seorang pemimpin sebagai seorang yang terdepan dan terpandang senantiasa
memberikan panutan-panutan yang baik sehingga dapat dijadikan suri tauladan bagi
masyarakatnya.
4. Nir bala Wikara
Seorang pemimpin tidaklah selalu menggunakan kekuatan atau kekuasaan di dalam
mengalahkan musuh-musuh atau saingan politiknya. Namun berusaha menggunakan
pendekatan pikiran dan lobi, sehingga dapat menyadarkan dan disegani pesaingpesaingnya.
5. Ngarsa Dana Upaya
Seorang pemimpin sebagai seorang kesatria harus senantiasa berada didepan dalam
mengorbankan tenaga, waktu, materi, pikiran, bahkan jiwanya untuk kesejahteraan dan
kelangsungan hidup masyarakatnya.
Terdapat pula beberapa kriteria yang harus dimiliki dalam kepemimpinan, sehingga
semakin menunjang keberhasilan dari seorang pemimpin maupun mereka yang dipimpin.
Diantaranya sebagai berikut:
1. Abikamika
Pemimpin harus tampil simpatik, berorientasi kebawah dan mengutamakan kepentingan
rakyat banyak dari pada kepentingan pribadi atau golongan.
2. Prajna
Pemimpin harus bersikap arif dan bijaksana, menguasai agama, ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta dapat dijadikan panutan bagi rakyatnya.
3. Usaha
Pemimpin harus proaktif, berinisiatif, kreatif dan inovatif (pelopor pembaharuan) serta
rela mengabdi tanpa pamrih untuk kesejahteraan rakyatnya.
4. Atma Sampal
Pemimpin harus mempunyai kepribadian: berintegritas tinggi, moral yang luhur serta
obyetif dan mempunyai wawasan yang jauh ke masa depan demi kemajuan bangsanya.
5. Sakya Samanta
Pemimpin sebagai fungsi kontrol harus mampu mengawasi bawahan (efektif, efisien dan
ekonomis) dan berani menindak secara adil bagi yang bersalah tanpa pilih kasih (tegas).
6. Aksudra Pari Sakta
Pemimpin harus akomodatif, mampu memadukan perbedaan dengan jalan
permusyawaratan dan pandai berdiplomasi, menyerap aspirasi dari bawahan dan
rakyatnya.
Memperhatikan apa yang pernah diterapkan oleh Mahapatih Gajah Mada, maka menjadi
jelaslah bahwa kepemimpinan itu sangatlah penting. Namun lebih penting lagi tentang
bagaimana memenuhi syarat untuk menjadi pemimpin yang baik dan menjadi seorang
yang dipimpin secara benar. Gajah Mada memiliki strategi dan kemampuan yang sangat
baik, sebab ia pun sadar bahwa untuk suksesnya pencapaian tujuan dari suatu
perkumpulan, maka sangat tergantung dari proses kerjasama dan rasa saling
membutuhkan diantara anggota dan pemimpinnya.
Jadi, untuk menjadi sebuah bangsa yang besar dan berwibawa, maka baiklah kita
mengambil pelajaran dari semua yang telah dijabarkan oleh nenek moyang kita itu. Dari
setiap prinsipnya, tidak satupun yang bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan dan
kebenaran. Semuanya sangat relevan dengan kehidupan kita sekarang. Bahkan patut
diterapkan sebagai tolak ukur keberhasilan.