DAFTAR ISI
BAB I Jaga Akidahmu .............................................................................
A. Parade Kemusyirikan Sinema Indonesia ..............................
B. Tradisi Yang Gak Suci ..........................................................
C. Kupas Tuntas Soal Hantu ......................................................
D. Sihir Syair Musik ....................................................................
BAB II Agar Gaul Gak Ngawur ...............................................................
A. Islam Gak Melarang Gaul .....................................................
B. Virus-Virus Gaul.....................................................................
C. Rasisme di sekitar kita ...........................................................
D. Kita dan Ortu ..........................................................................
E. Melawan Sihir sang Produsen……………………………..
BAB III Lejitkan Potensimu .......................................................................
A. Wirausaha, Kenapa Tidak? .....................................................
B. Saatnya Yang Muda Tampil .................................................
C. Suara Remaja
D. Berakhlak Mulia Yuk..............................................................
E. Selamatkan dunia kita ……………………………………...
F. Berubah itu Mudah, kok……………………………………
G. Teliti Memilih Informasi…………………………………...
BAB IV Hati-Hati itu Budaya Mereka .......................................................
A. Cuci Otak ala Hollywood.......................................................
B. Remaja Menimbang Televisi ................................................
C. Bohong ....................................................................................
Bab I : Jaga Akidahmu
Parade kemusyrikan Sinema Indonesia
Sungguh geram hati saya saat menyaksikan tayangan televisi yang mengiklankan
kehadiran film-film bernuansa horror dengan pemeran utamanya pocong, kuntilanak
merah, hijau dan sebagainya (hehehe.. kayak permen lollipop warna-warni). Salah satu
yang terbaru adalah film yang berjudul Terowongan Casablanca. Dari judulnya kita bisa
tebak film ini berjenis horor dan remaja walau gak menutup kemungkinan buat kelompok
usia lainnya. Kehadiran fim ini jelas menambah deretan film-film sejenis. Sebelumnya
kita mengenal film Jalangkung, Hantu Pondok Indah, Hantu Jeruk Perut, Kuntilanak dan
lain sebagainya.
Film ini berkisah tentang terowongan Casablanca dan cerita-cerita mistik yang
terdapat dalam terowongan ini. Dengan lakon utamanya Kuntilanak Merah. Begitu kirakira
sinopsis yang saya baca tentang film ini di salah satu surat kabar nasional. Dan
seperti film-film bertema sejenis film juga tak lupa di embel-embeli dengan kisah nyata.
Berikut ada sejumlah catatan tentang film-film bertema horror ini. Moga-moga dengan
sedikit catatan yang gak komplit ini dapat menimbulkan perspektif baru tentang film
bertema ini.
Selera Pasar
Sejak berdenyutnya kembali film dalam negeri yang dipelopori oleh film Ada Apa
Dengan Cinta. Para insan film – yang dimotori oleh generasi muda - semangat sekali
untuk memproduksi film-film bermutu. Bahkan piala Citra, penghargaan bagi insan film
dalam negeri dihidupkan kembali setelah sekian lama harus vakum.
Tetapi sayangnya film-film bermutu (dalam artian bergizi dan mampu
menciptakan energi positif bagi penontonya) sangat sedikit (untuk mengatakan tidak
sama sekali). Diantara film-film yang bagi saya bagus ialah Gie, Rindu Kami Padamu,
sedang sisanya ialah film-film yang dibuat hanya untuk memuaskan selera pasar. Dimana
salah satunya adalah film-film bertema horror ini.
Memang sih gak salah membuat film yang bertema pasar dan itu merupakan suatu
keharusan. Karena kita gak bisa memungkiri di era globalisasi dan keterbukaan ini dunia
film sudah masuk dalam lingkaran bisnis yang ujung-ujungnya bicara keuntungan.
Namun, sayangnya upaya mendapatkan untung yang besar ini belum diimbangi dengan
kualitas film yang dihasilkan baik secara ide, cerita dan lain sebagainya.
Kayaknya ini adalah pekerjaan rumah yang besar bagi insan film di tanah air.
Bagaimana menciptakan film yang berkualitas tetapi disisi lain juga tidak mengurangi
penghasilan yang didapat.
Kisah Atau Mitos Nyata
Walau film ini di embel-embeli dengan kisah nyata atau yang pernah terjadi tetapi
kayaknya hal itu masih perlu dibuktikan lagi. Nah, disinilah kita seharusnya cerdas dan
kritis. Jangan jadi orang yang gampang percayaan aja. Misalnya, kita bisa bertanya
dengan pertanyaan, apakah benar kisah itu terjadi dan mereka melihatnya atau setidaknya
setiap orang pernah melihatnya secara langsung? Karena saya yakin mereka itu hanya
mendengar dari orang-orang saja dan orang yang menceritakan pun juga mendengar dari
orang lainnya yang sudah sangat jauh rentang waktunya. Nah kalo memang benar begini
maka seharusnya itu dinamakan mitos nyata dong jangan dengan kisah nyata.
Mitos itu secara gampangnya bisa diartikan dengan suatu informasi yang
sebenarnya salah tetapi dianggap benar karena telah beredar dari generasi ke generasi.
Begitu luasnya suatu mitos beredar di masyarakat sehingga masyarat tidak menyadari
bahwa informasi yang diterimanya itu tidak benar. Karena begitu kuatnya keyakinan
masyarakat terhadap suatu mitos tentang sesuatu hal, sehingga mempengaruhi perilaku
masyarakat. Begitu, tentang mitos. sesuatu yang sukar untuk dibuktikan kebenarannya.
Misalnya, dahulu orang tua kita suka berpesan kepada mereka-mereka yang sedang hamil
untuk selalu membawa gunting agar kuntilanak tidak mengambil anaknya. Nah, kisah
seperti ini kan susah bangat untuk dibuktikan kebenarannya coba sekarang banyak kok
ibu-ibu yang sedang hamil tetapi gak pernah tuh anaknya dibawa terbang oleh kuntilanak
karena gak membawa gunting seperti yang suka ada di film-film. Atau juga bagaimana
dahulu sebelum diadakannya penelitian yang mendalam orang-orang Eropa percaya
bahwa bumi ini datar. Nah kira-kira seperti itulah mitos.
Makanya dari pada membuat suatu kisah yang jelas-jelas susah untuk
dipertanggungjawabkan kebenarannya, saya ada usul mengapa tidak membuat film yang
bersetting kisah nyata itu dengan yang bisa membuat penontonnya berpikir positif.
Sebab, dengan menonton film-film horror tersebut jelas yang tercipta adalah energi
negative yaitu ketakuta.
Misalnya bisa kita buat film tentang kepahlawanan Indonesia. Seperti film Cut
Nyak Dien atau film Fatahillah. Kalo alasannya ogah membuat film tersebut karena takut
gak direspon pasar dan gak menghasilkan untung kayaknya itu hanya alasan yang dibuatbuat
aja. Kita bisa lihat bagaimana film Cut Nyak Dien mampu mendapatkan
penghargaan internasional dan mampu menyedot penonton yang besar di dalam negeri.
Kalo masih belum puas juga silakan lihat fim Pearl Harbour atau film Titanic produksi
Hollywood. Bukankah kedua film tersebut sukses besar dipasaran. Jadi sebenarnya
tinggal bagaimana mengemasnya aja bukan factor kisahnya. Kita bisa belajar pada film
Gie. Walau gak menampilkan adegan horror nih film sukses juga dipasaran kok.
Ada baiknya kita menyimak apa yang dikatakan oleh Musthapa Akad sutradara
film Ar-Risalah atau The Message. Yang saya kutip dari buku Yes! I am Muslim karya
kang O. Solihin. “film-film sejarah memiliki daya kreativitas yang tinggi. Film-film
modern hanya memiliki kelebihan di bidang dialog dan teknologinya, tetapi tidak
memiliki kreativitas tersebut. Kita, umat muslimin, memiliki masa lalu yang indah, yang
sangat berguna untuk kita jadikan sebagai pelajaran bagi masa depan kita. Kekhawatiran
saya ialah terhadap jebakan-jebakan yang dipasang oleh musuh-musuh kita. Jebakanjebakan
ini mereka tebarkan melalui propaganda lewat media-media massa mereka.
menurutku media massa dapat dijadikan sebagai senjata yang jauh lebih mematikan
daripada bom dan tank”
Kemudian yang menjadi kekhawatiran saya dengan banyaknya film-film seperti
ini. Jangan-jangan nanti seluruh Jakarta atau bisa juga Indonesia akan menjadi daerah
yang angker dan selalu dipenuhi hantu. Coba aja kamu perhatikan, Pondok Indah sudah,
begitu juga Jeruk Purut, dahulu ada jembatan Ancol sekarang Terowongan Casablanca.
Kedepannya bisa jadi ada film hantu Hotel Indonesia, Hantu Jembatan Semanggi, hantu
Jembatan Cawang, hehehe…..
Film Itu Menggambarkan Kebudayaan
Ya, begitulah seharusnya film itu. Ia seharusnya menggambarkan kebudayaan
suatu bangsa. Untuk hal yang satu ini kita harus belajar banyak pada bangsa Jepang. Ya,
bangsa Jepang telah sejak lama menjadikan media ini untuk mentransfer budaya kepada
penduduknya. Ketika membuat film mereka tidak asal membuatnya. Tetapi juga mereka
memikirka pola pikir apa yang akan dibentuk oleh film tersebut.
Misalnya, ketika Jepang ingin berprestasi dalam olahraga sepakbola.. Mereka
membuat fim Tsubatsa untuk mempopulerkan olahraga ini sekaligus menimbulkan
nasionalisme yang tinggi. Bagaimana enggak dalam film ini tim nasional Jepang bisa
mengimbangi tim-tim yang terkenal kuat dalam bidang sepakbola seperti Argentina,
Brasil dan lain sebagainya. Dan hasilnya terbukti saat jepang menjadi tuan rumah World
Cup 2002 bersama Korea Selatan. Walau mereka tidak menjadi juara setidaknya mereka
tidak tampil memalukan. Bahkan para pengamat sepakbola memprediksi Jepang akan
menjadi salah satu kekuatan sepakbola di Asia dan tidak menutup kemungkinan untuk
tingkat dunia.
Kemudian kamu-kamu juga bisa belajar pada sekuel film Rambo. Film yang
dibintangi oleh Sylvester Stallone ini juga merupakan salah satu produk propaganda dan
pembentukan kebudayaan bagi bangsa Amerika. Dalam satu diskusi seorang teman
mengatakan bahwa film Rambo itu dibuat untuk menutupi kekalahan Amerika dalam
perang Vietnam. Padahal fakta dan data jelas mengatakan Amerika kalah dalam perang
ini.
Maka untuk menciptakan hegemoni Amerika terhadap dunia dan terlebih kepada
bangsanya dibuatlah film Rambo ini. Yang dalam perjalanannya film ini berkembang
dengan menampilkan kepahlawanan Rambo dalam perang Afghanistan. Padahal jelas
yang berjuang disana adalah para Mujahidin Islam. Setidaknya pesan yang ingin
disampaikan dalam film ini adalah bagaimana Amerika telah menjadi negara yang
berusaha untuk menciptakan perdamaian di dunia.
Nah, sebagai negara yang mayoritas umat Islam ada baiknya kita membuat film
yang juga menggambarkan kebudayaan Islam itu sendiri. Siapa yang gak tahu film The
Message. Film yang menceritkan kehidupan Rasulullah saw itu sangat berkesan tidak
hanya bagi umat Islam tetapi juga umat di luar Islam. konon ketika film ini diputar untuk
pertama kalinya di Jepang. Banyak warga sana yang segera menyatakan keislamannya.
Menebarkan Kemusyrikan
Nah, inilah efek atau virus berbahaya yang dibawa dari beredarnya film-film
bertema horror tersebut. Walau banyak orang yang tidak menyadarinya, namun secara
halus atau tak langsung para penontonnya digiring kearah kemusyrikan. Ya kok bisa?
Bagaimana tidak bila film-film ini menimbulkan satu tradisi yang gak suci.
Dalam satu acara di salah satu radio swasta seorang pendengarnya mengatakan.
Dahulu ia ketika lewat terowongan Casablanca itu perasaannya aman-aman aja. Walau
tidak jarang ia melalui lokasi itu tepat diatas jam sebelas. Namun, ketika ia membaca
sinopsi tentang film tersebut ia merasa ada yang belum komplit kalo gak membunyikan
klakson mobilnya sebanyak tiga kali.
Nah, hal ini dilakukannya agar ia selamat dari tragedi terowongan tersebut, sebab,
konon kabarnya barangsiapa yang tidak membunyikan klakson kendaraannya sebanyak
tiga kali akan mendapatkan musibah ketika melewati terowongan tersebut. Lihat,
bagaimana seseorang yang tadinya aman-aman aja bisa terjerumus kedalam kemusyrikan.
Sebabnya, ia menggantungkan nasibnya pada selain Allah swt. Padahal dalam Islam tuh
jelas bahwa tak ada yang boleh ditakuti, dimintai pertolongan, pengharapan selain Allah
swt.
Jadi hati-hati deh dengan parade film horror ini. Jangan-jangan kita terjerembab
dalam lubang kemusyrikan. Sebab efek dari kemusrikan itu akan menguapkan segala
amal-amal saleh kita menjadi tak berarti dan tak bernilai dihadapan Allah swt. Yang
parahnya kemusyrikan itu akan mengantarkan kita neraka, ihhhh… pastinya gak mau
kan?
“Sesungguhnya orang-orang yang kufur dengan keberadaan kami, maka akan
kami masukka ke dalam neraka. Seiap kali terkelupas kulit mereka, akan kami gantikan
dengan kulit yang lain supaya mereka merasakan azab” (An-Nisa : 56)
Jadi kalo emang kita takut ama yang namanya setan, ya jangan minta pertolongan
ama dia dong. Minta pertolongan dan perlindungan ama Allah swt, lagian aneh udah tahu
kita takut malah kita minta pertolongan. Coba kalo kita takut ama penjahat kemana kita
melapor dan pinta tolong? Pastinya ama petugas keamanan dong. Gak mungkin kan, ke
penjahatnya juga. Yang ada kita malah diperas. Ya ga?
Tradisi Yang Gak Suci
Siang itu di kaki gunung merapi sekelompok orang atau tepatnya tentara keraton
tengah bersiap-siap untuk melakukan ruwatan ke gunung merapi. Dengan membentuk
dua baris pasukan yang rapi mereka mulai menaiki kaki gunung merapi dengan
membawa sesaji untuk penguasa gunung tersebut.
Sebelum sampai ke tempat yang dituju mereka harus mampir dulu ke juru kunci
gunung merapi yang kita kenal dengan nama mbah Marijan. Mulailah dilakukan
seserahan antara utusan keraton dengan mbah Marijan, yang selanjutnya dialah orang
yang akan meneruskan acara ini hingga ke tempat yang telah dituju.
Setelah seserahan berlangsung si mbah Marijan langsung memimpin rombongan
menuju ke tempat upacara. Sesampainya disana si mbah Marijan melakukan ritual,
setelah itu ia menjelaskan maksud kedatangannya yaitu ingin melakukan penghormatan
kepada penguasa gunung Merapi. Lalu selesailah acara yang sebelumnya diadakan
pembagian sesaji kepada masyarakat yang beranggapan bahwa sesaji itu bisa membawa
segala macam keberuntungan baik itu rejeki, jodoh atau bisa juga menyembuhkan
penyakit.
Kisah ini kisah nyata bukannya kisah novel or fiksi kalo gak percaya tanya aja ama
mbah Marijan, terjadi beberapa minggu setelah meletusnya gunung merapi dan gempa
yang terjadi di wilayah Jogyakarta. Mereka yang melakukannya menganggap bahwa
musibah itu disebabkan karena kemarahan si penguasa gunung yang merasa kurang
diperhatikan oleh penduduk di sekitarnya.
Kejadian serupa juga banyak terjadi di negeri ini. Misalnya ketika terjadi tsunami di
pantai pangandaran. Penduduk wilayah itu ramai-ramai langsung melakukan ruwatan
disertai dengan melemparkan sesaji yang ditujukan bagi ratu kidul yang mereka anggap
tengah marah karena tidak diperhatikan lagi oleh penduduk sekitarnya. Atau juga ritual
yang sering dilakukan oleh para nelayan dengan maksud agar tangkapannya semakin
banyak dan tidak terganggu keselamatannya. Atau kalo dulu suka ada ritual pemotongan
kepala kerbau ketika pembangunan suatu gedung, dimana dengan begitu pembangunan
gedung tersebut akan lancar dan nggak akan terjadi suatu masalah apapun.
Nah, kisah-kisah ini merupakan bukti nyata bagaimana masih banyaknya tradisitradisi
yang bertentangan dengan ajaran agama masih banyak dianut oleh umat Islam
(karena emang kebanyakan pelakunya beragama Islam). Yang lebih parahnya sekarang
juga mulai banyak masuk tradisi-tradisi import yang tidak berasal dari negeri kita seperti
budaya Hallowen, Thanksgiving dan segala macamnya
Alasan mereka melakukan ini biasanya hanya dengan ungkapan, ‘Ah, inikan sudah
tradisi” atau, “emang udah dari sononya begitu” yang lebih parahnya banyak kegiatan
seperti ini yang dilestarikan dan dilindungi oleh pemerintah dengan alasan sebagai
penarik wistawan agar mau berkunjung ke negeri ini. Alasan ini juga yang dulu di
lontarkan oleh kaum musryikin Mekkah ketika diajak oleh Rasulullah saw untuk
memeluk agama Islam. Hal ini diabadikan oleh Al-Qur’an sebagaimana yang tercatat
dalam surah Al-Baqarah ayat 170
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,”
mereka menjawab, “(tidak!) kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek
moyang kami (melakukannya).” Padahal nenek moyang mereka itu tidak mengetahui
apapun, dan tidak mendapt petunjuk (QS. Al-Baqarah: 170)
Kalo nenek moyangnya itu orang yang shalih atau baik secara akidah dan ibadahnya
itu gak masalah untuk diikutin apa yang diajarkan dan diwariskannya, malah itu sebuah
keharusan.. Tetapi yang repot itu kalo tradisi nenek moyang itu malah menyesatkan atau
gak ada sandaran dan penjelasannya yang lebih parahnya kalo nenek moyangnya itu juga
dapat dari nenek-nenek moyangnya terdahulu hehehe... aseli kalo begini mah makin gak
jelas, parah dan ruwet aja.
Ada baiknya kita mencontoh Ibrahim as. Bapaknya para nabi. Emangnya ada apa ya
dengan nabi Ibrahin ini? Begini sobat, nabi kita ini terlahir dan hidup ditengah-tengah
keluarga penyembah berhala. Bahkan bapaknya yang bernama Azar itu seorang pembuat
berhala yang terkenal dan jempolan.
Namun walaupun begitu nabi Ibrahim ini gak mentah-mentah mengikuti apa yang
menjadi ikutan kelaurganya. Ia bahkan berpikir dan mencoba mengkritisi mengapa sih
manusia-manusia itu menyembah patung yang gak bisa ngapa-ngapain dan ironisnya
patung tersebut yang buat manusia juga.
Akhirnya ia berkesimpulan bahwa patung atau berhala itu gak layak disembah dan
dijadikan tuhan. Mungkin ketika itu nabi Ibrahim bepikir, “ciptaannya aja bisa jalan dan
lari masa sih yang menciptakan hanya diam terpaku saja” lalu ia mengalihkan
perhatiannya kepada matahari. Ia menganggap inilah yang tepat sebagai tuhan bayangkan
matahari itu bisa menyinari seisi bumi yang besar ini.
Tetapi ia kembali kecewa ketika ternyata matahari itu terbenam di waktu malam.
Namun kekecewaannya segera terobati ketika ia melihat bulan memancarkan keindahan
sinarnya. Ia berpikir inilah tuhan yang indah dan juga besar. Namun hal itu juga tidak
berlangsung lama sebab di pagi hari ia kembali kehilangan bulan.
Setelah mencari kesana-kemari akhirnya nabi Ibrahim berhasil menemukan apa yang
ia cari. Ketika beliau merasakan bahwa Allah swt. Adalah Tuhan sesungguhnya yang ia
cari selama ini. Dzat yang memberinya kehidupan dan juga kematian, Dzat yang
memberi manusi rezeki dan rahmat-Nya yang tak terhingga dan lain sebagainya.
Coba kita lihat bagaimana nabi Ibrahim berani untuk keluar dari kungkungan nenek
moyangnya. Dan beliau tidak serta merta mengikutinya walau hal itu telah menjadi
pegangan kedua ortunya. Ia berani tampil beda tapi gak asal beda kayak gerombolan anak
punk yang gak beraturan itu walau bermaksud mengkritisi keadaan eh malah banyak dari
mereka yang menyusahkan keadaan.
Nabi ibrahim gak begitu. Ia tampil beda dengan berpikir logis dan nyata serta gak
mengada-ngada. Ini juga yang seharusnya kamu lakukan apabila diajak oleh siapapun
untuk ikut suatu acara dengan nama tradisi atau adat-istiadat. Kamu harus terlebih dulu
mengolah dalam databasemu apakah acara itu melanggar aturan agama atau tidak.
Kalo tidak ya gak masalah kamu lakukan tetapi kalo memang acara-acara tersebut
akan mendatangkan kemudaratan kepada kita ada baiknya kamu berpikir seribu kali
sebelum mengiyakan ajakan tersebut. Coz, memang kita di masa usia remaja ini sangat
banyak akan berhadapan dengan hal-hal baru yang sebelumnya tidak pernah kenal
sewaktu masih berada dalam ‘proteksi’ ortu kita.
Islam tidak anti tradisi
Pernah ada ilmuwan yang bilang bahwa Islam itu anti tradisi sehingga dia khawatir
kalo Islam berkuasa maka (Islam) akan membabat habis tradisi yang udah mengurat
mengakar di suatu daerah. Namun benarkah hal itu? Nah, sebelum menjawab hal itu mari
kita lihat kebelakang kira-kira sekitar lima belas abad yang lalu zaman ketika Rasulullah
saw masih segar. Kok harus jauh-jauh? Ya karena patokan kita melihat Islam itu ya
Rasulullah saw.
Suatu ketika Aisyah ra menikahkan kerabatnya yang berasal dari kalangan Anshar.
Kalangan Anshar ialah sebutan bagi mereka yang berasal dari Madinah sedang sahabat
yang berasal dari Mekkah disebut dengan kaum Muhajirrin. Lalu Rasulullah saw
bertanya kepada Aisyah, “Apakah kamu akan memberi hadiah kepada gadis itu?”
Aisyah menjawab, ‘ya’ kemudian Rasulullah saw bertanya lagi , ‘Apakah kamu mengirim
seseorang untuk bernyanyi bersamanya?’ Aisyah menjawab, ‘tidak’ mendengar jawaban
itu Rasulullah saw bersabda, ‘sesungguhnya kaum Anshar itu adalah kaum yang suka
merayu, maka alangkah baiknya jika kamu kirimkan bersama gadis itu orang yang
mengatakan (menyanyikan): ‘kami datang, kami datang, selamat datang kami, selamat
datang kamu.” Kisah diatas diriwayatkan oleh Imam ibnu Majah.
Kisah diatas mengajarkan kepada kita bahwa Islam itu tidak anti dengan tradisi atau
kebiasaan yang sudah beredar di suatu kaum, selama tradisi atau kebiasaan suatu kaum
tersebut tidak melanggar perintah agama yang diajarkan.
Bahkan banyak kok landasan hukum yang diambil dari tradisi-tradisi yang beredar di
dalam masyarakat. Dalam bukunya yang berjudul Sistem Pemerintahan dan Adat Dalam
Islam (kamu juga bisa membaca buku ini loh seandainya penjelasan saya ini masih
kurang) Dr Samir Aliyah menuliskan, “Sebagian ulama menyebutkan bahwa ijma pada
mulanya adalah tradisi penduduk Madinah, kemudian berkembang setelah itu hingga
menjadi ijma para mujtahid di setiap masa”
Untuk kamu ketahui bahwa ijma itu adalah salah satu sumber hukum Islam setelah
Al-Qur’an dan Sunnah. Ijma dapat diartikan dengan kesepakatan para Mujtahid dalam
suatu masa setelah wafatnya Rasulullah saw.
Nah, bukti diatas meyakinkan kepada kita bahwa Islam tuh tidak anti tradisi atau adat
yang telah berkembang luas di suatu kaum. Namun, memang tidak semua adat dapat
diakui oleh Islam. Sebab, Islam sangat menentang adat atau tradisi yang merendahkan
harkat dan martabat manusia. Seperti yang dilakukan oleh mereka yang tinggal di laut
selatan jawa yang selalu melakukan ‘ibadah’ kepada nyai ratu kidul untuk memohon
keselamatan dan berkahnya.
Atau bagaimana dengan mereka yang percaya bahwa lumpur Lapindo di Sidoarjo
dapat diselesaikan dengan cara menaruh sesajen dan sembahan yang dilemparkan
kedalam lumpur yang meluap tersebut. Nah, inilah tradisi yang sangat-sangat ditentang
Islam sebab selain gak ada gunanya hal ini hanya malah akan menambah kemudaratan ke
manusia. Lagian kalo kita mo pake logika sedikit, hal-hal seperti itu benar-benar kagak
masuk diakal dan kayaknya di zaman yang penuh dengan rekayasa teknologi saat ini kok
aneh yah kalo masih ada orang yang percaya ama hal-hal yang seperti itu.
Oh ya, ada baiknya sebelum kita mengikuti sesuatu itu tahu dulu untuk apa dan
manfaat apa yang kita dapat dengan mengikuti adat-adat yang gak jelas tersebut. Jadi gak
sekedar hanya ikut-ikutan. Allah swt berfirman,
“ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Israa: 36)
Coba deh kita renungkan ayat diatas.untuk sekedar membantu dibawah ini saya
kutipkan penafsiran yang dilakukan oleh ustad Sayyid Quthb dalam tafsir Fhi Zhilalil
Qur’an
Beberapa kalimat dalam ayat ini menjadi landasan bagi terbangunnya sebuah
manhaj yang komprehensif untuk urusan hati (jiwa) dan akal (rasio). Manhaj ini
meliputi metodologi ilmiah yang ditemukan oleh manusia akhir-akhir ini. Lebih dari
sekedar metode ilmiah, manhaj ini pun mempunyai nilai tambah berupa teori untuk
meluruskan hati dan muraqabatullah atau pemantauan dari Allah. Yakni, suatu
keistimewaan manhaj Islam yang tak dimiliki oleh system dan metodologi intelektual
lainnya yang kering nilai.
Sikap klarikatif dalam menerima setiap berita, setiap fenomena dan setiap gerakan
sebelum memutuskan tindakan lebih lanjut adalah seruan al-Qur’an dan system
metodologis Islam yang sangat akurat. Karena apabila hati dan akal (rasio) ini lurus
di atas manhaj Islam, pastilah tak akan ada lagi ruang bagi tumbuhnya utopia, ilusi
dan khurafat dalam dunia akidah (ideologi). Tak ada lagi tempat bagi adanya
prasangka dan keragu-raguan dalam dunia hukum dan dunia pergaulan. Juga tak
ada lagi tempat bagi penilaian yang dangkal dan hipotesis yang tak berdasar fakta
dan data dalam dunia penelitian dan praktek-praktek ilmiah.
Amanat ilmiah yang sangat didambakan para pakar didunia modern ini, hanyalah
sekelumit dari bagian amanat intelektual (akal) dan amanat spiritual (Hati) yang
sudah ditetapkan pertanggunganjawabannya dari Al-Qur’an. Al-Qur’an menetapkan
bahwa manusia bertanggung jawab atas pendengaran, penglihatan dan hatinya di
hadapan Sang Pemberi anugerah pendengaran, penglihatan, dan hati. Inilah amanat
atas seluruh anggota tubuh dan indra, akal dan hati. Suatu amanat yang akan
dimintakan pertanggungjawabannya atas setiap manusia, dan juga akan ditanyakan
kepada anggota tubuh, pancaindra, akal dan hati itu seluruhnya. Sebuah amanat
yang besar dan mendasar, sehingga mampu menggetarkan hati nurani di saat lisan
mengucapkan kata-kata, atau tatkala menyampaikan sebuah riwayat. Juga setiap kali
hendak memberikan penilaian (pernyataan) atas orang lain atau kejadian dan
masalah tertentu.
Nah, gimana saya rasa sudah jelaskan pernyatan ustad Sayyid Quthb diatas? Jadi
sekarang sebelum kita mengikuti acara atau kegiatan yang kita belum tahu manfaatnya
bagi kita ada baiknya atau harus kita pikirkan faedah, manfaat atau kegunaan acara
tersebut bagi diri kita. Agar, nanti kita tidak mendapatkan sesuatu yang memberatkan di
alam akhirat sana.
Kupas Tuntas Soal Hantu
Apa yang terbayang dalam benakmu ketika disebutkan judul-judul film seperti,
Hantu Jeruk Purut, Terowongan Casablanca, Suster Ngesot, Bangku Kosong dan lain
sebagainya? Pasti yang terbayang dalam benak kita adalah gambaran seram tentang
sosok-sosok hantu dan kuntilanak. Yap, memang sosok-sosok seperti itulah yang saat ini
sedang booming untuk dijadikan film. Dengan diembel-embeli kisah nyata atau memang
pernah benar-benar kejadian di suatu lokasi ditambah dengan sedikit pernyataan dari
saksi mata maka itu akan menjadi suatu hal yang menarik untuk dijadikan jualan.
Mencermati fenomena kehadiran hantu dan gerombolannya dalam sinema
Indonesia saat ini seorang teman pernah beranekdot seandainya ada acara ajang
penghargaan sekelas Oscar maka bisa jadi yang akan jadi pemenang utamanya adalah
actor-aktor seperti kuntilanak atau suster ngesot. Harap maklum tokoh-tokoh seperti ini
sangat laris sekali dalam sinema Indonesia kali ini.
Tapi Guys, tahukah atau sadarkah sesungguhnya film-film seperti itu sangat
rentan dan berbahaya bagi keimanan kita kaum muslim. Lho kok bisa ya? Ya jelas karena
dalam tayangan-tayangan tersebut ditayangkan berbagai macam hantu, setan, ruh yang
telah mati dan sejenisnya dari mahkluk-mahkluk ghaib. Ambil contoh film Terowongan
Casablanca, menurut kabar dan cerita kawan yang sudang menonton, kisah ini,
merupakan kisah nyata dari seorang gadis yang tewas secara tidak wajar dikawasan
tersebut (sekitar Kuningan Jak-sel), dan karena tewas secara tidak wajar, maka arwah
gadis tersebut penasaran dan sampai sekarang masih “berkeliaran” disekitar kawasan
tersebut. Laa hawla walaa quwwata illa billah. Padahal ketika orang-orang bertanya
kepada Rasulullah saw tentang ruh, maka Allah swt berfirman kepada nabi-Nya:
“Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad saw) tentang ruh. Katakanlah,
”Ruh itu termasuk urusan Tuhanku”. (QS. Al-Isra’:85)
Apakah para produser, sutradara, para pemain tayangan-tayangan tersebut atau
setiap orang yang meyakini keyakinan sesat tersebut merasa lebih ‘alim, lebih pintar dan
lebih paham dari Rasulullah saw? Ketika Rasulullah saw ditanya tentang ruh, maka
Rasulullah diperintahkan oleh Allah swt untuk menjawab, ruh itu urusan Allah swt dan
kita sama sekali tidak berhak dan diharamkan untuk mengatakan sesuatu yang kita tidak
punya pengetahuan atasnya.
Lalu bagaimana dengan pengalaman-pengalaman orang-orang yang pernah
melihat dan menjumpai hantu, setan dan sejenisnya dari mahkluk halus? Karena emang
gak sedikit loh manusia yang mempunyai pengalaman seperti itu. Para ulama telah
sepakat bahwa makhluk yang biasa menyerupai orang-orang yang telah meninggal itu
adalah para jin-jin bodoh dan sesat. Mereka tampil tidak lain hanya untuk menyesatkan
manusia dari hanya takut kepada Allah swt menjadi takut kepada selain-Nya. Oh ya, bagi
yang masih meyakini bahwa ruh yang telah mati bisa hidup lagi ke bumi ada baiknya kita
simak perkataan Al-Imam Sun’ullah Al-Hanafi rahimahullah, salah seorang ‘ulama
madzhab Hanafi sebagaimana dinukil dari kitab Fathul Majid mengatakan: “Barang
siapa yang percaya/meyakini bahwa ruh yang telah mati masih bisa melakukan
sesuatu/masih bisa berperan dialam kehidupan dunia ini, maka kuffur hukumnya”. Nah
loh.
Kemudian permasalahan lain muncul, yakni apakah jin bisa dilihat oleh manusia?
Sedangkan Allah swt berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:
“Dia (iblis) dan bala tentaranya melihat kalian (selalu mengamati kalian) dari
arah yang kalian yang tidak dapat melihatnya.” (QS. Al-A’raf: 27)
Ketika menafsirkan ayat ini Mujahid1 dan Qatadah2 rahimahumallah berkata :
”(Bala tentara iblis) adalah jin para setan.” (Al-Jami’li Ahkamil Qur’an 7/120,
Ma’alimut Tanzil 2/129). Sedangkan Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah ketika
menafsirkan ayat tersebut berkata: “Sebagian ‘ulama berkata: ”Dalam ayat ini terdapat
dalil/bukti bahwa jin itu tidak dapat dilihat, namun ada pula yang berpendapat mereka
bisa dilihat. Karena jika Allah swt berkehendak memperlihatkan mereka, Allah akan
menyingkap (tabir yang menghalangi untuk meilhat mereka) jasad-jasad mereka
sehingga terlihat oleh mata.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 7/120). Sedangkan Al-Imam
1 Seorang Tabi’in dari Makkah dan salah satu murid ‘Abdullah bin ‘Abbas r.a
2 Seorang Tabi’in dari Kuffah dan salah satu murid ‘Abdullah bin Mas’ud r.a
Ibnu Abi Syaibah rahimahullah mengeluarkan atsar (pernyataan yanag berasal dari
sahabat Nabi Saw) dari ‘Umar bin Khattab r.a yang sanadnya dishahihkan oleh Al-Hafizh
Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari (6/414): ”Sesungguhnya Ghilan disebut
disisi ‘Umar r.a, maka ia berkata: “Sungguh seorang tidak akan mampu merubah dari
bentuknya yang telah Allah swt ciptakan. Akan tetapi mereka (para setan) memiliki
tukang sihir seperti tukang sihir kalian. Maka jika kalian melihat setan itu,
kumandangkanlah adzan.” Oh ya yang dimaksud dengan Ghilan atau Ghul adalah setan
yang biasa menyesatkan musafir yang sedang berjalan di gurun. Mereka menampakkan
diri dalam bentuk yang mengejutkan dan menakutkan sehinggga membuat musafir takut.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Yang ada didalam Al-
Qur’an, para jin melihat manusia sementara manusia tidak dapat melihat mereka. Inilah
yang benar, dimana mereka dapat melihat manusia dalam keadaan manusia tidak dapat
mereka. Namun ini tidaklah menunjukkan bahwa tidak seorangpun dari manusia yang
dapat melihat mereka, bahkan sebaliknya terkadang mereka terlihat oleh orang-orang
shalih bahkan juga oleh orang yang tidak shalih, akan tetapi manusia tidak dapat
melihat mereka dalam seluruh keadaan.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah, 8/8).
Adapun perkataan Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah yang menyatakan:
“Barang siapa yang mengaku melihat jin, maka kami batalkan persaksiannya (tidak
menerima persaksiannya) terkecuali bila ia seorang nabi.” Maka Al-Hafizh Ibnu Hajar
rahimahullah mengomentari ucapan Al-Imam Asy-Syafi’i tersebut: “Ucapan Al-Imam
Asy-Syafi’i ini ditujukan kepada orang yang mengaku-aku melihat jin dalam bentuk
aslinya. Adapun kalau ada yang mengaku melihat jin setelah berubah keberbagai bentuk
hewan misalnya, maka persaksiannya tidak dianggap cacat. Sungguh banyak dan
tersebar (secara mutawatir) berita-berita yang mengabarkan perubahan jin tersebut
keberbagai bentuk.” (Fathul Bari, 6/414)
Nah, sekarang dah jelaskan bahwa hantu-hantu dan gerombolannya yang sering
dijumpai dan dilihat oleh manusia adalah para jin kafir yang memang menghendaki
kesesatan bagi manusia sehingga manusia mengatakan: “Ruhnya si anu datang, awas!
tempat itu angker, arwahnya gentayangan untuk menuntut balas”, dan perkataanperkataan
sejenis lainnya yang akan menjauhkan kita dari Allah Swt. Tentang yang satu
ini Allah swt telah memberi peringatan kepada kita didalam Al-Qur’an:
“Hai Anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan
sebagaimana ia telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari
kedua pakaiannya untuk memperlihatkan kedua ‘auratnya.” (QS. Al-A’raf: 27).
Maka jika kita menjumpai para jin kafir tersebut dalam sosok dan wujud
apapun, mintalah pertolongan hanya kepada Allah swt. Jangan meminta pertolongan
kepada mereka yang mengaku sebagai ‘orang pintar’ atau pemburu hantu sekalipun., dan
bacakanlah ayat kursi, surat Al-Falaq dan An-Naas dan senantiasa membacanya setelah
shalat fardhu, pada waktu pagi dan petang, dan sebelum tidur sebagaimana yang
diamalkan dan diajarkan oleh Rasulullah saw dalam hadist-hadist yang shahih, atau
mengumandangkan adzan sebagaimana atsar yang shahih dari ‘Umar bin Khattab r.a
yang telah disebutkan diatas.
Sihir Syair Musik
Aku punya teman
Teman sepermainan
Dimana ada dia selalu ada aku
Dia memang manis
Dan juga baik hati
Dan dia selalu ada waktu
Untuk membantuku
Tentunya kamu-kamu masih ingat kan dengan teks lagu diatas? Yap, itu potongan
syair dari lagu Teman tapi Mesranya (TTM) duo Ratu, yang digawangi oleh Maya
Ahmad dan Mulan Kwok. Ini lagu sempat merajai sejumlah tangga lagu baik itu di radio
maupun di telivisi. Tapi tahu gak semenjak nih lagu keluar yang namanya TTM itu mulai
menjadi trend baru or gaya hidup dalam hubungan para remaja. Lagu ini bisa dibilang
sebagai pintu lagu-lagu yang melegalkan selingkuh.
Para remaja serasa gak komplit kalo belum memiliki TTM nya sendiri. “Ada yang
kurang aja gitu” kata seorang teman ketika saya tanya alasannya memiliki TTM. Gak
perduli laki or cewek sekarang asyik mulai mencari TTMnya masing-masing.
Virus TTM ini ternyata tidak hanya menghinggapi anak-anak gaul aja loh. Anakanak
pengajian juga kena dengan virus ini, tetapi agak beda modus operandinya. Bila
anak gaul berwal dari pertemanan terus berujung mesra. Maka di anak pengajian bermula
dari TTM itu berubah menjadi Ta’aruf Tapi Mesra. Maksudnya mau kenalan dan
menyamakan persepsi tetapi lama kelamaan polanya gak ubahnya orang-oarng yang
berpacaran.
Jadi gak benar atau keliru tuh, kalo ada yang bilang musik itu hanya sekedar
hiburan tanpa adanya paham atau ideology yang ditawarkan. Seorang filosof besar
semacam Friedrich Wilhelm Nietzsche (1844-1900) pun mengumandangkan betapa
bermaknanya musik dalam kehidupan ini. Nietzsche mengatakan: ”Without music life
would be a mistake”, tanpa musik hidup ini akan menjadi sebuah kekeliruan.
Adakalanya nih kita-kita sering terlena dan tertipu dengan stempel hiburan yang
melekat pada musik yang kita dengar dan nikmati. Padahal, musik paling jago
menggiring opini publik ke arah sudut pandang penyanyi dan sang pencipta lagu yang
ngebuat tuh lagu. Kalo nggak smart, bisa-bisa kita terhipnotis dan terbawa pesan dalam
lagu yang kita dengar. Mending kalo musiknya mengajak sekaligus mendidik pendengar
ke arah positif. Lha kalo yang disuarakan budaya sekuler yang minim edukasi atau
propaganda ideologi non Islam, bisa berabe kan?
Rasulullah saw pernah bersabda, “Sesungguhnya diantara bayan adalah sihir”
(HR. Bukhari). Sedangkan yang dimaksud dengan bayan disini adalah kemampuan
komunikasi, atau kemampuan merangkai kata untuk menyampaikan maksud tertentu.
Makanya tak jarang kita terhanyut dalam lagu-lagu yang kita dengarkan. Bahkan ada
seorang teman yang kalo di pagi hari tidak mendengar musik dari band KORN, maka
harinya dilalui tanpa semangat.
Saat ini musik dan kehidupan manusia serasa tidak bisa dilepaskan. Lihat saja
bagaimana dengan cepat dan larisnya alat-alat pemutar musik seperti Mp3 player mulai
dari yang murah dengan harga ratusan ribu hingga yang berharga jutaan rupiah seperti
Ipod. Hal ini pula yang mengilhami produsen telepon genggam untuk membenamkan
teknologi pemutar musik di produknya. Bukti lainnya dapat kita lihat dengan banyaknya
bermunculan grup-grup band baru di industri musik kita dengan angka penjualan
albumnya yang tinggi. Ini menunjukkan demand atau kebutuhan manusia terhadap musik
itu begitu tinggi.
Makanya banyak orang yang menjadikan musik itu sebagai ajang mengeksperesikan
perasaannya sekaligus menyampaikan pesannya kepada orang banyak.
Sebagai contoh, kaum negro Amerika yang melontarkan kritikannya terhadap
ketidakadilan yang dihadapinya melalui musik Rap. Tetapi sayang sekarang musik Rap
or Hip-hop lebih identik dengan gaya hidup glamour dan pesan-pesan yang berbau
kekerasan bercampur pornografi dan pornoaksi. Begitu juga bagi Kurt Cobain, pentolan
grup band beraliran Grunge, Nirvana, musik merupakan saran yang ampuh untuk
menyuarakan suara hatinya. Dalam lagu-lagu yang diciptakannya ia menumpahkan
kekecewannya terhadap hidup yang dijalaninya. Makanya hampir sebagian besar lagulagu
Nirvana bernuansa gelap dan muram.
Di tahun 60 dan 70an dulu kita mengenal kaum Hippies. Kaum ini lahir akibat
dari muaknya mereka dengan perang yang berkepanjangan. Memang saat itu sedang
berkecamuk perang antara Amerika dan Vietnam. Nah, salah satu media mereka
menyuarakan penolakannya atas perang melalui media musik. Maka kita mengenal ajang
musik terbesar yang pernah diselenggarakan, Woodstock. Di ajang musik yang digelar
periode 25 tahunan ini para musisi yang hadir mengkampanyekan aksi untuk menolak
perang dan menuntut perang itu dihentikan.
Pastinya kalian mengenal John Lennon, sang pentolan The Beatles. Nah, Mr.
Lennon itu dalam setiap karyanya selalu membawa pesan tentang perdamaian, menolak
perang hingga pesan bahwa dunia akan tenang tanpa adanya agama seperti yang tertuang
dalam lagu Imagine yang melegenda itu ( jadi hati –hati tuh yang suka melagukan lagu
ini)
Musik NgakNgik- Ngok
Pastinya kamu masih ingatkan dengan Presiden pertama RI? Ya, Presiden yang
akrab dengan panggilan Bung Karno ini pernah memiliki pengalaman seputar musik.
Dalam era kepemimpinannya yang meneriakkan semboyan revolusioner, kelompok
musik Koes Bersaudara dan Elya Khadam (Boneka dari India) dilarang tampil dan
bahkan dipenjarakan. Alasannya adalah musik yang dibawakan kelompok itu dianggap
mengumbar irama ”ngakngik-ngok”, antirevolusi serta menjadi perpanjangan kepentingan
kapitalisme.
Bung Karno menilai musik seperti ini sangat berbahaya bagi perkembangan
bangsa, terutama bagi generasi mudanya. Sebab, Bung Karno mengharapkan generasi
muda itu memiliki semangat kerja keras, tidak boros dan berhati lembek. Musik sejenis
ini juga dianggap akan bagi masuknya gaya hidup sangat pragmatis, cair dan hedonis.
Sehingga para pemuda akan kehilangan idealisme yang memang sangat dibutuhkan pada
awal-awal berdirinya negara kita saat itu.
Hal yang serupa juga terjadi pada masa Orde Baru di masa pemerintahan
Soeharto. Soeharto pernah melarang musik yang dinyanyikan oleh Betharia Sonata dan
yang se-genre dengannya. Bagi Soeharti musik sejenis itu hanya menimbulkan
kecengengan yang tidak sejalan dengan ideology pembangunan. Selain itu Soeharto juga
mewaspadai musisi seperti Iwan Fals yang dalam lagunya selalu menyuarakan
ketidakadilan dan kesenjangan di negeri ini. Bagi Soeharto musik seperti ini hanya akan
menciptakan kondisi yang tak stabil di dalam negeri, serta musik seperti ini
dilambangkan sebagai sebuah pemberontakan.
Lalu gimana dong ?
Lalu gimana dong, apakah kita-kita gak boleh mendengarkan musik? Yah, gak
gitu juga sih, coz kalo gitu gak ada solusi namanya dan berlawanan dengan semangat
islam yang hadir untuk memberikan solusi bagi kehidupan manusia di dunia. Berikut ada
sedikit tips agar aktivitas mendengarkan musik kita gak melanggar ajaran islam.
1. Mendengarkan musik itu boleh-boleh saja selama kadarnya cukup dan gak
berlebihan. Ukuran berlebihan disini ialah gak melenakan dan tidak
melewati batas sehingga melupakan dan melalaikan kita dari kewajiban
yang lainnya apalagi kalo sampe meninggalkan kewajiban kita untuk
beribadah kepada Allah swt.
2. Batasan yang lainnya ialah mengenai materi atau isi dari lagu tersebut.
Lagu yang boleh untuk didengarkan ialah lagu-lagu yang syairnya gak
bertentangan dengan Aqidah, akhlak dan syariah islam. syair lagu-lagu
yang menjauhkan kita dari Allah swt wajib untuk dihindari.
3. Yang selanjutnya ialah bagaimana cara si penyanyi membawakan lagu
tersebut. Apakah sang penyanyi membawakannya dengan gaya
berlenggak-lenggok dengan memamerkan sebagain atau keseluruhan
anggota tubuhnya. Seperti fenomena goyang ngebor, goyang kayang,
goyang ngecor, goyang nyangkul, dll. Jelas kalo yang kayak begini mah
gak boleh ditonton.
4. yang juga gak boleh dan patut untuk dihindari ialah nyanyian itu tidak
boleh dibarengi dengan sesuatu yang haram. Misalnya kita mendengar
musik sambil merokok dan mengkonsumsi minuman keras. Atau
mendengarkan musik di klub dan café-café, coz di dua tempat ini sangat
sulit dipisahkan antara minuman keras, bursa seks serta eksploitasi wanita.
Oh ya, pesan terakhir bagi para penikmat musik untuk selalu menyikapi apa yang
didengarnya dengan ‘cerdas’. Jangan sampai apa yang kita dengar malah menjauhkan
kita dari ajaran islam itu sendiri. Mulai dari sekarang berani untuk meninggalkan apa
yang kita sukai jika memang gak sesuai dengan ajaran agama kita.
Bab II
Agar Gaul gak Ngawur
Islam gak Melarang Gaul
Pernah nonton film Cast Away? Saya yakin kamu pernah menontonnya, karena
selain pernah booming beberapa waktu yang lalu, film ini juga dibintangi oleh aktor
kawakan Tom Hank, semakin menjadi jaminan bahwa film yang satu ini sangat layak
untuk ditonton. Namun, bagi kamu yang belum pernah atau tidak sempat menontonnya
tak mengapa dan tak jadi masalah, karena saya akan menceritakan sedikit saja tentang
film itu.
Film ini berkisah tentang seorang pria yang bekerja pada salah satu perusahaan
pengiriman barang internasional. Suatu ketika dia ditugaskan untuk ke suatu wilayah
dengan menggunakan pesawat terbang. Tiba-tiba ketika tengah berada di atas udara
pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan dan menyebabkan pesawat tersebut
jatuh tenggelam di tengah lautan. Sang bintang utama ini menjadi satu-satunya
penumpang pesawat yang selamat (namanya juga pemeran utama, gak seru dong kalo dia
ikutan meninggal). Ketika sadar ternyata dia berada di tengah pulau yang tak bertuan
kecuali hanya pepohonan dan binatang-binatang penghuni pulau tersebut.
Singkat kata, si pria ini akhirnya terpaksa bertahan dengan mengikuti apa yang ada
di pulau tersebut. Dia harus beradaptasi dengan keadaan sekitar untuk bertahan hidup
seperti meminum air embun yang ada di daun-daun untuk menutupi dahaganya, serta
membuat api dengan cara menggosok-gosokkan dua batang kayu yang kering dan
dibantu daun yang berguguran, sampai mencari ikan dengan menggunakan tombak yang
terbuat dari kayu. Pokoknya tidak ada masalah dengan hal-hal tersebut, karena dia dapat
beradaptasi dengan alam sekitarnya.
Sehari dua hari ia menikmati hidup barunya itu. Hingga sampai akhirnya dia
merasakan kesepian yang sangat dengan kesendiriannya itu. Walau untuk kebutuhan
hidupnya sudah terpenuhi tetapi masih ada yang kurang yaitu seseorang yang dapat
diajak berkomunikasi. Akhirnya ia membuat rekaan manusia dari sebuah bola yang diberi
gambar mata dan hidung layaknya muka manusia, yang kemudian dengan bola itu dia
berusaha mengusir kesepiannya melalui curahan isi hatinya, walau bola itu tidak pernah
menjawab, membalas ataupun merespon semua pernyataan dan perbuatan yang
diperlakukan terhadapnya (yaa terang saja, bola kan bukan manusia). Nah, dari perasaan
inilah akhirnya dia memiliki keinginan untuk berusaha keluar dari pulau tersebut dan
menemukan kembali dunianya yang hilang. Seperti kebanyakan film, di akhir cerita hal
tersebut akhirnya dapat tercapai.
Pastinya kamu bertanya mengapa saya agak berpanjang lebar dalam mengisahkan
film tersebut, iya gak? Ok, saya tidak bermaksud untuk membuat review tentang film itu,
selain sudah banyak yang membuatnya, saya juga bukan orang yang ahli dalam
menganalisis suatu materi film. Jadi sebelumnya saya mohon maaf apabila kesimpulan
saya nantinya tentang film itu terlalu jauh dari pesan yang ingin dimaksud oleh film
tersebut.
Sebelum saya masuk ke pokok permasalahan, ada satu hal yang ingin saya coba
sampaikan kepada kamu sekalian terutama para penggila film. Agar aktivitas menonton
kamu membawa sebuah nilai lebih, coba deh setelah kamu menonton suatu film kamu
ambil kesimpulan tentang nilai dan pesan yang coba disampaikan dalam film tersebut,
atau bisa juga kamu coba diskusikan dengan teman kamu yang juga sudah menonton film
tersebut. Kemudian, cobalah kamu ambil nilai-nilai yang baik dan tinggalkan nilai-nilai
yang buruk dan kamu praktekkan dalam aktivitas keseharianmu. Saya yakin setelah kamu
melakukan hal tersebut kamu akan lebih merasa bahwa aktivitas menonton itu ternyata
akan lebih banyak manfaatnya dari sebelumnya.
Sekarang kita kembali ke pokok permasalahan. Dari sedikit nukilan kisah dalam
film Cast Away tersebut, apa yang bisa kamu simpulkan? Ya, benar sekali, ternyata
manusia itu tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya manusia yang lain. Walaupun
kebutuhan hidup pribadinya sudah terpenuhi, tetapi hal itu masih dirasakan kurang tanpa
adanya interaksi dengan orang lain. Sudah menjadi fitrahnya bahwa manusia itu
membutuhkan manusia yang lain. Makanya, kalo kamu masih ingat dengan pelajaran
sosiologi, ada istilah “manusia itu adalah makhluk sosial”, yang artinya adalah bahwa
manusia tidak bisa hidup sendirian tanpa bantuan manusia lain.
Kita sebagai manusia memang diciptakan oleh Allah Swt. tidak dengan kelebihan
saja, tetapi kita juga diberikan kekurangan-kekurangan. Ingat, saya mengatakan kelebihan
hanya satu dan kekurangan ada dua, jadi memang kita lebih banyak kekurangannya
dibanding dengan kelebihannya. Saya tidak bermaksud mengingkari anugrah yang
diciptakan oleh Allah Swt. Kekurangan di sini bukan dari sisi nikmat atau kesempurnaan
kita sebagai manusia, karena memang manusia adalah sebaik-baik makhluk yang
diciptakan-Nya. Tetapi, kekurangan disini lebih banyak karena faktor kita sendiri sebagai
manusia yang terkadang tidak mampu untuk melejitkan potensi diri.
Dengan adanya kekurangan itulah kita membutuhkan adanya interaksi dengan
orang lain untuk menutupi kekurangan yang ada pada kita agar kita dapat menunjukkan
potensi yang kita miliki guna meningkatkan prestasi. Coba deh kamu lihat dalam
olahraga sepakbola, ada yang menjadi striker, bek, kipper, pelatih, dokter team bahkan
sampai butuh adanya supporter yang dalam olahraga ini, biasanya disebut sebagai pemain
kedua belas, Gak terbayang seandainya pemain sepakbola itu penyerang atau kiper
semua, tentu akan berabe deh jadinya.
Bagitu juga dalam agama kita yang sudah tentunya Islam. Manusia tidak hanya
dipandang sebagai individu belaka. Islam merupakan sebuah ajaran yang menyeluruh dan
komplet juga memandang manusia sebagai makhluk sosial. Berinterkasi sesama manusia
itu adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Makanya, ketika menciptakan
manusia, Allah Swt. tidak menciptakan Adam seorang diri tetapi Allah juga
menghadirkan Hawa untuk menjadi pendamping hidup di dunia ini. Dari mereka,
manusia terus berkembang hingga sampai kita ada di dunia ini.
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qs. Al- Hujurat :13)
Tuh kan ternyata Allah memang sengaja menciptakan kita bersuku-suku dan
berbangsa-bangsa itu untuk saling mengenal satu sama lainnya. Bukan malah karena
perbedaan itu kita saling menghujat, menjatuhkan, mencela, membunuh dan lain
sebagainya. Saya sering heran mendengar berita atau saat menyaksikan pertandingan
sepakbola di negara kita, selalu saja terjadi tawuran baik antara penonton pendukung,
pemain kedua kesebelasan, bahkan tak jarang pemain dalam satu tim.
Sekarang coba kamu simak perkataan Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi dalam
permasalahan ini. Manusia sebagaimana tabiatnya, seperti dikatakan para pendahulu
merupakan makhluk yang beradab. Orang-orang modern mengatakan bahwa manusia
adalah “binatang sosial”, dimana mereka tidak bisa hidup seorang diri. Sebaliknya,
seseorang harus bekerjasama dengan orang lain agar hidupnya bisa tegak, keinginan dan
cita-citanya dapat terwujud, serta eksistensinya dapat terpelihara.
Jadi dengan kata lain Islam sebagai agama tidak memahami manusia sebagai
individu belaka, tetapi juga bagian dari masyarakat keseluruhan. Oleh karena itu, -ustad
Qardhawi memberikan contoh- tugas agama disampaikan kepadanya dalam bentuk
jamak; Ya ayuha aladzina amanu (wahai orang-orang mukmin), bukan dalam bentuk
tunggal; ya ayuha al-mukmin (wahai orang mukmin). Hal ini dikarenakan penunaian
tugas-tugas Islam memerlukan kebersamaan dan saling menopang, baik dalam urusan
ibadah maupun muamalah.
Kemudian contoh lainnya ialah ketika dalam shalat kita membaca , “Iyaka na’budu
wa iyaka nasta’in (Hanya kepada-Mu kami beribadah).” Ia berbicara dan menyampaikan
pernyataannya dalam bentuk kata jamak, meskipun seorang diri. Demikian juga saat
berdoa kepada-Nya dengan ucapan, “Ihdina ash-shiratal-Mustaqim” (berilah kami
petunjuk ke jalan yang lurus).” Dengan begitu, jiwa kebersamaan senantiasa hidup dalam
perasaannya dan hadir dalam lisannya.
Walaupun ibadah yang kita lakukan hanya akan kembali kepada diri kita sendiri,
Tetapi banyak ibadah yang kita dianjurkan bahkan lebih baik apabila dilakukan bersamabersama
atau berjamaah. Sebagai contoh shalat lima waktu, pastinya kamu sudah tahu
shalat lima waktu itu apabila dilakukan secara berjamaah pahalanya akan berbeda bila
ketika kita melakukannya sendiri. Kemudian juga ada ibadah yang kita kenal sebagai
Zakat. Dalam ibadah ini baik itu zakat fitrah ataupun yang lainnya kita dituntut untuk
saling berbagi dengan saudara-saudara kita yang membutuhkannya. Pesan dari ibadah ini
adalah kita sebagai seorang muslim dituntut untuk selalu mengingat dan berbagi kepada
sesama. Lalu ibadah haji sampai saat ini tidak ada ulama manapun yang mengatakan
bahwa ibadah haji itu dapat dilakukan seorang diri diluar dari waktu yang telah
ditetapkan.
Kalau kamu mau sedikit perhatikan pada buku-buku fikih, pasti akan ditemui
tentang bab fikih bertetangga selain bab-bab tentang ibadah lainnya. Di situ para ulama
membahas tentang bagaimana cara kita dalam berinteraksi dengan tetangga kita. Dari
mulai apa yang boleh kita lakukan sampai kepada hal-hal yang menjadi larangan dalam
hidup bertetangga.
Jadi, Islam tidak hanya menyuruh umatnya untuk terus beribadah sambil
menjauhkan diri dari orang lain. Selain tidak dapat dicerna oleh akal, hal itu juga tercela
di mata Islam, buktinya Rasulullah Saw. saja yang sebaik-baik manusia tetap bergaul dan
menikah untuk mengisi kehidupannya. Bukankah beliau sudah mendapat jaminan surga
dari Allah Swt., maka seandainya beliau tidak mau bergaul pun tidak masalah, kan surga
sudah jadi jaminan.
Pernah seorang sahabat yang bernama, Abdullah ibnu Mas’ud, menjumpai
sekelompok manusia yang sedang asyik beribadah terus-menerus tanpa mau bergaul
dengan masyarakat sekitar. Ketika Abdullah bertanya tentang alasan kelompok tersebut
melakukan hal yang demikian, kelompok tersebut menjawab, “Kami senang keluar dari
kegaduhan manusia untuk beribadah.”
Lalu apa reaksi yang timbul dari Abdullah, bukannya senang dia malah mencela
perbuatan tersebut dengan mengatakan, “Seandainya orang-orang berbuat demikian, lalu
siapa yang akan berjihad?Aku akan tetap di sini sampai kalian pulang.”
Makanya salah besar tuh kalo ada orang yang beranggapan bahwa Islam melarang
pergaulan, karena Islam tidak pernah melarang kamu untuk bergaul dan berteman
dengan siapa saja. Bahkan seorang bijak pernah berkata, “Orang yang tidak suka
berkawan pasti akan dimusuhi dan menderita.”
Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a. pernah berkata kepada putranya, “Anakku, orang
asing adalah yang tidak mempunyai sahabat karib.”
Sedangkan seorang bijak lainnya berkata, “Harta simpanan paling berharga
adalah sahabat yang setia.”
Tetapi sebagai sebuah agama yang pastinya mempunyai norma-norma atau aturanaturan,
Islam mempunyai rambu-rambu agar pergaulan dan pertemanan tidak
menjerumuskan kamu ke dalam jurang kehancuran. Sebaliknya, pergaulan atau
pertemanan yang diinginkan oleh Islam adalah agar kamu beserta teman-teman kamu
mendapat kebaikan dan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.
Kamu juga harus sadari bahwa setiap hal yang kamu lakukan dalam urusan ke
duniaan selalu memiliki dua aspek. Baik itu aspek negatif yang akan membawa
kerusakan maupun aspek positif yang akan membawa kita ke arah yang lebih baik.
Begitu juga halnya jika kamu memilih dengan siapa kamu akan bergaul. Ada kalanya
pergaulan yang kamu lakukan akan semakin mendekatkan kita kepada-Nya, tetapi tidak
jarang atau bisa dibilang sering bahwa dari pergaulan itu kamu akan terjerumus ke dalam
kerusakan yang sangat.
Seperti seorang bijak yang mengatakan, “Bila kamu berteman dengan pedagang
minyak wangi maka kamu akan kecipratan wanginya, begitu juga apabila kamu
berteman dengan pandai besi maka kamu akan tertular juga dengan baunya.”
Oleh karena itu perhatikan dengan siapa kamu akan berteman. Kamu harus yakin
dan teliti bahwa seorang yang akan dijadikan teman itu bukan seseorang yang justru akan
menularkan keburukannya kepadamu. Bukan berarti saya menyuruh kamu memilih-milih
dalam berteman, sekali lagi tidak!
Saya hanya menawarkan agar kamu dapat menyeleksi dengan siapa yang akan
kamu jadikan sebagai teman akrab. Silahkan bergaul dengan siapa saja, sebab saya yakin
dengan seyakin-yakinnya baik kamu atau saya pasti membutuhkan teman dalam
kehidupan ini. Namun, ada baiknya sebelum kamu menentukan pilihan dengan siapa
akan berteman, kamu membuat ukuran-ukuran seperti apa sih teman yang baik dan teman
yang kamu butuhkan itu.
Seorang penyair berkata,
Gaulilah orang-orang baik jika dikau ingin bersahabat
Ketahuilah, saudara yang membela itu adalah saudaramu
Betapa banyak yang menjadi saudara
Padahal mereka tidak terlahir dari orang tuamu
Namun orang tua mereka seakan-akan orang tuamu
Sudah banyak kawan dan saudara kita yang justru terjerumus dalam pergaulannya
karena teman atau komunitas gaul yang dipilihnya. Saya mempunyai sebuah cerita
mengenai hal itu.
Ada seorang teman yang tadinya memiliki kepribadian yang baik, tidak pernah
merokok apalagi memakai narkoba. Tetapi semenjak ia kuliah, hal itu berubah 180
derajat. Dia menjadi perokok berat dan mulai kecanduan dengan narkoba, ditambah lagi
shalat yang awalnya rajin dikerjakan mulai ditinggalkan walau tidak sepenuhnya. Ketika
saya menanyakan tentang perubahan tersebut kepadanya, dengan enteng dia menjawab,
”Kalo gak gini gak gaul namanya.”
Coba simak kisah di atas, teman saya rusak karena temannya dan ajaibnya dia
berubah hanya dalam tempo waktu yang singkat yaitu 3 bulan saja!!! Bandingkan dengan
usaha orangtuanya yang berusaha mendidik selama 19 tahun, itu juga belum 100 persen
benar semua. Gak salah kalo ada pakar pendidikan yang mengatakan bahwa faktor yang
dominan membentuk kepribadian seseorang adalah lingkungannya.
Kalo memang ukuran gaul itu seperti kisah teman saya diatas, rasanya pantas aja
bulu kuduk saya jadi terasa berdiri merinding, sebab saya gak sanggup membayangkan
seandainya kamu ternyata melakukan hal yang sama untuk mendapat predikat gaul
tersebut. Secara logika apa bila kita ingin meraih suatu gelar itu harus dengan perjuangan
yang berat dan gak mudah. Contoh, bila kamu ingin lulus dalam UMPTN dan masuk
universitas negeri, pasti kamu harus ikut Bimbel dan belajar terus-menerus, ya kan???
Tetapi betapa mudahnya untuk meraih predikat gaul karena kita hanya harus
merokok, menjadi pencandu narkoba, tahu tentang fashion atau model terbaru, meniru
abis gaya para seleb baik dalam negeri maupun luar negeri, atau memakai baju yang
belum jadi bagi para kaum hawa.
So, perhatikan dulu deh sebelum kamu terlanjur kelewat batas. Baik itu lingkungan
atau juga kepribadian seorang yang akan kamu jadikan teman, karena dalam berteman itu
hanya dua ukurannya, kalo gak yang mempengaruhi teman itu kita atau malah kita yang
dipengaruhi olehnya. Jadi yang namanya gaul itu boleh-boleh aja cuma tidak berarti gaul
itu boleh melewati batas yang ada apalagi keluar dari norma-norma ajaran Islam.
Jangan Ambil Sembarang Teman
Guys, walau islam membolehkan kita bergaul tetapi tetap ada batasan-batasannya
dengan siapa kita berkawan. Jangan asal sembarang comot seseorang untuk menjadi
kawanmu apalagi bila kamu ingin menjadikan seseorang itu sebagai sahabat karib dan
dekat, kamu harus lebih teliti jangan sampai salah ambil. Karena, sebagaimana kita
ungkap tadi diatas lingkungan juga akan memberikan pengaruh kepada kita, bila
lingkunagan kita buruk maka kita pun kemungkinan besar akan tercebur juga kedalam
keburukan itu, begitu juga sebaliknya.
Maka jangan coba-coba dan sekali-kali kita mengambil seorang preman atau
seorang pemabuk sebagai teman akrab kita, apalagi kalo kita ampe sampai bergantung
banyak kepadanya. Ini jelas akan menjadi masalah karena bisa jadi mereka akan
menularkan sifat buruknya kepada kita. satu contoh terbaru datang dari dunia srimulat
tanah air, ketika Gogon tertangkap aparata karena ketahuan mengkonsumsi narkoba.
Menurut pengakuannya jelas ia menggunakan zat terlarang ini akibat pergaulan dan
lingkungannya. Padahal tadinya si Gogon ini bersih bahkan ia sudah tahu apa bahaya dari
narkoba itu.
Bukanlah teman baik apabila yang diberikannya hanya kerusakan pada diri kita.
Teman yang baik adalah yang bisa memberikan kebahagiaan di saat kita mendapat
musibah dan bisa mengingatkan di saat kita lalai dan berbuat maksiat. Setidaknya ada
beberapa kriteria ketika kita ingin menjadikan seseorang itu teman karib yang baik.
1. Yang pertama orang itu harus berakal. Seseorang itu harus bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Atau orang yang
mengeathui segala sesuatu sesuai dengan porsinya.
2. Baik akhlaknya. Ini merupakan suatau keharusan. Sebab banyak juga orang
yang berakal tanpa akhlak yang baik dia itu malah tunduk kepada hawa
nafsunya.
3. Bukan orang yang fasik. Coz, yang namanya orang yang fasik itu udah gak
ada lagi yang namanya takut sama Allah swt. Asli, bahaya deh kalo kita
udah bergaul ama mereka-mereka yang sudah gak ada ketakutan lagi ama
Allah swt.
Nah, kira-kira itu beberapa kriteria yang harus kita pakai ketika ingin mengambil
seseorang untuk menjadi teman karib. Tetapi ini bukan berarti saya mengajari kamu
semua untuk pilih-pilih dalam berhubungan. Dengan siapa aja kita boleh kok
bermuamalah, bahkan dengan orang kafir sekalipun. Tetapi untuk mengangkat seseorang
menjadi teman karib maka disinilah kita harus berhati-hati.
Agar tidak Sekedar Bergaul, maka Warnailah
Sebagai sebuah agama, tentunya Islam mempunyai visi dan misi ketika diturunkan
oleh Allah Swt. kepada kita melalui rasul-Nya Muhammad Saw. Salah satu misi Islam
ketika pertama kali diturunkan adalah untuk merubah berbagai penyimpangan manusia
yang memang sudah sangat-sangat parah dan keluar dari jalurnya (kereta kali…).
Logikanya, apabila kita ingin merubah sesuatu tentunya kita harus bergaul atau
mengetahui sesuatu tersebut, iya gak? Kalo gitu ketika misi Islam adalah untuk merubah
manusia ke arah yang lebih baik sudah barang tentu kita harus berinteraksi dengan obyek
tersebut, dalam hal ini yaitu manusia.
Maka dari itu, sebagai seorang muslim, misi kita dalam berinteraksi dengan
manusia lain adalah bagaimana agar pergaulan yang kita jalani tersebut dapat
memberikan perubahan ke arah yang positif. Jangan hanya sekedar bergaul atau kongkow
aja dengan membuang waktu yang ada. Selain hal itu mubazir, juga dicela oleh Allah
Swt.
Dalam hal ini saya teringat perkataan seorang cendekiawan muslim kontemporer
dan juga seorang penulis terkenal dimana salah satu karyanya yaitu Tafsir Fhizilalil
Qur’an, sampai saat ini menjadi salah satu tafsir Al-Qur’an yang banyak dipelajari, dan
untuk sekedar kamu ketahui tafsir ini dibuat ketika ia sedang berada dalam penjara. Ia
bernama Sayyid Quthb. Ia berkata, “Yakhtalituun walaa kin yatamayyazuun.”
Artinya kita boleh bergaul tetapi kita tidak boleh tercampur, atau dalam bahasa lain
di manapun kita berada kita tidak boleh kehilangan jati diri kita sebagai seorang muslim,
Sebaliknya, di mana kita berada kita harus tetap mempertahankan keIslaman kita
sehingga lingkungan tempat kita bergaul akan terwarnai.
Hal inilah yang telah dilakukan oleh nabi kita Muhammad Saw. ketika pertama kali
berdakwah seorang diri di tengah lingkungan keluarga yang sangat jauh dari ajaran yang
diembannya. Namun hal ini tidak membuatnya minder dan menjauh dari lingkungannnya,
justru sebaliknya ia menghampiri para saudara terdekatnya walau cacian dan makian
serta pelecehan fisik menimpanya. Sampai akhirnya satu demi satu manusia yang
memiliki kepekaan hati menjadi pengikutnya hingga kemenangan besar pun jatuh dalam
genggamannya.
Pastinya kamu bertanya kan, mengapa sih kita juga harus mewarnai teman-teman
kita, bukannya itu mah tanggung jawab orang lain, misal orangtuanya, guru atau ustad?
Gini bro,. Islam sebagaimana pertama kali diturunkan itu mempunyai misi untuk
memberikan kesejahteraan terhadap semesta alam. Ingat ya semesta alam, jadi bukannya
hanya manusia saja, tapi semua yang ada pada alam itu entah hewan, lingkungan atau lain
sebagainya. Sebagaimana firman-Nya berikut ini,
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. (QS. Al-Anbiya: 107)
Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan
sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur’an setelah beberapa
waktu lagi. (QS. Shad: 87-88)
Nah, jadi agama Islam tuh bukan sekedar agama pribadi atau agama privat saja,
dimana kita hanya memikirkan diri kita sendiri tanpa harus peduli dengan nasib saudarasaudara
kita. Bahkan seandainya kita memasak sesuatu yang harumnya masakan itu
tercium oleh tetangga kita, kita harus membagi masakan itu walau sedikit saja. Gimana
Guys, sudah jelas kan bahwa Islam itu adalah agama yang mengajak, atau dalam bahasa
lainnya Islam itu adalah agama dakwah? Kalo belum atau kurang jelas kamu bisa lihat
buku saya yang berjudul, “Why Not Remaja Jadi Da’i” (DAR! Mizan hehehe…promosi
nih yee).
Virus-Virus Gaul
Beberapa halaman yang lalu kita baru aja membicarakan bahwa gaul tuh boleh
dalam Islam. Nah, sekarang saya akan membicarakan beberapa sifat yang harus
diwasapadai ketika kita bergaul. Saya menamakannya dengan virus-virus gaul. Kenapa
saya menyebutnya dengan Virus karena jelas perilaku ini adalah perilaku menular yang
akan menular kepada siapa saja yang tidak memiliki imunitas yang kuat.
Ikut-Ikutan
Jangan jadi Followers kalo bisa menjadi Trendsetter, begitu jargon sebuah iklan
televisi. Tetapi sayangnya remaja saat ini lebih suka menjadi follower. Dengan kata lain
kita lebih suka menjadi bebek daripada penggiring bebek, iya kalo yang diikuti itu benar
tetapi kalo yang diikuti itu bobrok maka itu akan menjadi masalah sendiri.
Ibarat seorang yang mengidap penyakit latah, kebanyakan remaja sekarang
bergaya hidup dengan apa yang dilihatnya tanpa main pikir panjang apa itu pas apa kagak
sama dia. Pokoknya biar dibilang gaul apa saja dilakukan. Mulai dari memakai narkoba,
ngelakuin seks bebas, merokok, mengumbar aurat dimana-mana dan segalanya. Padahal
Allah swt telah memberikan pedoman kepada kita
“ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Israa: 36)
Coba deh kita renungkan ayat diatas. Ayat ini menjelaskan kepada kita untuk
mengedepankan sikap klarifikasi kepada apa-apa yang datang kepada kita sebelum
memutuskan lebih lanjut apa yang akan kita perbuat. Inilah manhaj Islam yang bersifat
ilmiah. Jadi gak pake acara coba-coba, sebab hidup ini bukan untuk dicoba-coba. Bila
memilih tas or sepatu aja kita mau yang kualitas nomor satu masa sih untuk hidup kita
yang cuma sekali memilih yang nomor sekian. Makanya biar kita tak menjadi generasi
latah yang kerjanya hanya ikut-ikutan, kita harus tahu dulu aturan main dalam Islam.
Boleh saja kamu mengikuti tren dan barat, asal tren itu cuma berkaitan dengan iptek dan
jelas musti yang baik-baik Teknologi informasi yang membuat kita terkagum-kagum,
sah-sah saja selama itu tidak kamu simpangkan. Nah, jadi harus tahu dulu. Kalau belum?
Ngaji dulu, dong!
Aturan yang gak jelas
Peraturan pertama, harus berani melawan guru
Peraturan kedua, Jangan dengar ortumu
Peraturan ketiga, harus setia kawan walau kawan itu salah.
Dan seterusnya, dan seterusnya
Kalo kamu baca diatas itu bukanlah peraturan atau persyaratan untuk membaca
buku ini, asli untuk membaca buku ini gak ada peraturannya sama sekali kecuali kamu
membacanya jangan terbalik aja, hehehe. Apalagi peraturan di sekolahmu, jelas kayaknya
jauh banget yah.
Nah, peraturan-peraturan seperti ini biasanya ada di dalam komunitas anak-anak
gaul. Memang sih tujuan dibuat peraturan itu biasanya untuk sesuatu yang bagus agar
semua dapat berjalan lancar. Tetapi kalo peraturannya seperti diatas kayaknya susah deh
bikin sesuatu itu lancar dan teratur.
Emang sih gak selamanya peraturan-peraturan itu tertulis ada juga yang semcam
konvensi atau hukum yang gak tertulis. Misalnya sewaktu saya SMA dulu bila seseorang
mau nongkrong dengan seniornya or menjadi terkenal di almamaternya orang itu harus
terlebih dahulu punya track record dalam bidang tawuran.
Peraturan-peraturan seperti inilah yang harus kita waspadai. Karena biasanya
seseorang itu mudah untuk melakukan apa saja demi sebuah pengakuan di teman-teman
lainnya. Kamu harus timbanmg benar-benar apakah peraturan yang dibuat itu memang
bertujuan positif atau gak. Sebab yang menanggung ruginya itu kamu senidir bukan
orang lain. Maka sebelum terlanjur ada baiknya kamu gak sembarang ikut ama peraturanperaturan
yang gak jelas
Ngegank
Ini juga satu masalah yang harus diperhatikan. Dimasa-masa kita memang
ngegank itu seakan-akan menjadi kata wajib. Banyak hal yang menyebabkan kita
membuat gank dengan kawan-kawan kita, misalnya karena persamaan umur, hoby,
kedaerahan de-el-el.
Sebetulnya ngegank itu wajar-wajar aja dan lumrah selama itu buat kebaikan dan
memudahkan interaksi kita, karena memang kenyataannya bergaul dengan mereka yang
sepaham dan sevisi itu lebih mudah nyambungnya, namun begitu kita juga gak boleh
menutup diri terhadap mereka yang gak seide atau gak memiliki hoby yang yang sama
dengan kita.
Tetapi gak selamanya loh tujuan ngegank itu didirikan dengan tujuan positif ada
juga gank-gank yang dibuat memang bertujuan untuk kegiatan yang kurang bagus.
Dahulu saya pernah ikut dalam genk yang ada di lingkungan rumah saya. Biasanya
anggota genk ini mereka-mereka yang berada dalam domisili atau tempat tinggal yang
sama. Nah, kegiatan dalam genk ini asli gak ada yang positif-positifnya selalu saja
mencari genk lain untuk tawuran dan kalo kumpul yang dilakukan gak jauh dari
mengganggu orang yang lewat, mabuk-mabukan bareng hingga tak jarang ada aksi
klepto.
Kejadian yang masih hangat dalam ingatan kita tentunya tentang komunitas genk
motor yang belum lama ini marak jadi pemberitaan. Kita agak miris melihat pemberitaan
seputar kegiatan genk motor ini dimana mayoritas anggotanya adalah anak-anak muda or
remaja. Jelas kasus ini seharusnya menjadikan pelajaran bagi kita-kita kalo-kalo kegiatan
kumpul-kumpul yang gak jelas ini sangat tidak bermanfaat dan hanya akan merugikan
kita sendiri dan orang-orang kebanyakan.
Makanya agar kita gak salah masuk dalam satu komunitas ada baiknya kamu
pelajari dahulu seluk-beluk suatu komunitas sebelum kamu tercebur kedalamnya.
Misalnya kamu bisa cari tahu siapa-siapa aja orang yang ada didalam komunitas tersebut,
apa aja kegiatan yang dilakukan dan lain sebagainya. Dengan begini kamu-kamu akan
tahu kemana tujuan dan arah kumpulan itu akan mengarah.
Atau kalo mau kamu bisa sekalian bikin kumpulan sendiri dengan arah dan visi
yang positif. Misalnya, klub fisika atau klub matematika. Atau bisa juga kamu membuat
perkumpulan
Ngebuang Waktu
Satu yang perlu diperhatikan dari aktivitas kita adalah banyaknya waktu yang
terbuang. Dengan dalil bahwa kita masih remaja, maka kita bebas menggunakan waktu
kita saat ini hanya untuk having fun dan senang-senang aja. Kita seolah-olah gak sadar
bahwa yang namanya waktu itu adalah sesuatu yang mahal dan gak mungkin bisa
kembali lagi. Walaupun banyak ilmuwan yang mencoba membuat mesin waktu tetapi
yakin deh kita gak akan bisa kembali ke masa silam.
Waktu itu adalah sesuatu yang dinamis ia bergerak terus. Begitu juga dengan
keadaan kita akan tersu berubah sesuai dengan perjalanan waktu. 4 tahu yang lalu
mungkin kita masih SMP, sekarang telah hampir lulus SMA atau bahkan telah kuliah.
Jadi sadar atau tidak sadar perjalanan hidup kita senantiasa berubah sepanjang
bergulirnya waktu.
Hal ini juga yang harus diwaspadai dari aktivitas bergaul kita. Sebab gak jarang
loh banyak waktu terbuang percuma tanpa menghasilkan sesuatu yang produktif.
Misalnya kita labih suka menghabiskan waktu ditempat game online sampai berjam-jam.
Bahkan gak jarang juga ada yang betah didepan komputer dari mulai beduk maghrib
ampe ketemu beduk maghrib lagi. Nah, kalo beginikan berbahaya.
Sekarang pertanyaannya mau kemana kita dengan waktu yang ada? Rasulullah
saw bersabda, “Siapa yang kualitas dan kuantitas amal shaleh hari ini sama dengan
kemarin, itulah orang yang tertipu oleh waktu. Siapa yang kualitas dan kuantitas amal
shalehnya hari ini lebih buruk dari kemarin, itulah orang yang merugi. Siapa yang
kualitas dan kuantitas amal shaleh hari ini lebih baik dari hari kemarin itulah orang
yang mendapat rahmat”
Jadi mari tengok kembali kuantitas dan kualitas amal shaleh kita. Agar kita tidak
menjadi orang yang tertipu apalagi merugi tetapi kita menjadi seorang yang mendapatkan
rahmat dari Allah swt.
Lalu Gimana dong
Ya lalu apa yang bisa kita lakukan untuk menangkal virus-virus tersebut. Tadi
diatas dikatakan bahwa virus-virus ini akan menyerang mereka-mereka yang tidak
memiliki imunitas yang kuat. Dalam dunia kedokteran atau dunia kesehatan yang
dimaksud dengan imunitas ini adalah kekuatan yang dimiliki oleh tubuh dari serangan
yang akan menyebabkan timbulnya penyakit. Makanya adik kita ketika kecil ada program
imunisasi untuk memasukkan zat-zat yang akan mencegah dirinya terkena penyakit sepeti
vitamin A,B,C dan lainnya.
Jadi agar kita tidak terkena virus-virus gaul yang negatif kita harus membangun
imunitas dalam diri kita terlebih dahulu agar terciptanya kekuatan untuk menangkalnya.
Nah, imunitasnya berupa keimanan dan ketakwaan kita terhadap ajaran Islam. Dalam hal
ini kita harus tahu apa yang gak boleh dan boleh dalam Islam. Nah, caranya tidak lain
adalah dengan mempelajari lagi ajaran Islam dengan seksama or ngaji bro. Jadi buruan
deh kita datangi majelis-majelis pengajian yang ada di daerah terdekat agar kita makin
bisa cepat menciptakan imunitas bagi kehidupan bersosial kita.
Rasisme di Tengah Kita
“Ah gw gak bakalan menonton kalo film James Bond terbaru dibintangi oleh
seorang kulit hitam” ujar seorang teman, ketika di tanya alasannya dengan enteng dia
menjawab, “Habis gw gak suka aja sih ama orang kulit hitam, gak asyik aja dilihatnya”.
Sadar gak sadar pastinya kita akrab dengan kalimat-kalimat seperti ini ya.
Ya ternyata sikap berbau atau menyerempet-nyerempet Rasisme itu banyak loh
disekitar kita. misalnya aja dalam iklan pemutih kulit. Saya melihatnya ini ada sifat-sifat
rasis dan melanggar HAM ya. Kok bisa? Ya bisa dong bagaimana kalo diperhatikan
bahwa orang yang cantik dan bisa diterima dikalangan orang banyak ialah mereka yang
berkulit putih sedang yang berkulit gelap akan susah diterima oleh seseorang.
Lalu saya terbayang bagaimana dengan saudara-saudara kita yang tinggal di Irian
Jaya sana atau mereka-mereka yang menetap di Afrika. Apakah mereka akan sulit
diterima oleh manusia kan, bukan mau mereka berkulit hitam semua itu telah menjadi
kehendak Allah swt. makanya sekarang coba deh kamu pikirin bagaimana perasaan
saudara-saudara kita yang berkulit hitam tersebut. Jangan sampai kita menjadi seperti apa
yang teman saya katakan ‘klu klux lan yang halus’
Klu klux lan ini ialah sebuah gerakan masyarakat di Amerika sana yang sangat eksis
pada sekitar tahun 70-an. Misi dari gerakan ini ialah untuk membersihkan orang-orang
yang berkulit hitam dari wilayah mereka. Dalam mencapai tujuannya mereka itu sangat
kejam dan gak sungkan-sungkan untuk menghabisi nyawa sang korbannya.
Lagipula gak jaminan kok bahwa hanya mereka yang berkulit putih aja yang akan
diterima oleh masyrakat luas sedang mereka yang berkulit gelap gakakan diterima oleh
masyrakat. Buktinya, bagaimana seorang Kofi Annan bisa menjabat sebagai ketua PBB
yang membawahi negara-negara di dunia atau kamu bisa sebut nama Ronaldinho walau
berkulit hitam tetapi jangan Tanya berapa banyak orang yang sangat menyukainya. Atau
kalo kita melihat para sahabat Rasulullah saw. Seperti Bilal bin Rabah yang berkulit
hitam dan seorang budak lagi tetapi, ia memiliki kedudukan yang sangat hebat dimata
Allah swt. Bahkan diriwayatkan telapak kakinya berada di depan Rasulullah saw di surga
nanti.
Dalam kisah yang lain disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw menanyakan
kabar seorang wanita berkulit hitam yang bertugas sebagai pembersih lantai masjid. Ya,
Rasulullah menanyakannya karena sudah beberapa hari ini beliau tidak melihat kehadiran
sang wanita tersebut di masjidnya. Lalu beliau mendapatkan jawaban bahwa sang wanita
telah meninggal dunia beberapa hari yang lalu.
Mendengar jawaban itu Rasulullah saw. Terkaget lalu berkata, “Mengapa kalian diam
saja dan tidak menyampaikan berita kematiannya kepadaku? Sekarang antarkan aku ke
makamnya”
Lalu para sahabat menunjukkan makam sang wanita tersebut. Di depan makam sang
wanita tersebut Rasulullah saw. Langsung saja melaksanakan shalat ghaib bagi jenazah
wanita berkulit hitam tersebut.
Kisah tersebut menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada perbedaan antara hitam dan
putihnya kulit seseorang. Begitu juga soal status sosialnya. Coba, bagaimana Rasulullah
memberikan penghargaan yang sangat kepada wanita berkulit hitam tersebut.
Makanya bukan hitam dan putih yang akan menepatkan seseorang disurga nanti tetapi
lebih pada sejauhmana ketakwaannya kepada Allah swt. Lah kok jadi panjang lebar
membahas ini ya? Ok, anggap ini aja sebaga intermezzo bagi kalian semua.
Nah, Bagi kamu-kamu yang suka menonton film, cobalah luangkan sedikit untuk
menonton film Crash, kalo bagi yang gak suka nonton ya udah coba aja dipaksa-paksain
(hehehe maksa nih ye). film ini dibintangi oleh Sandra Bullock yang kita kenal sebagai
pemeran utama film Speed yang penuh ketegangan dan Matt Dillon. Namun begitu film
ini adalah film drama yang mencoba untuk menggambarkan realitas kehidupan di negara
Amerika Serikat, negara yang selama ini mendeklarasikan sebagai negara impian bagi
jutaan manusia. Dimana disini kebebasan, keadilan, kemakmuran dan segalanya bisa
dirasakan.
Paul Haggis sebagai seorang sutradara sangat cerdik dan cerdas mengangkat tema
rasisme sebagai suatu tontonan yang mengasikkan dan bermakna. Setidaknya insan film
dalam negeri harus banyak belajar darinya. Bahwa tema sosial seperti ini bisa dijadikan
tontonan menarik, jadi gak hanya bergelut pada tema horror dan takhayul semata.
Terbukti film ini mampu memenangkan piala oscar mengalahkan film Brokeback
Mountain yang mengangkat tentang tema Homoseksual.
Film ini ingin menggambarkan kepada kita bahwa masalah rasisme adalah sebuah
pekerjaan rumah besar bagi manusia di abad modern ini. Walau mengambil setting
tentang kehidupan di Amerika Serikat. Tetapi, kita harus jujur bahwa masalah ini tidak
hanya menjadi masalah negara adidaya itu saja. Namun, ini adalah masalah bagi
mayoritas umat manusia.
Dalam film ini kita benar-benar dituntut menggunakan hati nurani untuk
merasakan jeritan hati mereka yang selalu dipandang rendah oleh masyarakat. Bagaimana
dikisahkan (dalam film ini) seorang pria berkulit hitam harus rela dan pasrah melihat
sang istri didepan mata dan kepalanya sendiri digerayangi tubuhnya oleh polisi pria kulit
putih. Atau bagaimana seseorang yang seenaknya saja menabrak seorang pria lalu
meninggalkannya hanya karena ia seorang china. Atau ketika seorang berkebangsaan Iran
harus menerima ledekan-ledekan yang menyinggung agama dan kehormatannya. Bila
anda tidak dapat merasakan kegetiran dalam film ini. Maka coba tutup mata anda dan
bayangkan hal diatas terjadi pada diri anda, saudara anda, anak anda. Saya yakin dengan
begitu anda dapat merasakan kegetiran yang mereka hadapi.
Di luar film tersebut, saya begitu tercengang sewaktu tahu bahwa Lazio, sebuah
klub sepakbola besar anggota seri A Italia ternyata memiliki suporter yang terkenal
sangat rasis. Mereka selalu melakukan penghinaan dan ledekan-ledekan kepada pemain
klub lawan yang berkulit hitam. Sehingga untuk menghilangkan sifat ini manajemen klub
Lazio mengontrak Marco Liverani, seorang pemain berkulit hitam hanya untuk
mengurangi sikap suporternya tersebut. Tetapi, bukan suporternya yang berubah malah
sang pemain yang harus angkat kaki karena tidak nyaman dengan perilaku suporternya.
Masih dari dunia sepakbola saya masih teringat bagaimana ketika, Samuel Eto’o.
pemain Barcelona asal Kamerun menolak untuk meneruskan permainan dalam suatu
pertandingan. Hal ini terjadi bukan karena ia cedera atau diganti oleh pemain lain tetapi
dikarenakan ia menerima perlakuan yang tidak manusiawi dari supporter klub lawan.
Maka menangislah ia sambil keluar lapangan.
Ya, berbicara masalah Rasisme berarti kita berbicara tentang masalah penindasan
serta ketidakadilan. Penindasan terhadap martabat dan kehormatan manusia. Fakta
berbicara akibat semangat rasisme banyak nyawa yang harus terbuang percuma. Silakan
anda tanyakan hal tersebut kepad Fuhler Hitler. Berapa banyak nyawa orang Yahudi yang
harus ia bunuh akibat ketidaksukaannya serta pandangan bahwa ras Aria lah yang paling
unggul. Dan jangan lupa untuk selalu mengingat apa yang dilakukan para pemimpin
Serbia terhadap umat muslim di Bosnia sana. Berapa puluh juta rakyat Bosnia harus
kehilangan nyawanya hanya akibat ketidaksukaan mereka terhadap apa yang dipercayai
oleh kaum muslim di Bosnia sana.
Sejak awal masa turunnya Islam. Masalah yang satu ini juga menjadi sorotan
penting dari risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw. Islam menegaskan bahwa bukan
kebangsaan, warna kulit, status sosial di masyarakat apalagi persoalan pria dan wanita
yang menentukan posisinya di surga nanti. Tetapi hal itu semuanya hanya akan dihitung
dan ditimbang dengan sejauhmana ketakwaan sang hamba terhadap apa yang
diperintahkan dan dilarang. Jadi gak perduli mo ia berkulit hitam atau putih, kaya atau
miskin sekalipun. Hal itu gak akan berpengaruh dalam pandangan Allah swt.
Banyak hal yang dilakukan oleh Rasulullah saw dalam memecahkan masalah ini.
Misalnya melalui perkawinan. Bila sebelum Islam datang perkawinan lebih didasarkan
pada kesederajatan, Rasulullah malah sebaliknya. Beliau saw tidak ragu menikahkan
seorang budak dengan seorang bangsawan. Misalnya dalam perkawinan antara Zaid bin
Haritsyah dan Zainab binti Zahasy
Suatu ketika Abu Dzar melontarkan kalimat, “Hai anak perempuan hitam.”
Kepada seorang sahabat. Mendengar itu Nabi saw menepuk bahu Abu Dzar, “Thafa sha’.
Keterlaluan kamu Abu Dzar. Tidak ada kelebihan orang putih di atas orang hitam, tidak
ada kelebihan orang Arab di atas orang ‘Ajam kecuali karena amal salihnya.” Mendengar
itu, Abu Dzar merapatkan kepalanya ke tanah. Ia meminta kawannya itu menginjak
kepalanya sebagai tebusan atas kepongahan ras yang secara tidak sengaja tampak keluar
dari mulutnya.
Maka tidak mengherankan seorang berkulit hitam seperti Bilal bin Rabah, dapat
memiliki kedudukan yang tinggi di mata Rasulullah saw. Bahkan beliau menjadikan Bilal
sebagai muadzin nomor satunya. Bilal yang dimasa Jahiliyah hanya menjadi sapi perahan
dari sang majikan tetapi di masa Islam ia termasuk orang yang mendapat jaminan surga
dari Rasulullah saw. Bahkan Rasulullah saw telah dapat mendengar bunyi kelopak sandal
Bilal di surga sana, disaat sang muadzin masih sehat walafiat.
Makanya kita sepakat dengan slogan yang dikeluarkan FIFA “Kick out Racism”
dalam rangka menghapuskan sikap-sikap rasisme dari dunia sepakbola. Ya, buang jauh
semangat rasisme dari kehidupan kita. Sebab, itu hanyalah akan menciptakan semangat
negatif dalam kehidupan kita.
Kita dan Ortu
Pastinya kamu bingung kan kenapa saya memasukkan tema ini? Segala macam
kalimat dengan tanda tanya akan bergolak dalam hati kamu saat ini. Tenang–tenang
kamu gak usah cemberut gitu dong, saya akan coba menjelaskan dengan memberikan
fakta-fakta mengapa tema ini bisa masuk ke buku ini.
Kamu semua pasti punya orang tua kan, baik yang masih ada maupun yang telah
tiada? Ya, mereka adalah orang yang berjasa (pastinya melalui kehendak Allah Swt.)
akan hadirnya kita ke dunia ini. Merekalah yang merawat kita sejak dari kecil hingga
memasuki masa pelaminan nanti. Mereka pula manusia yang tidak pernah meminta
imbalan pada kita, walau besar biaya yang dikeluarkannya untuk memenuhi kehidupan
kita.
Dari situlah akan tercipta interaksi yang sangat-sangat sering antara kita dan
mereka. Coba kamu hitung-hitung banyak mana waktu yang kamu habiskan apakah
dengan teman-temanmu ataukah dengan orang tua. Saya berani tebak pasti jawabmu
adalah lebih banyak dengan orang tua. Ya, gimana gak banyak kalo dari sebelum lahir
aja kita sudah sembilan bulan bergaul dalam kandungannya.
Maka dari itulah dalam bagian ini saya akan sama-sama belajar dengan kamu
semua bagaiamana caranya agar kita dapat bergaul dengan baik kapada orang tua kita.
Bukankah Islam adalah agama yang sangat mengajarakan untuk menghormati kedua
orang tua tidak hanya pada saat mereka masih hidup ,tetapi juga ketika ia telah tiada.
Oh ya, tulisan juga lahir ketika saya membaca sebuah harian yang menceritakan
tentang pertengkaran seorang artis wanita terkenal dengan orang tuanya. Walau entah
siapa yang salah dan benar, tetapi kasus serupa sangat marak terjadi. Sebelumnya juga
ada artis yang tidak mengakui ayahnya. Selain itu seorang teman juga pernah datang ke
rumah dan menceritakan tentang pertengkarannya kepada orang tuanya, sehingga ia
mengambil inisitaif untuk kabur dari rumahnya. Ya semoga bagian ini sanggup memberi
pemahaman kepada kamu (termasuk saya juga) tentang bagaimana pandangan Islam
terhadap interkasi antara anak dan orang tuanya.
Berbakti kepada Orang Tua adalah Sesuatu yang Wajib
Dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah Saw. sangat banyak sekali anjuran dan
perintah yang mewajibkan kita untuk menghormati dan berbakti kepada kedua orang tua
kita. Diantaranya,
“Sembahlah Allah dan Janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan berbuat baiklah kepada kedua ibu-bapakmu.” (An-Nisaa :36)
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan meyembah selain Dia
dan berbuat baiklah kepada kedua ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Israa:
38)
“Dan ingatlah ketika kami mengambil janji dari Bani Israil, (yaitu) janganlah
kamu menyembah selain Allah dan berbuat baik kepada ibu-bapa.” (QS. Al-Baqarah:
83)
Coba deh kamu perhatikan ayat-ayat di atas betapa agungnya perintah untuk
berbakti kepada kedua orang tua kita. Perintah itu selalu digandengkan dengan perintah
beribadah kepada Allah Swt. dan larangan untuk menyekutukan-Nya. Sekarang mari kita
simak sabda Rasulullah Saw. tentang bagaimana anjurannya untuk menghormati kedua
orang tua.
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah Saw., perbuatan
apakah yang paling dicintai oleh Allah Azza wa Jalla?”
Nabi bersabda, “Shalat tepat pada waktunya.”
Abdullah bin Mas’ud selanjutnya bertanya, “Kemudian apa lagi?”
Nabi bersabda, “Berbakti kepada kedua orangtua.”
“Kemudian apa lagi?”, Abdullah bin Mas’ud kembali bertanya.
Nabi bersabda, “Jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhrai dan Muslim)
Tuh, ternyata kedudukan dan kehormatan untuk mengormati kedua orang tua lebih
didahulukan dibanding Jihad Fi Sabilillah. Yang mana telah kita ketahui bersama bahwa
jihad adalah puncak dari keagungan ajaran Islam.
Kemudian dalam hadits yang lain, Rasulullah bersabda, “Celaka! Celaka! Celaka!”
Sahabat bertanya, “Siapa yang celaka, wahai Rasulullah ?”
Beliau menjawab, “Yaitu orang yang menemui kedua orang tuanya atau salah
satunya setelah berusia lanjut, lalu ia tidak masuk surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nah, gimana sobat kamu sudah jelaskan dari ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits
Rasulullah yang telah saya jabarkan di atas. Ternyata Islam sangat memberi perhatian
yang cukup tinggi terhadap permasalahan yang satu ini.
Hanya Berkata yang Baik kepada Mereka
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah
seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (Al-Israa: 23-24)
Semoga setelah kita semua membaca dan merenungkan surat di atas. Tidak ada lagi
kata-kata kasar yang keluar dari mulut kita terhadap dua orang manusia yang telah
berjasa dengan bersusah payah menjaga, membimbing dan membesarkan kita. Walau
taruhannya harus dengan mengorbankan harta dan nyawa mereka.
Membangun Komunikasi dengan Mereka
Pastinya kamu pernah berada dalam sebuah situasi yang membuat kamu dengan
orang tuamu itu berbeda pendapat yang terkadang tidak jarang dari sini akan membuat
kamu memiliki penilaian yang berbeda terhadap mereka? Saat- saat ini bagi kita terutama
yang berada pada usia remaja sangat akan dirasakan mengganggu. Saat kita sedang
berada dalam usia yang katanya adalah usia produktif, tetapi ada seorang yang mencoba
menghalangi. Tentu akan sebal rasanya.
Seperti diungkapkan di atas, kondisi tersebut memang sulit untuk dihindari dengan
segala faktor penyebabnya. Berarti kalo begitu usaha kita bukan harus menghindari
kondisi tersebut tetapi yang harus dilakukan ialah bagaimana membuat jurang yang ada
antara kita dan orang tua kita tersebut bersambung. Dan ini adalah tugas kita, bukan tugas
orang tua kita.
Setidaknya ada hal-hal yang dapat kita lakukan. Tetapi inti dari itu semua adalah
komunikasi. Ya, kita harus lebih mengintensifkan lagi komunikasi dengan mereka karena
setidaknya dengan begitu akan lebih tercipta keharmonisan antara kita dengan mereka
dalam memandang suatu permasalahan.
Tetapi hal ini juga bukanlah hal yang semudah membalikkan telapak tangan. Akan
ada banyak hambatan yang tercipta misalnya kamu malu untuk berbicara dengan mereka
atau kamu sudah merasa minder duluan dengan ide dan keputusan yang akan kamu ambil
dalam menetapkan suatu permasalahan. Seperti yang dialami oleh teman saya. Ketika
lulus SMA dan ketika harus menentukan jurusan studi yang akan diambilnya di
perguruan tinggi, ia merasakan kesulitan. Kehendak hati ingin masuk ke jurusan sospol,
tetapi di lain sisi orang tuanya ingin ia masuk ke jurusan ekonomi.
Karena ia berasa takut orang tuanya akan marah bila ia ungkapkan isi hatinya,
akhirnya ia memilih juga jurusan yang dikehendaki oleh orang tuanya tersebut. Lalu apa
yang terjadi? Akhirnya studinya malah berantakan dan berhenti di tengah jalan. Nah,
beginilah kira-kira apabila kita merasa takut duluan dalam berbicara menentukan pilihanpilihan
kita kepada orang tua.
Padahal saya yakin deh orang tua kita tidak seperti yang selama ini kita bayangkan.
Mereka akan siap menerima apa yang kita inginkan selama tetap pada kebaikan dan
keselamtan bagi kita dan keluarga. So, ayo kita bangun jembatan dengan orang tua kita
agar jurang yang ada bisa dihubungkan dan kita selamat dalam menempuhnya.
Oh ya, mungkin ini sedikit tips yang pernah seorang teman berikan kepada saya
ketika kita ingin berkomunikasi kepada orang tua kita. Berdoalah kepada Allah Swt. agar
kita dimudahkan dalam berbicara, bicaralah dengan bahasa yang lembut dan sopan,
berikan data-data yang akurat dengan pilihan kita tersebut serta tunjukkan pula
kepadanya bahwa kita siap mempertanggungjawabkan pilihan kita tersebut. Insya Allah
bila kita telah menempuh jalur tersebut, maka akan ada kemudahan dalam segala
sesuatunya.
Ketika Ortu dan Kita Berbeda Keyakinan
Duuhh... lagi-lagi kamu pasti bertanya-tanya deh kenapa harus ada sub bab ini
bukankah orang tua kamu dan saya itu muslim juga? Oh ya, maaf ya kalo kamu semua
agak kesinggung sedikit. Ya sudah kalo kamu memang merasa gak perlu membaca,
silahkan lanjut ke yang lain.
Awalnya saya juga gak masukkan sub bab ini ke dalam draft tulisan saya, tetapi
suatu waktu datang seorang teman lama kerumah saya. Saya dan dia sudah sekitar lima
tahun tidak bertemu setelah lulus SMP dulu. Saya begitu takjub dengan penampilannya
sekarang dan hampir-hampir saja tidak mengenalinya. Ia yang dulu selengean dalam
penampilan kini menjadi rapi dengan raut muka yang bersih. Yaa kira-kira
penampilannya berubah drastis seperti dalam acara reality show yang di tayangkan oleh
salah satu televisi swasta di negara kita.
Yang lebih membuat saya kaget adalah ketika ia bercerita bahwa telah dua tahun ini
ia memeluk agama Islam, dan sekarang ia aktif di lembaga dakwah kampus di tempat
kuliahnya. Sekedar informasi, awalnya ia memeluk agama budha. Setelah panjang
bernostalgia dengan mengingat kejadian-kejadian semasa SMP dulu, ia membicarakan
tentang permasalahannya.
Ia memeluk Islam dalam keluarganya adalah dengan inisiatif sendiri. Walau
disetujui oleh keluarga, tetapi keluargaya masih tetap bertahan dengan keyakinan
lamanya. Awalnya tidak menjadi masalah yang besar antara ia dengan keluarganya, tetapi
seiring bertambahnya waktu dan ilmu keIslaman yang ia miliki serta semangat ideologis
yang dimilikinya, ia mulai merasakan benturan prinsip dengan keluarganya terutama
orang tuanya, yang pada ujungnya melahirkan konflik yang panjang antara ia dan orang
tuanya.
Setelah mendengar ceritanya, saya teringat dengan kisah serupa yang dialami oleh
Asma binti Abu Bakar. Dari namanya pastinya kamu telah tahu bahwa ia adalah putri
dari Abu Bakar ash- Shidiq, seorang sahabat besar yang sangat terkenal akan kejujuran
dan kedermawanannya. Ketika itu ia bercerita,
Ibuku mendatangiku, sedangkan ia wanita yang musryik pada zaman Rasulullah
Saw., maka aku meminta fatwa kepada Rasulullah dengan mengatakan, “Ibuku
mendatangiku dan ia menginginkan aku berbuat baik kepadanya, apakah aku boleh
menyambung persaudaraan dengan ibuku?”
Beliau menjawab, “Ya, sambungkanlah persaudaraan dengan Ibumu.” (HR
Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan hadits tersebut bisa dilihat bahwa kita tetap diperbolehkan untuk
bersikap santun dan ramah serta tetap berbakti kepada orang tua walaupun kita berbeda
keyakinan dengannya, selama anjuran atau perintahnya itu tetap dalam kebaikan dan
tidak mengakibatkan kita jatuh ke dalam kemusyrikan kepada Allah Swt. Tetapi apabila
mereka menyuruh kita untuk melanggar perintah-Nya, maka hal itu dilarang sebagaimana
firman Allah Swt.,
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya dengan baik, dan ikutilah jalan otrang yang kembali kepada-Ku,
kemudian hanya kepada-Ku lah tempat kembalimu, maka Kuberitakan apa yang telah
kamu kerjakan.” (QS. Lukman :15)
Selain itu kita juga diperintahkan untuk mendoakan orang tua kita agar mereka
memeluk agama Islam. Sebagaimana Rasulullah mendoakan pamannya Abu Thalin agar
bersedia masuk Islam, dan juga ketika Rasulullah Saw. mendoakan Umar bin Khatab
akan hal yang sama. Tetpi kita hanya diperbolehkan mendoakan keduanya ketika mereka
masih hidup, tetapi ketika mereka telah tiada maka hal tersebut dilarang oleh agama kita.
”Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan
ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu
adalah kaum Kerabat (Nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang
musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.” (QS. At-Taubah :113)
Ketika Orang Tua Kita Telah Tiada
Seringkali kita merasakan sesuatu itu penting atau terasa sekali manfaatnya kepada
kita setelah sesuatu itu telah tiada. Misal ketika kita sedang sakit parah pasti yang kita
ingat-ingat adalah keadaan ketika kita sehat wal afiat. Begitulah kejadian yang menimpa
kerabat saya, setelah orang tuanya meninggal dunia ketika sedang menunaikan ibadah
haji, ia baru merasakan sekali pentingnya kehadiran dan keadaan mereka. Ia begitu
menyesal karena semasa orang tuanya masih hidup ia merasakan kurangnya bakti yang
diberikan kepada mereka.
Saya juga pernah mengalami hal serupa walau kondisinya berbeda karena kedua
orang tua saya Alhamdulillah masih hidup dan sehat. Ketika itu hari pertama saya
berangkat ke Bandung untuk melaksanakan studi saya. Awalnya saya tidak merasa hal
yang berat dalam hati untuk meninggalkan orang tua, tetapi perasaan itu datang ketika
malam pertama di tempat kost. Betapa pentingnya orang tua dimana wajahnya selalu
terbayang ketika saya mencoba untuk memejamkan mata saya. Malam itu saya tidak bisa
tidur hingga pagi hari, ditambah dengan butiran kecil air mata yang mengalir membasahi
pipi saya.
Sekarang pertanyaannya, bagaimana cara bagi kita untuk berbakti kepada orang tua
kita yang telah meninggal dunia? Ternyata Islam telah memberikan solusi bagi kita yang
ingin berbakti kepada orang tua kita, walaupun keduanya telah meninggal dunia. Inilah
bukti bijaknya ajaran Islam yang tidak menutup kesempatan seorang anak untuk berbakti
kepada orang tuanya. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita kerjakan.
Pertama, kita harus berusaha untuk menjadi anak yang shaleh, dimana dengan
kesalehan ini kita memiliki dua keuntungan, yaitu bisa menyelamatkan diri kita sendiri
dari azab Allah Swt. dan juga bisa mendoakan orang tua kita yang telah meninggal dunia
agar mendapat ampunan dari Allah Swt.
Kedua, menunaikan janjinya, misalnya sewaktu ketika orang tua kita masih hidup
ia pernah berjanji untuk menyumbang atau membangun mushalla tetapi hal itu belum
sempat terwujud karena ajal telah menjemputnya, maka sebagai bakti kita kepada mereka
adalah dengan berusaha sekuat kemampuan yang kita miliki untuk merealisasikan niat
orang tua kita tersebut.
Ketiga, semasih hidup dulu pastinya orang tua kita memiliki banyak sahabat yang
akrab dengannya, iya gak? Ketika orang tua kita telah tiada, kita danjurkan untuk tetap
memelihara silaturahmi dengan para sahabat orang tua kita tersebut, misalnya dengan
berkunjung ke rumahnya. Hal ini kita lakukan agar tidak terputusnya silaturahmi yang
telah dijalin oleh orangtua kita dengan kawannya tersebut. Karena memang Allah swt
sangat tidak senang bagi mereka yang suka memutus tali silaturrahim. Diriwayatkan oleh
Imam Muslim bahwa suatu ketika disaat sedang mengendarai himarnya Ibnu Umar
bertemu dengan seorang Badui. Lalu ia bertanya kepada orang Badui tersebut,
“Bukankah engkau si fulan bin fulan?” jawabnya, “Benar” selanjutnya, diberikanlah
himar dan sorbannya kepada orang Badui tersebut.
Melihat hal ini kawan-kawannya kaget, lalu bertanya kepada Ibnu Umar, “Semoga
Allah melimpahkan ampunan kepadamu. Mengapa engkau berikan Himar dan Keledai
kepada si Badui itu?”
Lalu Ibnu Umar menjawab, “Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda,
‘Sesungguhnya sebaik-baiknya bakti (kepada orang tua) adalah menghubungi bekas
kawan-kawan ayah sepeninggalnya. Dan ayah orang ini dahulu teman (ayahku) Umar”
Keempat, apabila ortu kita selama hidupnya memiliki hutang yang belum sempat
dibayarkannya maka itu menjadi kewajiban kita para anaknya untuk melunasi hutanghutang
mereka. Imam Bukhari meriwayatkan. Suatu ketika seorang perempuan dari suku
Juhainah datang mengadu kepada Rasulullah saw, “Ibuku telah bernadzar pergi haji,
tetapi beliau belum sempat melakukannya karena keburu meninggal. Bolehkan saya
menghajikan atas namanya?” Rasulullah saw menjawab, “Boleh. Hajikanlah atas
namanya, sebab bagaimana pendapatmu jika ibumu mempunyai hutang, bukankah kamu
yang akan melunasinya. Karena itu lunasilah hutang kepada Allah sebab Allah lebih patut
dilunasi hutangnya”
Kelima, menjaga amal-amal shalih yang telah diwariskan oleh ortu kita. Apabila ortu
kita dahulu rajin shalat berjamaah di Masjid maka kita jangan sampai meninggalkan
kebiasaanj ortu kita tersebut.
Melawan Sihir sang Produsen
Kamu-kamu pastinya masih ingatkan dengan iklan sebuah produk telepon
genggam yang terkenal dengan jargonnya, “Hari gini belum punya HP”? nah, tahu gak
bahwa sejak jargon ini nongol di layar televise kita ada perubahan yang terjadi. Merekamereka
yang tadinya gak peduli atau gak ngaruh karena gak punya HP lama-kelamaan
akhirnya minder dan jadi merasa harus memiliki telepon genggam walaupun pada saat itu
mereka belum butuhkan.
Nah, Guys kira-kira dengan maksud itulah iklan dibuat. Ia akan mempengaruhi
opini orang banyak lewat pesan yang disampaikan. Jadi jangan kamu anggap kata-kata
iklan itu kata-kata yang gak ada artinya sebaliknya kata-kata dalam iklan itu ibarat
memiliki sihir yang akan mempengaruhi siapapun yang membaca dan melihatnya. untuk
inilah para pembuat iklan itu mendapat bayaran yang lumayan gede.
Iklan memang dibuat berdasarkan untuk memuaskan hawa nafsu kita. ia akan
selalu memanjakan hawa nafsu manusia hingga mampu mengalahkan pikiran jernih yang
dimilikinya, yang dengannya akan membuat kita menjadi makhluk-mahkluk yang
konsumtif. Kita akan dibuat tergoda untuk selalu meminta lagi, lagi dan lagi walau
terkadang banyak dari yang kita minta itu gak ada ngaruhnya bagi kehidupan kita.
Bisa diibaratkan iklan itu ibarat bensin yang disiramakan kepada api yang tengah
menyala. Maka bisa dibayangkan api itu akan berkobar semakin besar dan semakin
panas. Melalui iklan hawa nafsu kita terus dibuat panas, panas dan semakin panas untuk
semakin tergoda terhadap prosuk-produk yang ditawarkan. Padahal tanpa perlu dipanaspanasi
saja yang namanya hawa nafsu itu selalu berkobar dan mendidih.
Pada intinya apa yang ditawarkan oleh iklan itu ialah pembentukan citra dalam
diri seorang manusia. Citra dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mengambarkan
kepribadian seseorang dimata orang banyak. Citra seseorang biasanya akan terbentuk
dengan apa yang dipakainya. Wanita yang baik ialah yang mempunyai rambut bagus,
berpenampilan seksi serta memiliki kulit yang putih. Sedang pria yang baik ialah yang
memiliki rambut gaya sekarang, berbadan ideal, tidak gendut dan lain sebagainya. Nah,
setiap dari kita pastinya ingin memiliki citra yang baik dan sedap dipangdang oleh mata.
Maka inilah yang kebanyakan ditawarkan oleh iklan-iklan yang berseliweran di media
kita. kalo gak percaya coba deh kamu perhatikan dengan lebih seksama lagi.
Demi citra itulah bisanya manusia mau dan rela melakukan apa saja agar
mendapat pandangan dan posisi yang besar dalam masyarakat. Gak perduli itu uang
sendiri, uang ortu kita atau uang kuliah sekalipun biasanya akan mudah kita pakai dan
habiskan demi memuaskan pemenuhan citra ini. Ya, iklan ujung-ujungnya hanya
berbicara masalah uang dan uang. Mereka akan menciptakan hasrat konsumtif yang
kelebihan batas dalam masyarakat.
Dalam bekerjanya iklan akan selalu menimbulkan apa yang disebut dengan
kekhawatiran dan ketakutan dalam diri kita. kita takut dibilang kampungan or ndeso,
khawatir dengan kurang putihnya kulit kita, khawatir dibilang gak gaul dan lain
sebagainya. Yang jelas semua potensi yang ada dalam manusia itu akan selalu dibidik
oleh yang namanya iklan, dan selanjutnya akan dieksploitasi demi kepentingan bisnis
para produsen panghasil produk tertentu.
Ambil contoh produk shampoo misalnya, dulu sewaktu kita kecil dan iklan di TV
belum ada, kita diajarkan untuk keramas cukup dua hari sekali. Namun kini kita diajarkan
oleh iklan produk shampoo untuk selalu keramas tiap hari dengan iming-iming rambut
kita akan bagus dan kelihatan seperti para bintang iklan yang ditampilkan. Setelah itu
mereka menghadiri produk-produk lainnya seperti pelembab dan kondisioner pada
rambut dan lain sebagainya yang membuat kita akan semakin tergoda untuk
menggunakan produk yang ditawarkan tersebut. Atau bagaimana bila dahulu kita gak
terlalu memperdulikan kurang putihnya kulit kita dan kita akan tetap PeDe dengannya,
tetapi kini kita akan dengan mudah minder bila merasa kulit kita kurang putih jika
dibandingkan dengan putihnya kulit kawan-kawan kita.
Iklan memang bertujuan sebagai alat propaganda untuk memasarkan produk guna
mendapatkan keuntungan. Hal ini sesuai dengan teori kapitalisme yang menyatakan
bahwa setiap produk itu bisa menghasilkan uang, jadi gak perlu lagi dilihat dari sisi
kreativitas dan kebutuhan manusia. Sebab, saat ini yang namanya kebutuhan itu bisa
diciptakan dan dibuat.
Bahasa iklan adalah bahasa egois yang hanya mementingkan diri atau produk
yang ditawarkan. Yang selalu ditonjolkan adalah kelebihan produk tersebut sedangkan
yang berhubungan dengan kelemahan suatu produk akan disimpan rapat-rapat agar publik
tidak membacanya. Sebagai contoh kamu bisa lihat iklan operator telepon selular yang
mengklaim dirinya termurah. Disitu dengan secara langsung dan lugas ditampilkan
kekurangan operator lainnya yang lalu dibandingkan dengan kelebihan operatornya yang
murah dalam segi harga walau nelpon sejam sekalipun. Padahal dalam realitasnya masih
banyak yang perlu diperbaiki oleh operator tersebut salah satunya mengenai signal yang
masih suka terputus-putus. Jadi jelas disini selain ada kesombongan dan egoisme juga
ada yang namanya kebohongan.
Semenjak ada iklan pula gaya berjualan di abad modern ini berubah. Bila
dahulunya orang berdagang karena memang ada kebutuhan di masyarakat, kini rumusnya
gak begitu lagi. Kini para produsen yang menciptakan pasar. Mereka selalu menciptakan
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas dalam diri kita. maka mereka menciptakan apa
yang disebut oleh para pakar pemasaran dengan strategi pembentukan pasar, dan langkah
itu dilakukan dengan apa yang dinamakan oleh iklan.
Yang lebih parahnya ketika iklan itu disampaikan oleh mereka-mereka yang ahli
dalam bidangnya. Ambil contoh suatu iklan obat dengan bintang seorang dokter yang
terkenal di hadapan public, dimana dalam iklan itu disebutkan bila anda mempunyai
penyakit ini, ini atau ini maka akan sembuh hanya dengan meminum obat A. Coba siapa
coba yang tidak terpengaruhi kalo yang berbicara adalah seseorang yang ahli dalam
bidangnya? Ini jelas suatu yang berlebihan atau bisa juga dikatakan menyesatkan. Mereka
ingin menyederhanakan suatu penyakit dengan iklan itu. Padahal yang namanya penyakit
itu harus diteliti atau didiagnosa terlebih dahulu ya gak?
Nah, kalo udah begini maka sekarang saatnya bagi kita semua untuk berani
mengatakan ‘Tidak!’ pada iklan-iklan yang ditawarkan dan mencoba membius kita.
Mulai dari sekarang dan selanjutnya merilah untuk berpikir dengan lebih obyektif dan
rasional sebelum kita melakukan sesuatu. Bila kita belum mampu dan memang gak ada
kebutuhan untuk memiliki Hp teknologi terbaru ya, berpuas dirilah dengan Hp yang
lama. Lagian percumakan kalo kita memiliki Hp dengan fasilitas terkini tetapi juga gak
pernah dimanfaatkan fitur-fitur yang ada didalamnya.
Begitu juga kalo memang kulit kita kurang putih ya udah gak usah deh
memaksain untuk membuat kulit kita putih dengan selalu membeli krim pemutih. Sebab,
gak selamanya yang gak putih itu tersingkirkan. Buktinya Oprah Winfrey mampu
menjadi wanita terkaya didunia atau seorang Nelson Mandela bisa menjadi aktor perubah
dalam negaranya bahkan didunia internasional sekalipun. Oh ya, kamu juga jangan
melupakan Bilal bin Rabah seorang mantan budak yang berkulit hitam yang mendapat
jaminan surga dari Rasulullah saw. jadi bukan masalah hitam atau putihnya kulit kamu
tetapi yang lebih penting ialah kemampuan dan kompetensi yang kamu miliki. Begitu
juga kalo kenyataan badan kamu kurang langsing, jangan bersedih dan cemberut konon
kabarnya Kate Winslet aktris Hollywood yang bermain apik dalam film Titanic aja gak
mempermasalahkan badannya yang gemuk dan dianggap gak standar. Jadi mulai
sekarang saatnya menolak provokasi iklan dan sekali lagi berani untuk mengatakan
“Tidak”! jangan sampai kamu menggunakan jargon ini neh: Biar tekor asal kesohor!
Bab III : Lejitkan Potensimu
Wirausaha, Mengapa Tidak ?
Bagi kalian-kalian yang sekarang tengah berada di ambang batas usia pendidikan baik
itu sekolah lamjutan atas atau yang sebentar lagi akan diwisuda menjadi seorang sarjana
pastinya pernah bertanya seperti ini, “Kemana saya akan bekerja ya?”
Pertanyaan ini memang pertanyaan yang wajar kecuali bagi mereka yang beruntung
dapat melanjutkan studynya ke jenjang yang lebih tinnga. Pertanyaan seperti ini pula
yang pernah memenuhi hati saya dan kawan-kawan di penghujung masa study saya.
Ditengah sulitnya mencari pekerjaan pada masa sekarang boleh jadi kita khawatir
dengan masa depan kita kedepan apakah cita-cita kita sewaktu kecil dahulu bisa dengan
mudah tercapai atau malah tetap menjadi cita-cita semata yang akan terus saja melayang
diawang-awang. Biasanya nih di masa penantian mencari kerja ini lagu bang iwan Fals
akan menjadi favorit.
Engkau sarjana Muda
Lelah mencari kerja
Sia-sia, Ijazahmu
Empat tahun lamanya, bergelut dengan buku
Tuk Dapatkan Ijazahmu
Seorang kawan pernah berujar bahwa mencari kerja pada saat ini sama sulitnya
dengan mencari jarum ditumpukan jerami. Sebab disaat peluang kerja menipis atau atau
bahkan nyaris tertutup jumlah angkatan kerjanya justru meningkat dengan pesat. Gak
percaya? Silakan kamu kalo ada waktu melihat-lihat acara Jobs Expo atau pameran yang
mempertemukan antara mereka yang membuka lowongan kerja dengan mereka yang
mencari kerja. Dalam acara itu selalu saja dipenuhi oleh mereka-mereka yang mencoba
mencari peruntungan bagaimana gak disebut dengan mencari peruntungan wong jumlah
yang dibutuhkan dengan yang melamarnya tidak seimbang. Bahkan saking banyaknya
yang mencari kerja gak jarang banyak yang jatuh pingsan
Nah kalo begini realitanya bagaimana dong pemecahannya? Sebetulnya ada satu
solusi bagi kita-kita semua yaitu dengan cara memulai atau belajar berwirausaha atau
meminjam bahasa seorang teman kita melakukan bisnis. Yap, kita bisa memulainya dari
sekarang biar nanti gak kaget.
Gak salah tuh, malu dong dengan ijazah kita kalo setelah lulus hanya menjadai
seorang pedagang? Nah, inilah paradigma atau cara pandang yang tidak tepat yang telah
beredar dikalangan masyarakat kita. Kebanyakan kita memandang bahwa sekolah yang
kita tempuh itu ujung-ujungnya hanya untuk mencarai kerja. Jadi setelah kita lulus
banyak yang mengkilokan buku-buku pelajarannya.
Padahal seharusnya kita tidak seperti itu. Sejatinya sekolah yang kita tempuh atau
study yang kita tempuh adalah untuk mencari ilmu semata sedang masalah kerja atau
rezeki itu akan mengikuti. Karenanya dengan cara pandang yang salah itu banyak yang
menempuh cara instant dalam menyelesaikan studinya yang penting dapat nilai bagus
walau dengan mencontek sekalipun, lulus tepat waktu dan setelah itu bekerja di kantoran.
Saya mempunyai seorang tetangga. Dia ini seorang yang pintar dalam studinya
bahkan study strata satunya di tempuh di Filiphina dengan beasiswa pula. Tetapi
sekembalinya ke Indonesia ia hanya melanjutkan usaha kedua orangtuanya membuka
toko kca dan alumunium. Dan ketika saya tanya ia gak pernah malu kok dengan temantemannta
yang berkerja dikantoran karena menurutnya kalo mo sombong sekalipun
penghasilannya masih lebih besar dari kawannya tersebut.
Selain itu saya juga mempunyai kisah menarik dan unik yang diceritakan oleh
seorang kawan. Kawan saya ini bisa dibilang seorang yang cerdas pula bayangkan lulus S
I hanya membutuhkan waktu 3,5 tahun dengan IPK diatas 3,5. setelah lulus kuliah ia
langsung bekerja di salah satu bank swasta milik perusahaan asing. Awalnya gaji yang
diterimanya cukup sewaktu ia belum menikah tetapi setelah ia menikah ia merasakan gaji
tersebut sangat-sangat kurang untuk menghidupi ia dan istrinya terlebih saat itu sang istri
telah mengandung anak pertamanya.
Setelah berpikir-pikur dan menimbang-menimbang ia memutuskan untuk keluar dari
pekerjaannya dan langsung membuka usaha konveksi. Awalnya memang gak terlalu
sukses namun lama-kelamaan usahanya berhasil dan mencapai masa kegemilangannya.
Sehingga suatu waktu ketika seorang kawan lainnya bertanya. “kok lu gak kerja di kantor
lagi sih?” kawan saya itu dengan entengnya menjawab, “kalo ada yang berani gaji saya
sepuluh juta sebulan baru dah gw kerja lagi?” bisa kebayangkan hasil yang diterima dari
usahanya tersebut.
Gimana iri gak dengan kisah diatas? Asli saya juga iri ketika mendengarnya. Nah,
agar tidak sekedar manjadi orang yang hanya bisa meng-irikan kesuksesan orang lain ada
baiknya yuk kita mulai mencoba-coba untuk berwirausaha selagi masih muda dan
kesempatan masih ada. Sebab siapa tahu aja kita bisa menjadi Bill Gates-nya Indonesia
yah syukur-syukur kita tidak menjadi benalu yang selalu merepotkan orang lain. Kalo
kamu mau lebih jelas tentang bagaimana berwirausaha di usia muda, kamu bisa membaca
buku-buku karya pak Valentinno Dinsi dan buku-buku lainnya yang bertema serupa yang
banyak tersedia di toko buku atau kalo gak kamu bisa baca buku saya yang berjudul Jadi
Muslim Tajir ( DAR! Mizan, 2006, ah lagi-lagi promosi nih).
Saatnya Yang Muda Tampil
Menjelang pemilu tahun 2009 ini partai-partai politik di negeri ini mulai saling
larak-lirik, kasak-kusuk, cari- mencari figur yang pas untuk dimajukan sebagai calon
presiden dalam pemilu mendatang. Tetapi, sayangnya dari sekian banyak nama-nama
yang keluar bukanlah nama-nama baru.
Hal ini sungguh ironis dan menyedihkan. Apakah dinegara yang penduduknya
telah melebihi angka 200 juta ini gak ada orang lagi selain mereka-mereka yang senior.
Padahal kalo kita mau memperhatikan fenomena global sekarang ada dua aspek penting
yang harus dijadikan acuan yaitu, perubahan dan regenerasi.
Buktinya di Prancis, Nikolay Sarkozy bisa berkuasa. Begitu juga di Amerika telah
muncul nama-nama seperti Barak Obama, yang sekarang menjadi calon kuat Presiden
Amereika Serikat untuk menggantikan George W. Bush. Contoh lainnya bisa kita lihat
dalam cabang olahraga sepakbola. Ketika David Beckham sudah diraskan tua maka
manajemen Manchester United segera mencari penggantinya, maka naiklah Cristiano
Ronaldo. Hal yang serupa terjadi di Barcelona dimana perlahan demi perlahan peranan
Ronaldinho mulai digantikan oleh Lionel Messi yang baru berumur dua puluh tahunan.
Kalo dipikir-pikir kejadian ini sangat mirip dengan iklan produk sebuah rokok
yang sering kita tonton di televisi. Dimana dalam iklan itu digambarkan bahwa yang
muda itu tidak ataupun kurang untuk mendapat kepercayaan. Bahkan untuk sekedar
menerangkan situs pariwisata aja ogah didengarkan oleh mereka yang lebih tua. Nah,
sebagai generasi muda jelas saya agak gerah dan geram juga melihat iklan tersebut.
Sebab walau bagaimanapun banyak loh peran yang dilahirkan oleh generasi muda. Kalo
kita mau melihat sejarah negeri ini, siapa coba yang berjuang dengan sekuat tenaga
sehingga negeri ini bisa keluar dari penjajahan yang dilakukan oleh Belanda dan Jepang?
Yap, jawabnya merekalah para pemuda, gak percaya? Silakan buka lagi buku sejarahmu.
Yang muda gak pengalaman?
Memang banyak yang bilang kalo para pemuda itu gak punya banyak
pengalaman, sehingga dengan dalih itu menyebabkan sulitnya yang muda-muda untuk
tampil. Namun kita juga harus bertanya balik, gimana mau punya pengalaman kalo gak
pernah di kasih kesempatan? Lagian bukan berarti pengalaman itu segala-galanya.
Setidaknya kita punya yang namanya semangat dan idealitas serta ide-ide yang original.
Lagian gak selamanya bermodal pengalaman aja bisa membuat perubahan, apalagi bila
pengalaman itu gak pernah dipakai untuk menciptakan sesuatu yang baik. Buktinya,
banyak loh para penjahat yang telah merasakan kehidupan penjara tetapi setelah lepas
dalam waktu yang cepat ia kembali ke perbuatan yang menyebabkan dirinya masuk
penjara lagi.
Seharusnya bangsa yang baik ialah bangsa yang menghargai para pemudanya.
Nah, teori inilah yang dipegang teguh oleh Arsene Wenger, pelatih klub sepakbola
Inggris, Arsenal. Selepas kepergian sang senior dan maskotnya Thierry Henry, ke
Barcelona tidak membuat coach Wenger pusing ia menyadari masih memiliki talentatalenta
muda dan hebat seperti Fabregas, Van Persie, Adebayor dan sejumlah pasukan
mudanya. Terbukti dengan pasukan mudanya sekarang Arsenal menjadi tim yang paling
eksentrik dan dinamis sehingga selalu enak untuk disaksikan bahkan tim sekelas
Liverpool dan Manchester United yang bertabur bintang aja belum bisa mengalahkan
mereka.
Jadi intinya bukan adanya pengalaman atau tidak, tetapi adakah kemauan untuk
mengakui atau menghargai peran dari pemuda. Bila pemuda dibaikan dan potensinya
dihilangkan begitu saja maka jangan heran kalo banyak pemuda yang lebih peduli
memikirkan pesta dan hura-hura saja dibandingkan dengan memikirkan nasib bangsa ini.
Islam memperhatikan para pemuda
Begitu juga dalam islam, peranan pemuda itu sangat penting artinya buktinya
berbagai kesempatan Rasulullah sering kali dengan antusias menggembleng atau
memberikan nasihat kepada generasi muda yang menjadi bukti bahwa beliau begitu
peduli dan memperhatikan para pemuda. Kalo gak percaya coba, nih, kamu simak haditshadits
berikut:
“Sesungguhnya Allah merasa kagum dengan pemuda yang tidak tergelincir”
(HR. Ahmad dan Abu Ya’la)
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan dari Allah pada
hari tidak ada naungan sama sekali kecuali naungan-Nya (hari kiamat). Diantaranya
adalah seorang pemuda yang tumbuh berkembang dari naungan Allah.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
“Optimalkan lima perkara sebelum datang lima perkara; hidupmu sebelum
matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu senggangmu sebelum sibukmu, masa
mudamu sebelum masa tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu.” (HR Hakim)
“Pada hari kiamat, kedua kaki seorang hamba tidak akan bisa beringsut
sampai dia ditanya mengenai empat hal, yaitu umurnya dihabiskan untuk apa, masa
mudanya digunakan untuk apa, hartanya diperoleh dari mana dan diinfakkan ke
mana, serta apa yang telah diamalkan dari ilmu yng diketahuinya.” (HR. Tirmidzi)
Coba perhatikan sekaligus pikirkan dari beberapa hadits diatas bagaimana
pemuda mendapat perhatian dengan porsi yang cukup besar oleh Rasulullah SAW.
Ternyata yang lebih banyak ditanya kelak adalah masa muda kita dari pada masa tua kita.
Lalu bagaimana kita menyikapi masalah ini apakah kita masih bersantai- santai saja?
Selain itu Rasulullah saw, juga tidak pernah ragu untuk memberikan tugas
kepada para pemuda yang dianggapnya berpotensi untuk itu. Misalnya ketika Rasulullah
saw menugaskan Mus’ab bin Umair untuk menjadi duta islam pertama ke Madinah.
Bayangkan saja tugas yang berat ini diberikan kepada seorang pemuda seperti Mus’ab.
Maka kalo sudah begini sekarang saatnya kita menunjukkan potensi kita masingmasing.
Inilah tantangan buat kita. Tantangan untuk berjuang dan menang. Tantangan
untuk berubah dan mengubah. Ledakkanlah diri kita dengan potensi-potensi kebaikan
yang kita miliki. Tinggalkan potensi keburukan yang ada. Sudah gak zaman lagi bila kita
masih asyik terlena dengan dunia, apalagi kalo sampai menjadi korban dunia. Jadilah
pemuda proaktif, yang selalu dapat menemukan peluang dalam setiap kesempatan.
Zaman ini adalah zaman kompetisi, maka siapa yang tertinggal maka tak ada
kemenangan. Jadi teruslah berkarya, bila mereka yang tua belum percaya dengan kita,
maka biarkan mereka melihat kita bekerja dengan tidak melupakan hormat dan sikap
santun kita. Biarkan mereka menyadari bahwa ada potensi dalam diri kita
Suara Remaja
Apa yang terbayang di benakmu ketika mendengar kata politik? Pastinya yang
segera ada di bayanganmu itu setumpuk buku-buku tebal, teori-teori yang ngejlimet,
partai politik atau para anggota dewan yang suka berdebat mengatasnamakan rakyat.
Memang sih gak salah juga kalo kamu punya pikran seperti itu, sebab realitasnya kita
selalu dihadapkan pada hal-hal seperti itu.
Tetapi tahu gak sih ternyata gak selamanya loh politik itu berhubungan dengan
yang itu-itu saja. Terkadang politik itu juga mudah bahkan saking mudahnya politik itu
bisa juga dimainkan loh oleh para remaja. Gak percaya? Nih buktinya.
Harian Republika, pernah mengangkat berita bahwa di Inggris, negaranya David
Beckham, ada yang namanya United Kingdom Youth Parliament (UKYP). Dari namanya
aja sudah bisa tertebak siapa anggotanya, ya anggotanya ialah mereka-mereka yang
masih berusi 11-18 tahun. Tetapi walu bagitu mereka sudah bisa menjalankan tugasnya
layaknya para anggota dewan sungguhan. Bahkan tak jarang mereka dapat menggolkan
suatu keputusan yang sangat menguntungkan bagi kehiudpan remaja di Inggris sana.
Salah satu program yang yang berhasil mereka golkan ialah tarif bus gratis bagi
para pelajar, memang sih walau belum berlaku semuanya di kota-kota yang ada di
Inggris, setidaknya mereka telah berusaha mewujudukannya. Bahkan mereka juga tengah
mencoba menggolkan peraturan untuk memilih pada usia 16 tahun dalam pemilu di
Inggris.
Remaja yang kritis
Gimana sobat iri gak dengan teman-teman kita dari Inggris itu? Ternyata keren
juga ya aktivitas kawan-kawan kita itu. Setidaknya ada satu pelajaran yang dapat kita
ambil dari aktivitas mereka tersebut. Yap, mereka telah berani menyuarakan suara
mereka sedari remaja. Mereka sudah bisa bersikap kritis terhadap persoalan mereka
sekaligus mencari solusi yang terbaik. Sikap kritis dan berani bersuara ini yang
tampaknya masih jauh dari kita. kita lebih banyak hanay diam dan menjadi penonton
pada hal-hal yang seharusnya kita dilibatkan untuk mencari pemecahannya.
Ambil contoh aja masalah Ujian Nasional (UN). Pastinya isu ini akan selalu
diangkat setiap tahun menjelang pelaksanaan ujian nasional itu. Disana akan selalu ada
yang pro dan kontra dari yan setuju bahkan minta dinaikkan lagi angka standar kelulusan
hingga mereka yang jelas-jelas tidak setuju bahkan minta dihapus program UN dari dunia
pendidikan kita. Namun, sayangnya suara remaja yang terlibat langsung dan menjadi
aktor utama dalam pelaksanaan ujian nasional itu tidak dilibatkan. Kita-kita nih seakanakan
hanya dijadikan kelinci percobaan tanpa mereka tahu kita-kita nih suka apa tidak
dengan program yang mereka buat. Padahal yang tahu apa yang pantas buat kita ya kitakita
juga kan?
Itu baru masalah ujian nasional belum persoalan lainnya yang memang sangat
pelik di dunia remaja yang memang harus melibatkan keputusan politik dalam
penyelesaiannya. Seperti bagaimana menghentikan program-program kekerasan dalam
acara-acara televise kemudian juga bagaimana menghapus media-media porno yang
bertebaran di sepanjang jalan, peredaran narkoba yang sudah semakin parah dan lain
sebagainya.
Tetapi sayangnya kita-kita seakan kurang perduli terhadap yang beginian. Kita
masih menganggap bahwa dunia politik itu bukan dunia kita, itu adalah dunianya orangorang
dewasa yang bergelar sarjana dan lain sebagainya. Atau kalo kita membikin
organisasi itu gak jauh dari organisasi yang berorientasi having fun aja. Atau bisa jadi ini
juga tak lepas dari sistem dunia pendidikan kita selama ini yang agak kurang suka dengan
‘perbedaan’. Selama ini kita mendapatkan pendidikan yang seragam dari mulai baju
sekolah hingga materi pelajaran sekolah. Sehingga kita tidak suka atau tidak dibiasakan
untuk bersikap kritis terhadap sesuatu.
Padahal sikap kritis itu gak selamanya loh bersifat jelek bahkan bisa jadi dari
sikap kritis yang timbul akan terjadinya perubahan yang lebih baik. Misalnya aja
bagaimana keberanian mahasiswa pada periode 98 yang berani kritis terhadap rezim orde
baru, hingga akhirnya bisa menumbangkan rezim yang dianggap sebagai rezim dictator
dan otoriter menjadi orde reformasi yang lebih terbuka.
Kalo kita membaca sejarah bangsa ini seharusnya kita malu. Dahulu tuh banyak
anak-anak muda yang sanggup mengeluarakan sikap kritisnya. Salah satu yang mungkian
masih segar dalam ingatan kita dan pernah diangkat kisahnya kedalam layar kaca ialah
sosok Soe Hok Gie. Dari sosok ini seharusnya kita bisa belajar banyak bagaimana
mengembangkan kekritisan dan ketidaksukaan kita terhadap kerusakan.
Maka dari itu sudah seharusnya kita membangaun sikap kritis dari sekarang. Kita
bisa mulai mengkritis apa-apa yang ada dilingkungan kita. mulai dulu aja dari yang
terkecil, seperti mengkritisi diri kita sendiri sebelum sampai ke yang terbesar. Tetapi
sikap kritis itu harsu dibangun secara ilmiah. Sebelum kita mengkritisi sesuatu kita harus
mempunyai data dan fakta yang benar seputar hal yang akan kita kritisi. Misalnya bila
kita melihat hal yang janggal dalam penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di
sekolahmu, kamu harus mengumpulkan data-data seputar berapa jumlah dana Bos yang
diterima oleh sekolahmu terus buat apa saja penyalurannya, setelah itu baru kamu bisa
menanyakan bila masih ada hal-hal yang mencurigakan. Jadi kita juga tidak asal
ngomong aja. Kemudian sikap kritis yang kita bangun juga harus komplit dengan
solusinya. Ini yang terkadang menjadi masalah. Kita lebih suka mengkritisi atau
membongkar suatu persoalan tetapi disisi yang lain kita tidak menyiapkan dengan apa
kita membangun sesuatu yang telah kita bongkar tersebut.
Membangun sikap kritis itu perlu. Karena dengan begitu kita akan merasakan
tentang kehidupan. Sebab, sebagai manusia kita telah dikaruniai potensi untuk berpikir.
Melalui pembinaan yang tepat, pendidikan dan pengamatan kita dapat berkembang dan
berpikir dengan baik. Makanya jangan sampai potensi yang kita miliki ini tidak
dikembangkan, sehingga menghilangkan fungsi manusia sebagai khalifah didunia.
Tetapi jangan muntang-muntang bersikap kritis semua hal kamu kritisi dengan
sembarangan. Seperti yang kini tengah terjadi dimana banyak orang yang mengaku
sebagai cendekiawan islam tetapi mereka sendiri yang merusak –dengan alasan
mengkritisi- ajaran Islam. Bayangkan aja Al-Qur’an kini telah mereka tolak kesuciannya.
Mereka anggap itu hanya sebagai produk budaya. Dan seabrek pemikiran lainnya. Nah,
yang kayak begini-begini ini jangan kamu lakukan. Sebab, sikpa kritis yang akan kita
bangun ialah sikap kritis yang positif bukan yang negatif. sikap yang akan menghasilkan
kita sebagai manusia berketuhanan, bukan manusia yang malah tidak mempercayai akan
Sang Pencipta.
Lalu bagaimana untuk menyalurkan sikap kritis yang telah kita bangun? Itu
banyak jalannya. Kamu bisa mulai belajar menulis sebuah artikel yang berisi
ketidaksukaan kamu terhadap sesuatu lengkap dengan solusinya dan coba kamu
publikasikan di majalah dinding sekolah, media cetak atau majalah-majalah dan tabloidtabloid
remaja. Selain itu kamu juga bisa membikin kelompok diskusi dengan temanteman
kamu, yang mana darisana bisa dikeluarakan ide-ide segar serta solusi-solusi
terhadap permasalahan yang ada.
Membangun sikap kritis
Setidaknya ada beberapa sikap yang harus kita jaga dalam menumbuhkan atau
membangun sikap kritis pada diri kita. beberapa sikap itu ialah
1. Menjauhkan diri dari kejumudan berpikir serta mendorong keterbukaan
intelektual. Rajinlah untuk selalu belajar dan belajar, jangan membatasi
dirimu hanya dengan satu pemahaman tentang sesuatu tetapi cobalah
untuk mencari referensi yang lain. Sebagai contoh apabila kita telah
terbiasa shalat dengan memakai mazhab Syafi’i jangan lalu kita menafikan
mazhab lain selain mazhab itu.
2. Rajinlah untuk selalu bertanya terutama mengenai sesuatu hal yang baru
kamu temui. Jangan jadi pribadi yang selalu mau menurut dengan sesuatu
yang baru. Apalagi jika sesuatu yang baru menawarkan iming-iming yang
berlebih.
3. untuk membangun sikap yang kritis kamu bisa juga dengan mempelajari
kesuksesan seseorang atau kaum lalu coba membandingkan dengan diri
kita sendiri apakah ada faktor-faktor dari kesuksesan tersebut yang ada
pada diri kita, jika tidak ada maka coba untuk direnungkan kenapa
seseorang itu bisa sedangkan kita tidak. Sebab, pada intinya manusia itu
sama.
Sebetulnya banyak hal dan cara dalam membangun sikap yang kritis, untuk itu
kamu dapat membaca buku-buku seperti, Revolusi Berpikir, karya Edward de Bonno.
Atau buku-buku lain seputar pendidikan, seperti Quantum Learning yang pernah
booming. Jadi, mulailah untuk menggunakan kemapuan berpikir kamu.
Akhlakmu Modal Utama
Kamu pasti pernah membayangkan punya badan yang macho dan atletis mirip
bodinya Ade Rai? Sehingga kamu merasa dengan modal itu kamu akan dikelilingi oleh
orang-orang disekitarmu terutama para wanita pastinya. Selain itu, juga berkelebat
keinginan memiliki sepeda motor sport terbaru dan segala aksesorisnya. Dan bila kamu
jauh dari bayangan itu, kamu akan merasa minder dihadapan kawan-kawanmu.
Sedang bagi kamu para wanita setidaknya sering terlintas kamu memiliki bodi sexy
layaknya boneka Barbie or penyanyi top Britney Spears dan dilengkapi dengan model
fashion keluaran terbaru karya para disainer terkenal sepeti, Calvin Klein, Dona Caran,
de el el menempel dibadan plus sejumlah perhiasan. Sehingga dengan segala hal tersebut
kamu merasa akan menjadi perhatian para kawanmu.
Ya, ternyata selama ini paradigma para remaja tentang gaul itu telah disusupi oleh
paham materialisme. Cirinya ya itu tadi faktor-faktor kekayaan atau sesuatu yang tampak
menjadi ukuran baik itu bentuk muka, cara jalan dan sebagai macamnya. Dengan adanya
hal-hal demikian itu maka larislah salon-salon kecantikan, perlengkapan kosmetika,
hingga yang menjadi trend sekarang yaitu banyaknya para remaja yang mulai mengikuti
sekolah kepribadian dengan biaya yang sangat-sangat expensive.
Lalu benarkah seandainya kita telah memiliki sesuatu hal tersebut maka akan benarbenar
menjadi anak gaul dan idola yang akan disukai banyak orang? Saya sangat ragu
akan hal itu. Memang kamu akan diterima oleh orang lain, tetapi kamu hanya akan
disukai oleh geng kamu saja atau mereka-mereka yang berpikiran sama dengan kamu dan
kalo boleh jujur, pasti akan lebih banyak orang yang hanya memanfaatkan kelebihan
kamu itu.
Sebagai contoh, ada seorang wanita yang berpenampilan seperti Britney Spears
lengkap dengan dandanannya, seperti celana ketat dan baju yang memperlihatkan bagian
pusar. Memang dia akan diperhatikan oleh orang lain. Tapi bukan menjadi perhatian
untuk diikuti melainkan hanya menjadi godaan-godaan iseng para lelaki saja, dan yang
lebih parahnya ada banyak kasus pelecehan seksual yang dialami oleh wanita bermula
dari godaan-godaan iseng saja. Nah kalo gini siapa yang salah?
Tenang saja dalam tulisan ini kita tidak ingin mencari yang tentang siapa yang salah
dan siapa yang benar, karena hal itu akan percuma dan buang-buang waktu saja Tulisan
ini hanya sekedar ajang bagi kita untuk saling menasihati dalam kebaikan dan semoga
ada solusi untuk masalah tersebut. Bukankah agama itu sebuah nasihat, dan dalam surah
Al-Asyr dijelaskan bahwa orang yang tidak merugi itu dengan berbagai kriteria, yang
salah satunya ialah mereka yang saling menasehati.
Bila tadi sudah dijelaskan bahwa ukuran seseorang itu dapat dikatakan gaul melalui
sesuatu yang tampak atau formalitas itu gak tepat. Maka gimana dong yang benar? Islam
berpendapat bahwa seseorang itu dilihat baik atau tidak bukan karena tampilan Dzahirnya
tetapi melalui ketakwaannya. Bila berbicara mengenai takwa maka sudah pasti dan
jelas itu berbicara mengenai hati atau sesuatu yang tak terlihat. Dan bila berbicara
mengenai muamalah maka yang jadi patokannya adalah akhlakul karimah.
Jadi sekarang kita membicarakan dan merubah stigma tentang gaul atau tidaknya
seseorang itu melalui akhlak yang dia itu miliki. Memang akhlak itu sesuatu yang susah
untuk melihatnya. Dia tidak terlihat, tetapi memancarkan kepribadian sang pemiliknya.
Ya, bisa juga disebut dengan aura atau kalo ahli kepribadian berkata suatu kecantikan
yang timbul dari dalam, bahasa kerennya Inner Beauty.
Lalu kalo gitu apa sih yang dimaksud dengan akhlak? Kata akhlak berasal dari
bahasa Arab. Kata ini merupakan bentuk jamak dari kata tunggal ‘khuluk’, yang berarti:
perilaku, baik itu perilaku terpuji maupun tercela. Sedangkan secara bahasa kata akhlak
dapat berarti “menghubungkan” antara hamba dengan Allah Swt, dengan kata lain akhlak
adalah cerminan sikap seseorang dari apa yang diyakininya. Jadi, apabila kamu meyakini
Islam sebagai agamamu, maka sewajibnya apa yang kamu lakukan harus mencerminkan
ajaran Islam, bukan malah sebaliknya.
Imam Ghazali memberikan definisi akhak sebagai berikut, “Khuluq adalah kondisi
jiwa yang telah tertanam kuat, yang darinya terlahir sikap amal secara mudah tanpa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.”
Dari definisi yang diungkapkan oleh Imam Ghazali tadi setidaknya ada tiga hal
pokok agar akhlak seseorang itu dapat dikatakan mempunyai akhlak yang Islami. Jangan
sampai kamu terkecoh, terkadang ada orang yang bukan Islam tetapi perilakunya cukup
terpuji, sehingga ada yang mengatakan bahwa akhlak orang itu akhlak yang Islami.
Yang pertama adalah adanya keyakinan yang tertanam dalam dirinya akan ajaran
yang diyakininya. Jadi, sebagai seorang muslim, maka nilai-nilai yang tertanam haruslah
nilai-nilai Islami yang berdasarkan kepada Allah Swt. Lalu yang kedua adanya
pengamalan dari nilai yang sudah tertanam tersebut, sebab apalah artinya bila kamu tahu
teori tetapi tidak mempraktekkannya bisa-bisa kamu dibilang Om Do (Omong doang).
Nah, yang terakhir atau yang ketiga ialah kamu gak khawatir tentang penilaian seseorang
dari hal yang kamu lakukan tersebut. Sebab, bagi seorang muslim sejati penilaian
manusia itu gak penting, tetapi keridoan-Nya lah yang menjadi idaman. Jadi apapun kata
orang tentang dirimu itu jangan dijadikan ukuran. Kalo pepatahnya “Anjing
menggonggong kafilah berlalu”
Bila diibaratkan sebuah pohon, aqidah kita adalah akarnya, yang menghujam tajam
dan mencengkeram kokoh ke dalam tanah. Ibadah yang kita lakukan layaknya dahandahan
pohon tersebut ada shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya. Buah dari pohon
tersebut adalah akhlak dimana akan kita berikan kepada siapa saja tanpa pandang bulu,
warna kulit, agama dan apa aja. Semuanya akan diberikan kepada orang-orang
disekitarnya. Ia memberikan manfaat kepada siapa saja dan kapan saja. Hasan al- Banna
pernah berkata ketika ia menggambarkan karakter seorang muslim yang baik, “Seorang
muslim yang baik ia ibarat sebuah pohon mangga, dimana ketika seseorang
melemparnya dengan batu maka ia membalas dengan buahnya.”
Bicara soal akhlak Rasululullah saw menjadi teladan yang baik dalam hal ini.
Ketika ia disambit dan dilempari dengan kotoran manusia, beliau membalasnya dengan
senyuman dan do’a. Saat dirinya diusir dan dihinakan ia membalas dengan do’a, walau di
tengah hujatan dan makian ia selalu membalas dengan salam. Tidak ada satupun manusia
yang dirugikan oleh perbuatannya. Semua merasakan nikmat dan manfaat darinya
Dalam perilaku beliau, baik itu Diam, marahnya, sedih, duduk, dan bicaranya selalu
ada manfaat yang bisa diambil. Ketika ada nikmat beliau gak enggan untuk berbagi walau
terkadang nikmatnya itu hanya cukup bagi beliau dan keluarganya. Begitu juga ketika
musibah menimpa, hal itu dijadikannya sebagai alasan suatu kegagalan. Tetapi selalu ada
pelajaran yang dapat dipetik darinya. Seperti itulah gambaran akhlak seorang muslim,
segala tingkah laku dan gerak-geriknya akan memberikan manfaat bagi orang sekitarnya,
tidak peduli apakah orang itu seagama dengannya ataukah tidak. Karena Islam adalah
rahmat bagi semesta alam.
Akhlak menduduki posisi yang terhormat di dalam Islam, sebab menyempurnakan
akhlak yang terpuji adalah salah satu misi dari risalah Islam. Rasulullah Saw. bersabda,
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak terpuji.” (HR. Ibnu
Abid Dunya)
Karenanya tak heran kalau Ahmad Syauqi, seorang sastrawan kenamaan asal mesir,
dalam sebuah syairnya menyebutkan, “Sesungguhnya yang tersisa dari sebuah umat
adalah akhlaknya. Apabila hilang akhlaknya maka umat itu telah hilang.”
Kalo kamu baca buku-buku tentang sejarah perjalanan hidup Rasulullah Saw., di
sana akan kamu temui kecemerlangan akhlak Rasulullah dan para sahabatnya. Mereka
benar-benar telah memberikan bukti dari suatu ajaran besar yang agung. Ada satu kisah
menarik yang saya sungguh berdecak kagum ketika membacanya. Begini kisahnya.
Dahulu karena terkenal akan kejujurannya dalam memegang amanah, Rasulullah
Saw. banyak dititipkan barang-barang berharga oleh warga Makkah yang nota bene
menentang risalah dakwahnya. Ketika Rasulullah mau hijrah ke Madinah, beliau
diultimatum mati oleh para pemimpin Quraysi. Rumahnya dikepung dari depan belakang
maupun samping kanan dan kiri, pokoknya gak ada jalan untuk keluar deh. Kemudian
beliau memanggil Ali bin Abi Thalib untuk kerumahnya, pada saat itu ia berpesan untuk
mengembalikan barang-barang warga Quraysi untuk dikembalikan kepada pemiliknya.
Dan hal itu pun dilakukan tanpa hilang walau sekeping emas pun.
Lihat! Di saat-saat genting seperti itu, Rasulullah tetap berusaha memegang
amanahnya. Walau barang itu kepunyaan orang-orang yang jelas-jelas memusuhi
dakwahnya, bahkan bisa jadi ada orang yang menitipkan hartanya dalam kelompok yang
mengepung rumahnya itu, tetapi tidak ada dalam pikirannya untuk berbuat curang
sekalipun. Kisah tersebut hanya setitik kecil dari kertas putih yang luas. Masih banyak
kisah-kisah sejenis yang menjadi bukti tentang ajaran yang besar ini.
Akhlak bagi seorang muslim adalah ibarat perhiasan yang menghiasi tubuh
manusia, yang dengannya akan tercipta keindahan pada dirinya. Setampan dan secantik
apapun manusia bila dalam tingkah lakunya memiliki perangai yang buruk akan tidak
disenangi oleh manusia lainnya. Coba deh kalo kamu lihat dalam sinetron-sinetron yang
saat ini beredar di televisi kita. Banyak pemeran dengan karakter antagonis memiliki
wajah dan penampilan yang tidak kalah dengan pemeran utamanya. Tetapi bagaimana
sikap kita terhadapnya? Ya, pasti kamu akan antipati terhadap tokoh tersebut. Kira-kira
seperti itulah bila manusia tanpa akhlak yang baik.
Selain itu akhlak seorang muslim merupakan cerminan keimanan kepada Allah
Swt., kok bisa ya? Sebelum menjawab soal itu ada baiknya kamu cerna hal yang berikut
ini. Ketika kamu BT atau sedang tidak mood dengan sesuatu seperti kamu habis diomeli
oleh guru karena tidak mengerjakan PR, pasti perasaan hatimu akan kesal. Hal itu akan
terbawa pada perilaku atau sikapmu kepada kawan mu yang lain yang jelas-jelas tidak
ada persoalan dengan dirimu. Juga sebaliknya, bila suasana hati kamu sedang merasa
senang dan gembira karena baru saja memenangkan hadiah tiket umroh dari salah satu
undian, pasti sikapmu terhadap teman-temanmu akan ceria dan kamu tidak segan-segan
melepas senyum kepada siapa saja walau orang itu juga kamu tidak kenal.
Nah, seperti itu juga bila dikatakan bahwa akhlakmu merupakan cerminan imanmu.
Berbicara keimanan adalah persoalan hati. Bila memang hati kamu patuh dan hormat
pada perintah dan larangannya, pastinya hal itu tercermin juga pada cara kamu
berperilaku. Gimana jelaskan?
Ketika Al-Qur’an Bicara tentang Akhlak
Ketika membaca Al-Qur’an, kita ibarat membaca sebuah buku pedoman yang
menerangkan segala sesuatunya tanpa tertinggal dan terlewat barang sedikit pun. Di
dalamnya ada aturan hidup yang harus dijalani oleh seorang muslim, larangan dan
perintah yang diberikan oleh Allah Swt. kepada kita sebagai hamba-Nya. Kisah-kisah
kaum terdahulu yang harus menjadi pelajaran bagi kaum sekarang, sampai aturan hidup
perorangan semua ada disini, dan masih banyak lagi.
Begitu juga tentang akhlak. Al-Qur’an memberikan porsi untuk hal yang satu ini.
Salah satunya dapat kita lihat dalam Surah Al-Furqaan ayat 63-76. Surah ini
menyebutkan tentang ciri-ciri dari Ibadurrahman atau hamba-hamba yang ikhlas hanya
untuk Allah semata.
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan, dan orang
yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. dan orangorang
yang berkata: "Ya Tuhan Kami, jauhkan azab Jahannam dari Kami,
Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal".. Sesungguhnya Jahannam itu
seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.. dan orang-orang yang apabila
membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
(pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.. dan orang-orang yang tidak
menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang
siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan)
dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan Dia akan
kekal dalam azab itu, dalam Keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat,
beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan
kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.. dan orang-orang
yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, Maka Sesungguhnya Dia bertaubat kepada
Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.. dan orang-orang yang tidak memberikan
persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga
kehormatan dirinya.. dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat- ayat
Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang- orang yang tuli dan
buta.. dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami
isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah
Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.. mereka Itulah orang yang dibalasi
dengan martabat yang Tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka
disambut dengan penghormatan dan Ucapan selamat di dalamnya,. mereka kekal di
dalamnya. syurga itu Sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. (QS. Al-Furqon
: 63-76)
Dalam ayat ini disebutkan macam-macam akhlak terpuji yaitu,
Seorang yang rendah hati, tidak curang, tidak bersikap kasar serta tidak
menyakiti orang lain
Menjawab sapaan yang kasar dengan kata-kata yang membawa keselamatan dan
kedamaian. Ia tidak perduli dengan apa yang didengarnya selama itu ditujukan
untuk memperoloknya
Waktu malamnya selalu ia hidupkan dengan melakukan Qiyamullail. Ingat ya,
Qiyamullail dulu baru nonton bola
Ia tidak pernah lepas dari berdo’a kepada Allah Swt., karena memang kita
adalah makhluk yang lemah dihadapannya
Tidak berlebihan dalam mengeluarkan harta begitu juga tidak pelit dalam
bersedekah
Menjaga diri dari perbuatan zina dan perbuatan yang mendekatinya
Tidak membunuh orang kecuali dalam urusan yang diatur oleh syara
Nah, itu adalah satu contoh dari ayat Al-Qur’an yang di dalamnya ada perintah bagi
kita untuk berakhlak mulia. Masih banyak ayat- ayat lainnya yang berkenaan dengan hal
serupa. Selanjutnya kamu bisa baca sendiri Al-Qur’an di rumahmu ya.
Rasulullah Saw. pun menganjurkan untuk memiliki akhlak yang mulia, dari
Abdullah bin Amr bin Ash r.a., beliau berkata:
“Sebaik-baik kamu adalah orang yang lebih berakhlak baik diantara kamu.” (HR.
Bukhari Muslim)
“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya ialah orang mukmin yang
paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)
“Tidak ada sesuatu yang yang lebih memberi bobot timbangan amal bagi seorang
muslim dari pada akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)
Kalo begini, yuk beratkan timbangan amal kita nanti dengan akhlak yang baik.
Rasulullah ketika ditanya amal apa yang paling banyak mengantarkan manusia masuk
surga, beliau menjawab, “Bertakwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” (HR.
Tirmidzi)
Betapa ruginya kita jika salah satu kunci surga dalah dengan berakhlak baik. Ingat
ya salah satunya, bukan berarti ngelupain kunci yang lainnya.
“ Ingatlah saya beritahu bahwa yang paling aku cintai dan majelisnya paling dekat
kepadaku di hari kiamat nanti…(diucapkan tiga kali) ialah siapa diantar kalian yang
paling baik akhlaknya.” (HR. Bukhari)
Betapa rindu dan inginnya kita bila disurga nanti dapat bertemu dan melihat
Rasulullah Saw.
“ Tidak ada sesuatu yang paling berat timbangannya di akhirat dibanding kebaikan
akhlak, dan bahwa Allah membenci perilaku keji dan buruk.” (HR. Ahmad dan Abu
Daud)
“Kebaikan adalah akhlak yang baik dan dosa adalah sesuatu perilaku yang
mengusik ketenangan dadamu dan engkau tidak suka jika itu dilihat orang lain” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Selamatkan Dunia Kita
Harry Potter merasa ada yang ganjil dengan Hogwart, apalagi setelah
menghilangnya sang kepala sekolah Dumbledore. Akhirnya dugaan Harry benar saat ini
Voldemort tengah menghimpun kekuatan untuk menguasai Hogwart dari pengaruh
Dumbledore, maka Harry dan kawan-kawan -setelah dipaksa oleh Hermione dan Ronmulai
mengumpulkan kekauatan dan berlatih secara diam-diam. Ya, Harry tidak rela kalo
Hogwart dikuasai oleh Voldemort, makanya ia merasa terpanggil untuk menyelamatkan
Hogwart.
Pastinya kalian sudah tahukan dengan kisah diatas? Yap, kisah diatas merupakan
sekelumit cuplikan dari film terbaru Harry Potter yang di beri title Harry Potter and The
Orde Phoenix. Ada satu pelajaran yang saya ambil sepulang menonton film tersebut
bersama adik saya. Ternyata anak muda bisa kok untuk berbuat, ketika mereka yang tuatua
tidak terdengar tajinya. Maka sudah saatnya kini kita sebagai remaja untuk
menyelamatkan dunia kita, minimal dari lingkungan pergaulan kita.
Ya, kalo kita mo perhatikan dan amati sebentar saja dari dunia kita para remaja
saat ini, dan jujur dalam memberikan penilaiannya. Pasti kita akan sedikit meringis dan
akan sulit untuk tersenyum melihat apa yang terjadi di sekitar remaja saat ini. Mengapa
demikian? ya, karena energi para remaja saat ini hanya banyak dihabiskan pada hal-hal
yang merugikan tidak hanya bagi kita tetapi juga bagi lingkungan sekitar kita.
Remaja saat ini mengalami suatu era yang disebut dengan perubahan psikologis
dimana, perubahan yang terjadi itu sangat besar sehingga berdampak terhadap kehidupan
sosial mereka. Walau hal seperti ini terjadi juga pada zadul (zaman dulu) tetapi, tidak
separah saat ini efek yang ditimbulkannya. Perubahan ini tidak jarang membawa
perilaku yang negatif terhadap kehidupan pribadi dan terkadang juga berdampak terhadap
orang lain disekitarnya.
Banyak hal-hal negatif yang saat ini mewarnai kehidupan remaja. Antara lain
drugs (narkoba), miras, seks bebas, tawuran, mengucapkan kata-kata kotor, terbentuknya
kelompok-kelompok yang bertujuan negatif, mengucilkan teman-teman yang lemah,
bersikap menentang orang tua, krisis moral dan akhlak, banyak menghabiskan waktu
untuk hal-hal yang tidak berguna, melakukan aksi peniruan terhadap idola mereka seperti
tato, membajak bis untuk kemudian menjarah harta penumpangnya dan mungkin yang
kini juga tengah marak dalam kehidupan remaja kita yaitu aksi bunuh diri bila
persoalannya tidak terpecahkan.
Inilah fenomena yang saat ini terjadi pada kehidupan remaja di dunia termasuk
juga kehidupan remaja di Indonesia. Sebagai contoh mari kita lihat beberapa kasus yang
tejadi seputar kehidupan remaja putri saat ini, buat yang cowok tenang dulu, ntar juga
bakal kebagian.
Kita melihat para gadis remaja saat ini sudah tidak malu lagi untuk mengumbar
auratnya (kalo ini disebut emansipasi, mungkin ibu kartini sedih melihatnya). Mereka
memakai kaos-kaos ketat yang terkadang tidak cukup untuk menutupi seluruh tubuhnya,
layaknya etalase ditoko yang dengan transparan memperlihatkan jenis dagangannya.
Terkadang ada juga yang berusaha untuk menutupi kepalanya dengan kerudung tetapi
bagian bawahnya dibiarkan terbuka (atas kerudung bawah warung). Sungguh
menyedihkan bila melihatnya, boleh jadi hal ini pun didukung oleh para orang tua mereka
agar anak mereka dapat laku dipasaran. Yang sungguh menyedihkan kebanyakan mereka
beragama Islam, bahkan banyak orang tua mereka yang sudah menuaikan haji berkalikali.
Itu baru kaum wanitanya sekarang kita lihat juga para kaum prianya. Tingkat
aktivitas menyimpang mereka tidak kalah lebih besar dari pada penyimpangan remaja
putri. Sebagai contoh dalam tayangan berita-berita kriminal banyak remaja pria yang
menjadi bintang utamanya, kebanyakan kasus mereka adalah perkelahian antar pelajar
yang sampai menghilangkan nyawa seseorang, pemakaian obat-obatan terlarang bahkan
tidak jarang para pelajar ini tidak hanya menjadi pemakai tetapi juga sudah menjadi
penjual, dan yang lebih hebatnya banyak juga para remaja pria yang melakukan tindakan
asusila terhadap anak-anak baik itu dengan lain jenis (yang pasti bukan jin) maupun
dengan sesama jenis. Astaghfirullahaladzim…
Bahkan dalam salah satu harian nasional, Prof Dr Zubairi Djoerban, ahli
hematologi FKUI, mengatakan bahwa kini lebih 50 persen dari 333 juta kasus penyakit
menular seksual (PMS) di seluruh dunia setiap tahun terjadi pada remaja. Dari sini, cerita
beranjak ke babak yang lebih seram: HIV/AIDS. Dimana sebagian besar orang dengan
HIV/AIDS (Odha) memang berusia muda. Mereka tertular melalui hubungan seks, baik
hubungan heteroseksual (antara laki-laki dan perempuan), maupun hubungan
homoseksual. Tapi, ada juga remaja yang tertular HIV melalui jarum suntik yang dipakai
bersama-sama saat menggunakan narkotika. Kebiasaan bertukar memakai jarum suntik di
kalangan pengguna narkotika merupakan salah satu medium yang efektif menularkan
HIV. Kini, kata dokter Zubairi, sudah ada remaja pengguna narkotika yang tertular HIV.
Bahkan ada yang masuk dalam tahap AIDS.
Sekitar 30 persen pengguna narkotika bakal terinfeksi HIV/AIDS. Buktinya, ada
di depan mata. Di beberapa rumah sakit di Indonesia, tempat tidur pasien AIDS selalu
penuh. Di tempatnya praktik pribadi, ada 10-20 pasien HIV/AIDS berobat tiap hari.
Setiap bulan ada 30-50 pasien baru HIV/AIDS. Di RS Cipto Mengunkusumo dan RS
Kanker Dharmais di atas 20 pasien yang berobat jalan tiap hari.
Itu dari sisi narkoba. Sedangkan dari serangan kebudayaan lebih gawat lagi.
Sebagai contoh, kita ambil dalam dunia film khususnya yang beredar di Indonesia banyak
hiburan bagi remaja yang sangat-sangat tidak mendidik.. Saat ini sedang booming dan
menjadi trend (yang menurut pengamat film sebagai awal kebangkitan perfilman
Indonesia), film-film yang bertemakan seputar kehidupan remaja diawali oleh film Ada
Apa Dengan Cinta yang mendapat sambutan hangat kemudian disusul oleh film Eiffel
I’m in Love, 30 Hari Mencari Cinta, Banyu Biru dan lain-lain. Sayangnya, sebagian besar
(tapi tidak semuanya loohh…) film-film tersebut tidak mengajarkan budaya yang baik
seperti misalnya film Virgin dan Buruan Cium Gue yang benar-benar sangat merusak
moral dan akhlak kaum remaja. Dalam kedua film itu nilai-nilai agama dan sosial habis
diporak-porandakan.
Itu baru dalam negeri, ada juga tayangan impor berbentuk Reality Show yang
sekarang sedang menjadi trend stasiun televisi kita. Seperti acara yang menceritakan
tentang petualangan Paris Hilton bersama temannya yang mencoba menjalani kehidupan
berbeda dengan kehidupan yang dialaminya. Begitu juga tayangan yang menceritakan
tentang seorang wanita atau pria yang sedang mencari jodoh. Dalam tayangan itu benarbenar
ditonjolkan perilaku-perilaku yang seharusnya tidak ditayangkan di Indonesia
Bahaya acara-acara seperti ini bisa lebih parah dari film Schlinder List yang menceritakan
tentang kekejaman Nazi terhadap Yahudi, yang sempat dicekal peredarannya di
Indonesia karena dinilai akan mengganggu kerukunan hidup beragama. Ditambah
dengan mudahnya didapatkan media-media yang menawarkan pornografi dan pornoaksi
semakin
Gejala seks bebas juga sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan remaja.
Bahkan banyak loh adegan mereka yang tanpa malu-malu lagi di tontonkan ke khalayak
ramai melalui sarana telepon genggam atau internet sekalipun, tanpa malu-malu mereka
mempertontonkan sesuatu yang belum legal mereka lakukan. Yang mengejutkan data
dari BKKBN menyebutkan bahwa setiap tahunnya ada 700 ribu kasus Aborsi yang
dilakukan oleh remaja usia 20 tahun ke bawah.
Selain itu juga banyak aktivitas-aktivitas remaja yang sudah tidak bisa ditolerir
yang juga bisa membahayakan orang lain. Misalnya, fenomena genk-genk motor yang
belum lama ini marak dengan sjumlah aktivitas yang menjurus kearah criminal.
Dari sejumlah data dan fakta diatas, ternyata kehidupan remaja pada saat ini
sudah berada diambang batas normal. Bila kali Ciliwung aja bisa ngebahayain Ibu Kota
Jakarta kalo ketinggian airnya sudah melampaui batas normal. Maka begitu juga, apabila
kenakalan seorang remaja sudah di ambang batas (bukan berarti yang di bawah ambang
batas tidak harus dihindari loh…), maka tidak hanya berbahaya bagi ibu kota tetapi juga
bagi Ibu-ibu kita.
Lalu, masihkah kita menganggap permasalahan ini sebagai suatu kewajaran yang
bisa dimaklumi begitu saja dan dengan entengnya mengatakan, “Yaa, itukan emang
masanya nanti juga dia sadar sendiri?” lalu kita dengan cuek bebek seolah gak perduli
dengan setumpuk permasalahan yang terjadi.
Apakah kita mau kawan-kawan kita, tetangga kita atau malah saudara-saudara
kita yang kita sayangi dan cintai terus terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan sehingga
generasi Islam menjadi hancur lebur menjadi bahan permainan musuh, ataukah kita
termasuk sebagai remaja yang bertanggung jawab terhadap keberlangsungan zaman
sehingga berkah dalam dunia dan akhiratnya sehingga kita merasa perlu untuk melakukan
perubahan saat ini juga tanpa menunggu waktu lagi? Ya bila Harry Potter dan kawankawan
tidak rela Hogwart hancur maka sudah selayaknya kita juga bersikap serupa
terhadap dunia kita.
Berubah itu mudah kok
Salah satu pandangan yang menyebabkan orang sulit atau tidak bisa berubah dari
kebiasaan lamanya bahwa kebiasaan itu susah atau sulit untuk diubah. Bahkan ada yang
bilang ini sudah takdir hidupnya. Makanya banyak orang yang terpuruk sering
beranggapan bahwa kepurukannya itu tak lebih disebabkan oleh jalan hidup dari yang
Maha Kuasa. Tetapi benar gak sih pendapat itu? Asli guys sesungguhnya pendapat itu
gak benar. Sejatinya kebiasaan itu bisa kok untuk dirubah. Buktinya aja bagaimana
sistem politik orde baru yang telah berkuasa selama 32 tahun bisa untuk dirubah.
Dan ngomong-ngomong soal takdir, ternyata itu gak bisa dilepaskan dari yang
namanya hukum sunatullah atau yang lebih akrab dengan nama hukum sebab akibat. Jadi
kalo kita mau pintar ya belajar kalo kita ingin kaya ya harus bekerja, menabung dan tidak
foya-foya begitu juga kalo kita mau masuk surga ya harus rajin beribadah dan terus
mempertahankan ketakwaan kepada Allah swt. Jadi gak benar tuh dengan pendapat kalo
yang namanya takdir itu gak bisa diubah.
Padahal sebagaimana yang kita tahu manusia ketika dihadirkan ke dalam dunia ini
dalam keadaan fitrahnya. Gak ada satupun pesanan atau perintah nih orang mo jadi orang
jahat ataupun orang baik. Yang ngebentuk seseorang itu jadi baik or jahat banyak
faktornya, bisa faktor eksternal seperti lingkungan permainan, ortu dan hal-hal yang ia
dapatkan dari situasi dan kondisi pada saat itu bisa juga karena memang faktor internal
yang datang dari dirinya sendiri.
Jadi, sesulit dan semelekat apapun kebiasaan itu seseungguhnya hal itu bisa kok
diubah. Banyak bukti tentang hal itu. Misalnya, hadits yang mengisahkan tentang seorang
yang telah membunuh seratus orang yang pada akhirnya dia bisa bertobat., hingga
malaikat menempatkannya di surga. Jadi dengan kata lain sesuatu yang berat dan sulit itu
bisa dilakukan bila kita mo usaha dan bekerja keras mewujudkannya.
Makanya Allah swt memberi manusia itu akal yang dengan seharusnya digunakan
untuk berpikir atau memikirkan apakah yang dilakukannya itu benar atau nggak. Itulah
sejatinya fungsi dari akal, tetapi sekarang akal itu kebanyakan digunakan untuk
melakukan pembenaran atas apa yang kita lakukan mau itu benar atau kagak.
Maka yang pertama bila kita ingin berubah dari suatu keadaan ke keadaan yang lain
ialah betulkan paradigma kita dulu. Paradigma ialah cara pandang kita terhadap sesuatu.
Bila cara pandang kita salah maka salah pula dalam menghadapinya. Paradigma bahwa
sesulit apapun merubah kebiasaan dalam diri kita disana tetap ada peluang untuk dirubah.
Orang bijak berkata, “Tidak ada sesuatupun yang sulit selama masih ada kemauan”
Sadarilah kesalahanmu
Ok, bila sekarang kita telah sepakat bahwa kesalahan atau kebiasaan yang kita
lakukan selama ini itu bisa berubah. Maka, langkah selanjutnya adalah menyadari
kesalahan yang telah kita lakukan. Misalnya jika selama ini kita menjadi perokok lalu
ingin berhenti merokok maka kita harus sadari bahwa merokok itu gak baik dan hanya
membuang biaya serta dapat menimbulkan penyakit di kemudian hari.
Karena gimana kita mo tahu kalo kebiasaan yang kita lakukan itu gak baik tanpa
kita sadari terlebih dahulu ketidak baikan dari kebiasaan itu. Hal inilah yang kebanyakan
orang lupa, jadi alih-alih dia mau ngerubah kebiasaannya yang ada hanya
mempertahankannya dengan sejumlah dalil untuk dijadikan pembenaran.
Seperti seorang kawan yang mau berhenti dari kebiasaannya ngerokok. Berulang
kali ia menyatakan hal tersebut kepada saya tetapi ketika diberi tahu bahwa rokok itu
adalah sumber berbagai penyakit seperti paru-paru dan jantung ia malah menampik. Nah,
kalo sudah begini jelas akan susah untuk kesananya.
Ya, menyadari kesalahan yang kita miliki memang tidak semudah menyadari bila
kesalahan itu ada pada diri orang lain. Kita akan berhadapan dengan yang namanya ego.
Disana akan ada selalu ada pembenaran-pembenaran atas apa yang kita lakukan. Terlebih
bila lingkungan telah melegalisasi kesalahan yang kita lakukan seakan-akan itu adalah
kebenaran.
Maka salah satu agar kita tahu dan sadar bahwa perbuatan kita gak baik itu ialah
dengan cara keluar dari lingkungan lama kita. banyak kok caranya kita bisa bergaul ama
orang yang baik, dan yang selalu berpikiran positif. Selain itu bisa juga lewat sarana
membaca dan banyal belajar. Dengan begini kita akan dapat atau terbiasa untuk selalu
melihat sesuatu dari dua sisi yang berbeda, agar kita dapat dengan mudah melakukan
pertimbangan-pertimbangan. Sebab sangat sulit melakukan penilaian bila tidak ada dua
hal yang berbeda untuk saling dinilai.
Saatnya membuat keputusan
Nah, sekarang adalah saatnya membuat keputusan setelah kita menyadari
kesalahan dari kebiasaan kita maka sekaranglah saatnya yang tepat untuk membuat
keputusan untuk beralih dari yang jelek ke yang baik. Membuat keputusan ini bukanlah
perkara yang mudah dan juga tidak susah jadi bisa disebut susah-susah gampang lah.
Sebab ini berhubungan dengan yang namanya waktu. Waktu itu sifatnya dinamis
dan cepat sekali dalam bergeraknya. Maka kita harus tepat dalam membuat keputusan.
Jangan ada kata-kata, “entar aja ya kalo udah tua”, “tenang tar kalo udah saatnya gw juga
bisa kok berubah” asli deh kata-kata ini sebetulnya adalah kata-kata pecundang yang
merasa jago padahal dia gak ada apa-apanya.
Jadi buatlah keputusan saat ini juga. Jangan ditunda-tunda lagi. Tentunya kalian
masih ingatkan dengan ungkapan, “kesempatan itu tidak datang untuk yang kedua
kalinya” makanya selagi ada kesempatan yang pertama maka langsung ambil keputusan
untuk berubah.
Itulah yang dilakukan oleh Abu Dzar al-Ghifari ketika ia mendengar bahwa telah
hadir seorang Rasul terakhir di kota Mekkah. Ia berinisiatif untuk berangkat kesana tanpa
perlu menunda-nunda waktu lagi. Apalagi berpikiran nanti aja kalo sang Rasul hadir ke
kotanya baru ia akan bertobat.
Imam Hasan al- Basri mengatakan, “Jauhilah sifat menunda-nunda. Nilai dirimu
tergantung pada hari ini, bukan besok. Kalau esok engkau beruntung, maka
keuntunganmu akan bertambah bila hari ini engkau telah beramal. Dan kalau esok
engkau mengalami kerugian, engkau takkan menyesal, karena hari ini engkau telah
beramal”. Selain itu kita juga jangan melupakan Allah swt. Marilah berdo’a agar
keputusan yang kita buat itu menjadi berkah serta tidak hanya sementara.
Memang memulai sesuatu yang baru itu akan berat diawalnya tetapi percayalah
apabila kita menjalaninya semua itu akan menjadi sesuatu yang mudah dan enak untuk
dirasakan. Ibarat kita mengayuh sepeda maka akan ada tenaga ekstra pada kayuhan
pertama, tetapi pada kayuhan selanjutnya kita hanya memerlukan tenaga yang sedikit.
Maka hilangkan keragu-raguan. Jangan biarkan sikap ragu-ragu malah menghambat
langkah dan perjalanan kita. mantapkan tekad sejak langkah pertama dan langkah
selanjutnya menjadi terserah anda.
Slow but sure
Untuk merubah suatu kebiasaan maka langkah yang terbaik ialah merubahnya
dengan cara perlahan tetapi pasti. Jangan memulai perubahan dengan sesuatu yang
drastis, karena itu akan membuat diri kita terkejut dan kaget yang malah akan berefek
kita untuk kembali kepada kebiasaan lama kita.
Masih ingatkan ketika kita masih kecil dan ingin melaksanakan puasa pertama kita?
pastinya kita gak akan mencoba berpuasa seharian penuh, tetapi kita mencobanya dulu
dengan seperempat hari, setengat hari, tiga perempat hari baru kita meyelesaikan puass
kita seharian penuh. Karena memang tubuh kita butuh adaptasi dengan sesuatu yang baru.
Jadi disini kita tetap harus menghargai apa yang dinamakan dengan proses. Walau
memang terkadang ada orang yang bisa melakukan perubahan dengan drastis langsung
tetapi yakin deh orang seperti itu langka banget. Jadi coba deh semuanya dengan perlahan
tapi pasti. Slow but sure istilah kerennya.
Jangan Hangat-Hangat Tahi Ayam
Selamat akhirnya kamu bisa merubah kebiasaan lamamu dengan kebiasaan baru
yang lebih positif. Semoga sekarang kamu menjadi manusia baru dengan visi dan misi
baru pula, tetapi kita jangan bangga dan bersenang dulu. Jangan cepat menganggap hal
ini sebagai kemenangan yang sudah kita raih karena masih ada ujian selanjutnya. Hah?!!!
Yap, ujian selanjutnya adalah bagaimana kita bisa tetap bertahan dengan catatan baru
hidup kita ini. Jangan sampai kita hanya dapat berubah dalam waktu yang singkat aja
setelah itu kembali kekeadaan semula.
Seperti bunyi pepatah meraih kemenangan itu sulit tetapi lebih sulit lagi mempertahankannya,
maka disinilah ujian yang sebenarnya. Jangan kamu anggap setelah
kamu bisa berubah gak ada ujian atau godaan lagi, malah disini godaannya semakin
banyak agar kita mau kembali ke kebiasaan buruk yang selama ini kita jalani.
Teliti Memilih Informasi
Betepa berharga dan mahalnya harga akan sebuah informasi. Betapa banyak dana
yang dikeluarkan untuk membuat organisasi seperti CIA atau FBI di Amerika Serikat
sana dan hampir diseluruh negara dunia lainnya. Makanya dahulu apabila suatu negara
ingin menyerang negar lainnya maka salah satu sasaran utamanya ialah pusat-pusat
informasi yang dimiliki negara tersebut seperti stasiun televise dan stasiun radio.
Memang kita, manusia, tidak bisa dipisahkan dari yang namanya informasi, sebab
dari informasi yang kita terima, kita dapat melakukan sesuatu. Bila informasi itu menjadi
sesuatu yang penting, maka tak kalah penting juga tentang sejauhmana ketelitian
informasi yang akan kita terima. Islam telah mengajarkan betapa pentingnya mencari
informasi yang baik dan benar agar informasi itu tidak menghasilkan tindakan yang
keliru. Makanya dalam ilmu hadits ada yang namanya, ilmu Al-Jarh Wa Al-Ta’dil. Ini
adalah ilmu yang berusaha menguji data yang ada untuk menentukan keterpercayaan
periwayat hadits. Jadi suatu hadits itu akan diteliti dan ditentukan derajatnya, apakah
hadits itu shahih, dhaif, palsu dan sebagainya itu terkandung orang yang
meriwayatkannya.
Teliti dalam memilih informasi itu sangat penting, sebab manusia dalam bertindak
dipengaruhi oleh informasi yang ia terima. Bila informasi itu salah atau keliru, maka
begitu juga dengan tindakan yang akan dilakukannya, begitu juga sebaliknya. Salah satu
contoh ialah serangan AS ke Irak, awalnya pemerintah Amerika Serikat menerima
informasi bahwa Irak tengah mengemangkan senjata kimia, serta memiliki jaringan
dengan Usamah bin Laden. Menerima informasi ini George W. Bush, langsung
mengambil inisiatif untuk melakukan penyerangan terhadap Irak. Dikemudian hari
diketemukan fakta bahwa informasi yang diterima itu keliru
Hal- hal seperti ini juaga banyak terjadi di sekitar kita, hingga ini harus benatbenar
diwaspadai sebab jika informasinya saja sudah salah maka sudah pasti output atau
solusi yang dihadirkannya akan salah juga. salah satu contoh yang berbahaya adalah
program untuk menekan jumlah penderita HIV/AIDS melalui jalur penggunaan alat
kontrasepsi berupa kondom. Berapa banyak iklan yang berseliweran baik di media
elektronik maupun media massa yang berisi tentang penggunaan kondom sebelum
melakukan hubungan seks. Bahkan yang lebih spektakuler ialah dengan disediakannya
ATM kondom di sejumlah tempat hiburan, dimana dengan alat ini hanya dengan
beberapa rupiah orang dengan bebasnya bisa mendapatkan alat kontrasepsi itu.
Sebagaimana yang digambarkan iklannya jelas-jelas akan kita dapati bahwa sasaran dari
program ini adalah mereka yang memang belum sah melakukan hubungan seksual juga
bagi mereka yang memang suka gonta-ganti pasangan.
Jelas ini adalah tindakan yang keliru, sebab penggunaan kondom itu juga belum
pasti menekan penularan HIV/AIDS, dan yang semakin membuat geram ialah dibalik
iklan ini pemerintah cenderung untuk melegalkan seks bebas, padahal aktivitas seks itu
hanya bisa dilakukan ketika sudah ada ikatan perkawinan. Pemerintah seakan-akan
mengalah dengan banyaknya mereka yang telah melakukan seks bebas. Padahal tidak
selamanya loh yang banyak itu benar. Boleh jadi aktivitas seks bebas didukung mayoritas
warga tetapi belum tentu Allah swt juga mendukungnya. Sebab ajaran Islam jelas-jelas
menolak hal seperti itu
“ Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)
Ayat diatas dengan sangat tegas dan jelas menyebutkan bahwa perilaku Zina itu
adalah perilaku haram yang tidak disukai oleh Allah swt.
Jelas program ini bisa menyesatkan kaum muda, mereka serasa diizinkan untuk
melakukan kegiatan seks yang illegal dengan alasan “kan gw sudah memakai kondom
jadi safety”. Sory bro bagi yang berpikiran demikian kita ini bukan hanya mencari safety
di dunia saja - lagian siapa juga yang bilang bahwa kondom itu bisa menjamin seratus
persen kamu terbebas dari virus HIV/AIDS, sejumlah dokter bahkan telah mengatakan
bahwa virus HIV/AIDS itu masih bisa menembus pori-pori yang ada di kondom- coz kita
juga mencari safety di akhirat sana.
Jadi telitilah dengan benar informasi yang kita terima, jangan asal telan bulatbulat.
Sedini mungkin kita harus bersikap lebih kritis terhadap informasi yang gak jelas
rimbanya. Sebab dizaman kemajuan teknologi, yang menyebabkan informasi dapat
dengan mudah didapat dari segala penjuru, maka semakin bias juga antara informasi yang
memang benar dengan informasi yang jelas-jelas keliru. Makanya kita harus kembali
kepada dua panduan terbesar informasi bagi umat islam yaitu: Al-Qur’an dan As-sunnah.
Nah inilah yang sekarang banyak ditinggalkan oleh kaum muslim, padahal
Rasulullah saw berpesan bahwa siapa yang ingin selamat maka berpeganglah dengan Al-
Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw. memang sih masih ada yang baca dan beli Al-
Qur’an, tetapi berapa banyak yang mau mengamalkannya. Padahal Al-Qur’an itu tidak
cukup hanya dimiliki dan dibaca tetapi yang terpenting adalah pengamalannya. Bahkan,
saking pentingnya mengamalkan Al-Qur’an para sahabat Rasulullah saw, tidak akan
berhenti dari membaca satu ayat sebelum mereka dapat memahami dan
mengamalkannya.
Saat ini kita lebih banyak bergaul dengan referensi-referensi yang hadirnya dari
manusia sendiri, entah itu ahli filsafat, mereka yang bergelar Doktor ataupun para public
figure. Padahal jelas yang namanya manusia itu ada keterbatasan dan kekurangannya.
Kita malah meninggalkan Allah swt yang jelas-jelas akan memberikan panduan bagi
permasalahan manusia di dunia.
Maka sekarang ayo deh selagi belum telat dan terlambat kita kembali lagi kepada
tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Rasululullah saw, coz hanya dengan kedua sumber itu
kita akan dapat menemukan solusi bagi kehidupan kita didunia ini.
Bab IV : Hati-hati ….
Cuci Otak ala Hollywood
Tulisan ini kepikir sewaktu menonton film Deviance. Film ini berkisah tentang
bagaimana sekelompok orang Yahudi bertahan hidup di hutan saat menghindari tentara
Nazi Jerman. Tapi tulisan ini tidak akan bercerita atau mereview film tersebut. Tulisan ini
akan mengangkat bagaimana cerdasnya sineas Hollywood menjadikan sebuah film
sebagai sebuah propaganda. Sebetulnya film ini adalah film kesekian buatan Hollywood
yang berisi propaganda akan sesuatu. Banyak film lain yang juga berisi hal sedemikian.
Salah satunya adalah film 300, yang juga sempat heboh dan memanaskan hubungan Iran
dan Amerika yang memang sudah panas.
Dalam harian Republika, (14/13/2007) diberitakan tentang keberatan Javad
Shamqodri, penasehat seni presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, atas beredarnya film
300 yang ketika itu tengah tayang di sejumlah bioskop di Amerika Serikat dan di seluruh
dunia. Walau tanpa nama-nama beken dan besar bukan berarti nih film tidak mendapat
tempat dalam hati masyarakat pencinta film. Sebaliknya, hanya dalam waktu dua pekan
film ini telah meraup pendapatan sebesar 130 juta dolar AS.
Film yang dalam pembuatannya disponsori oleh perusahaan raksasa Warner Bross ini
mengisahkan tentang pertempuran 300 tentara Sparta dibawah pimpinan raja Leonidas
menghadapi serangan besar-besaran dari Persia. Yang menjadi pertanyaan mengapa sih
seorang pajabat Iran merasa keberatan dengan film ini?
Javad Shamqodri menilai bahwa film tersebut telah membelokkan fakta sejarah yang
ada. Dalam film ini digambarkan bagaiman kebengisan dan kebrutalan bangsa Persia
yang sangat jauh dari sifat kemanusiaan. Javad juga menilai bahwa film ini merupakan
bentuk propaganda Amerika Serikat kepada dunia internasional bahwa bangsa Persia
yang saat ini kita kenal sebagai Iran adalah bangsa yang bengis dan kasar.
Tidak hanya itu perwakilan Iran di Unesco juga sudah melayangkan surat protes agar
lembaga tersebut mengecam film yang dianggap telah melecehkan harkat dan martabat
bangsa Persia. Protes tidak hanya dilakukan oleh perwakilan pemerintah Iran. Masyarakat
Iran juga melakukan hal yang serupa. Mereka menggelar petisi lewat internet yang mana
sampai tulisan ini dibuat telah ada 1.373 orang yang menandatangani petisi tersebut.
Sebagian warga Iran menilai film ini merupakan bentuk perang syaraf yang dilakukan
oleh AS terhadap Iran. Pendapat serupa juga diutarakan oleh para kritikus film. Hal ini
tak terlepas dari ketegangan yang ada antara Washington dan Teheran dalam persoalan
nuklir. Menurut mereka dalam situasi krisis politik ini maka jelas film tersebut membawa
maksud dan pesan tertentu bagi dunia internasional dan juga bagi pemerintahan Iran,
tentunya.
Media dan Propaganda
Media dengan keefektifannya dalam menjangkau masyarakat luas memang tidak
hanya dapat berfungsi sebagai alat penyebaran informasi. Media telah lama digunakan
oleh penguasa sebagai alat untuk meneguhkan kekuasaannya. Hal ini bisa kita lihat
dengan semakin diperhatikannya media oleh para penguasa di suatu negara.
Salah satu fungsi media yang kemudian dirasa sangat penting ialah ketika media
dapat dijadikan alat propaganda dari suatu negara ke negara yang lainnya. Media dapat
dijadikan sebagai alat bagi pembentukan opini publik bahwa sesuatu itu benar dan
sesuatu itu salah..
Salah satu kekuatan media visual ialah kemampuannya dalam mengumpulkan emosi
para pemirsanya. Gambaran yang ditampilkan mampu membuat seseorang suka atau
tidak kepada sesuatu hanya dalam waktu yang tidak lama. Mengutip buku Jalaludin
Rakhmat, Islam Aktual (2003) Irving Kristol mengatakan, “Apa yang dapat dilakukan
televise –dengan kekuatan yang luar biasa- adalah memobilisasikan emosi pemirsa di
sekitar gambaran dunia politik yang hidup, disederhanakan, dan bersifat melodramatik,
dimana pujaan dan kutukan menjadi kutub-kutub magnetisnya”. Maka bisa kita lihat
seseorang dapat menangis, marah bahkan bersimpati akan tayangan yang sedang
disaksikannya. Hal inilah yang secara cerdik dilihat oleh Amerika Serikat. Mengandalkan
Hollywood, Amerika membuat film-film yang bertujuan untuk melanggengkan
pengaruhnya dalam dunia internasional, konon industry film merupakan ekspor terbesar
Amerika Serikat.
Propaganda melalui film bukanlah sesuatu yang baru bagi Hollywood. Setelah perang
teluk tahun 1990 kita mengenal film Hot Shot yang dibintangi oleh Charliee Seen. Dalam
film ini digambarkan parody tentang Saddam Hussein beserta pasukannya lengkap
dengan ketololan dan kebodohannya. Begitu juga dengan film Schlinder List garapan
Steven Spielberg yang menggambarkan kekejaman rezim Nazi terhadap kaum Yahudi,
jelas film ini bertujuan membuat dunia bersimpati terhadap komunitas Yahudi.
Dahulu saat era perang dingin kita dapat saksikan bahwa yang menjadi obyek dalam
film-film Hollywood ialah uni Sovyet, China juga Eropa Timur. Kita dapat lihat dalam
film Rambo misalnya yang dibintang oleh Sylvester Stallone. Dalam film ini kita akan
dengan mudah menemui agen –agen KGB (dinas intelijen Uny Sovyet) digambarkan
sebagai penjahat yang ingin menciptakan kerusakan di dunia dan tentunya sang pahlawan
akan datang dari Amerika Serikat. Begitu juga dalam film Die Hard yang dibintangi oleh
Bruce Willis dalam film itu dengan mudah kita temukan orang-orang dengan aksen dan
paras Eropa Timur yang menjadi penjahat atau terorisnya.
Bahkan James E. Combs dan Dan Nimmo dalam bukunya (The New Propaganda:
The Dictatorship of Palaver in Contemporary Politics: 1993) menyebutkan dahulu
pemerintahan Nazi Jerman, juga menggunakan sarana film untuk menyebarkan
propaganda pemerintahannya. Dalam film-film tersebut digambarkan tentang kejahatan
dan kesalahan yang dibuat oleh bangsa Yahudi.
Inilah kepintaran mereka. Ketika mereka sudah memanfaatkan jalur seni dan
kebudayaan sebagai alat propaganda dan menyebarkan ideologinya, kita masih berkutata
pada adataran boleh atau tidaknya, halal atau haramnya media film dijadikan sebuah
sarana dakwah.
Dibutuhkan Penyeimbang
Maka sudah saatnya sekarang hadir media-media yang berfungsi sebagai
penyeimbang. Al-Jazeera telah memberikan contoh yang baik kepada kita. Stasiun
televise staelit yang berdomisili di Qatar ini dengan berani maju kedepan untuk
menantang hegemoni informasi negara adidaya.
Terbukti kehadirannya mampu membuat Amerika dan sekutunya gerah. Terlebih
setelah Al-Jazeera dengan berani menayangkan pesan –pesan yang datang dari ‘musuh’
Amreika Serikat seperti Usamah bin Laden. Bahkan Amerika sampai harus mengambil
tindakan konyol dengan membom kantor perwakilan Al-Jazeera di Irak, sesuatu yang
seharusnya dihindari dalam perang sekalipun.
Disinilah pekerjaan rumah bagi negara-negara Islam untuk menghadirkan media yang
lebih berpihak bagi dunia islam. sebab, tak dapat kita pungkiri bahwa pemberitaan media
saat ini lebih menempatkan dunia islam selalu di tempat yang salah. Ambil contoh kasus
Palestina. Dalam konflik ini media selalu memandang Israel sebagai bangsa tertindas dan
bangsa Palestina yang berjuang untuk membebaskan negaranya sebagai kaum teroris.
Padahal sejarah dan faktanya berbeda.
Kita dapat belajar dari sutradara film The Message, Musthapa Akad sebagaimana
yang saya kutip dari buku Yes! I am Muslim karya O. Solihin yang mengatakan, “Kita,
umat muslimin, memiliki masa lalu yang indah, yang sangat berguna untuk kita jadikan
sebagai pelajaran bagi masa depan kita. Kekhawatiran saya ialah terhadap jebakanjebakan
yang dipasang oleh musuh-musuh kita. Jebakan-jebakan ini mereka tebarkan
melalui propaganda lewat media-media massa mereka. Menurutku media massa dapat
dijadikan sebagai senjata yang jauh lebih mematikan daripada bom dan tank”.
Remaja Menimbang Televisi
Jika ada pertanyaan benda elektronik apa yang akrab dengan kita selain Hp pasti
kita sepakat menjawabnya Telvisi. Ya, alat elektronik yang satu ini tidak bisa dipungkiri
memiliki peran yang cukup penting dan besar dalam kehidupan kita-kita para remaja.
Banyak remaja yang rela menghabiskan waktu seharian untuk manteng di depan layer
kaca televisi. Bahkan ada yang sampe hafal di luar kepala jadwal acara stasiun televisi.
Kalo gak percaya kayaknya hasil penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Media
Pengembangan Anak (YPMA) dan Unicef pada tahun 2006 lalu bisa kita jadikan bukti.
Menurut kedua lembaga ini anak-anak mengkonsumsi televisi selama 40 jam setiap
minggu alias dalam sehari kita-kita nih berada didepan telvisi selama lima jam 42 menit.
Namun, jangan kaget yang lebih dari itu juga ada. Bayangkan jika dalam sehari saja
ada tiga film dengan durasi dua jam satu filmnya berarti sudah enam jam kita berada di
depan televisi. Belum lagi acara-acara lainnya. Kebayangkan berapa jam waktu kita
habiskan didepan kotak ajaib tersebut.
Ya, keberedaan televisi saat ini telah menggeser kedudukan kedua orang tua kita,
nenek- kakek adik dan kakak kita bahkan bisa lebih parah, ia mampu menggeser
kedudukan Allah swt dalam diri kita. Tetapi yang herannya kita belum menyadari
keadaan ini -atau memang sengaja untuk tidak sadar- padahal bukti negative yang
ditunjukkan benda ini sudah banyak terlihat.
Adakalanya nih kita-kita sering terlena dan tertipu dengan stempel hiburan yang
melekat saat kita menonton televise. Padahal, yang namanya film itu paling jago
menggiring opini publik ke arah sudut pandang pembuatnya. Kalo kita-kita nggak smart
dalam menontonnya bisa-bisa kita terhipnotis dan terbawa adegan dalam film yang kita
tonton. Mending kalo filmnya mengajak sekaligus mendidik penontonnya ke arah positif.
Lha kalo yang digambarkan budaya yang minim edukasi atau propaganda ideologi non
Islam, bisa berabe kan? Sebab sebagai hiburan yang menampilkan visualisasi gambar
film itu akan mudah melekat di otak para penontonnya. Tayangan-tayangan dalam
televise akan lebih cepat mengambil emosi para penontonnya
Bayangkan saja ada anak yang baru berusia tiga tahun telah lancar mengucapkan
kata Jablay kepada orang-orang sekitarnya. Atau baru-baru ini kita juga disuguhkan
dengan berita tentang kecelakaan bahkan ada yang sampai meregang nyawa yang dialami
oleh anak-anak akibat meniru adegan Smack Down yang ditayangkan oleh salah satu
stasiun TV Swasta.
Melihat hal ini maka sudah saatnya kita menimbang kembali kehadiran televisi
dalam kehidupan kita. Perhatikan dan hitung baik-baik efek yang dibawa oleh benda ini.
Banyak positifnya atau malah banyak hal negatifnya. Sebab, jangan sampai kita menyesal
di kemudian hari yang jelas-jelas tidak ada gunanya untuk kembali di renungkan.
Ternyata, Kita Hanya Jadi Korban
Banyak psikolog bilang bahwa masa remaja ialah masa-masa pencarian jati diri
seseorang. Manusia dalam masa ini akan selalu memperhatikan, melihat dan merekam
untuk kemudian melakukan peniruan dengan apa saja hal-hal baru yang didapatinya.
Masa-masa inilah masa penting yang akan menentukan kehidupan kita kedepannya.
Salah satu media yang dijadikan sarana para remaja dalam menemukan pencarian
jatidiri ini adalah televisi. Benda ini dianggap menawarkan sesuatu yang baru bagi para
remaja. Maka jangan heran dan bingung kalo banyak remaja yang menghabiskan
waktunya di depan layar televisi.
Bagai anjing yang tengah mengendus mangsanya. Pengelola televisi melihat ini
sebagai suatu peluang bisnis yang potensial. Mereka melihat bahwa para remaja dan
anak-anak saat ini sebagar pasar yang potensial serta berpeluang menghasilkan fulus yang
sebesar-besarnya.
Maka banjirlah produk-produk acara yang jelas-jelas menargetkan para remaja
sebagai pangsa pasarnya. Lihat saja acara-acara pencarian bakat dan model yang kini
telah marak. Hampir seluruh stasiun televisi mempunyai program seperti ini.
Tetapi sadarkah kalo kita mau renungkan sejenak ternyata dengan adanya programprogram
seperti ini kita hanya jadi korban semata. Sebab, tidak adanya hal yang positif
jelas menunjukkan kita kearah itu. Coba hitung berapa banyak uang yang telah
dihabiskan untuk mengikuti model pujaan yang ada di layar televisi. Belum lagi kelakuan
atau perilaku yang timbul setelah melihat suatu adegan tertentu.
Dari tayangan kekerasan saja telah banyak anak-anak yang menjadi korban. Dikota
Bandung seorang anak yang baru berusia sembilan tahun harus meregang nyawa saat
bersama dengan temannya mempraktikkan adegan banting membanting yang mereka
lihat dalam tayangan Smack Down.
Setelah dari smackdown kita beralih ke acara sinetron di televisi yang kini tengah
menjamur. Memangsih dari program sinetron ini banyak artis atau bintang muda yang
tampil, tetapi sayangnya mutu dan kualitas sinteron itu sendiri serasa kurang
diperhatikan. Sinetron di negara ini lebih banyak mengumbar cerita-cerita yang berbau
mimpi lengkap dengan peralatan mewahnya. Yang lebih berbahayanya tayangantayangan
sinetron kini menjelma menjadi juru kampanye gaya hidup materialisme dan
gaya hidup bebas. Bagaimana dengan gampangnya kita temukan adegan-adegan yang
mengajarkan seks bebas dalam sinetron kita yang parahnya adegan itu dikemas sekesankesan
memang lumrah dan wajar aja.
Belum lagi timbulnya penyimpangan seksual di kalangan anak-anak dan remaja.
Bayangkan saja ada remaja yang tega memperkosa dua adik tirinya. Hal ini dilakukannya
setelah melihat adegan mesum dan vulgar di layar kaca. Atau juga kita gak habis pikir
ketika seoarang anak berusia SD tega mencabuli temannya sendiri.
Satu contoh lagi yang berbahaya adalah tayangan yang melegalkan ghibah dalam
kehidupan manusia. Ini semua bisa kalian dapatkan dalam tayangan-tayangan
infotainment yang kini tengah menggejala di televise kita. acara-acara ini sekarang
seperti menjadi primadona bagi televisi dalam mengumpulkan rupiah sebanyakbanyaknya.
Bila dahulu acara seprti ini hanya menjadi selingan saja maka sekarang acara
ini sudah menjadi acara yang wajib ada bagi stasiun televisi, bahkan ada yang
menempatkannya dalam jam-jam prime time. Dengan pintar stasiun televise
membungkusnya
Kalo udah begini makanya janga heran kalo ada yang bilang bahwa menonton Tv
itu gak perlu dan hanya cari dosa saja. Bahkan seorang tetangga karena saking keasl dan
gemasnya dengan tayangan-tayangan yang ada di Tv mengatakan dengan membeli
televise sama saja bagi kita dengan mengundang syetan masuk ke dalam rumah.
Karena memang kalo kita mo perhatikan apa yang di dalam televise itu antara
yang hak dan yang bathil beda-beda tipis. Sebuat aja film-film bertema religi yang
sempat populer, disatau sisi film ini mengajarakan kepada kita untuk semakin dekat
beribadah kepada Allah swt dan mengurangi sifat-sifat buruk yang melekat dalam diri
kita. tetapi di sisi yang lain acara ini juga mengajarkan aroma-aroma yang berbau mistik
dan menyerempet ke araha kemusyrikan dengan adanya syetan, pocong dan kuntilanak
yang membuat kita ketakutan. Atau sinetron-sinetron yang diputar di bulan ramadhan,
ceritanya hampir gak ada bedanya dengan sinetron di bulan biasanya yang membedakan
hanyalah pemerannya memakai kerudung dan adegan shalatnya diperbanyak aja.
Kalo udah begini maka sekarang dibutuhkan kepekaan dalam diri kita sendiri
untuk dapat membedakan mana yang boleh kita tonton dan mana yang gak boleh. Karena
ini semua buat kebaikan kita sendiri bukan buat orang lain. Juga agar apa-apa yang kita
tonton itu tidak menghasilkan mudharat tetapi menghasilkan manfaat.
Bohong
Entah untuk yang keberapa kali saya memutar film Shattered glass. Dan serasa
tak ada bosannya kali inipun saya kembali menontonnya. Film ini memang bukan film
action yang selalu menampilkan ketegangan dalam setiap adegannya. Film ini juga bukan
film drama romantis yang akan membuat penontonnya menitikkan air mata. Jadi, bagi
kedua penggemar film tersebut kayaknya dijamin gak bakalan betah duduk berlamalama.
Film ini hanya sebuah film drama yang mengisahkan tentang seorang wartawan
muda bernama berbakat, Stephen Glass. Ia seorang wartawan di tabloid terkemuka di
Amerika Serikat The New Republic. Tabloid ini walau tidak bertiras besar layaknya the
Washington postatau he New York Times. Namun, tabloid ini menjadi kepercayaan
sebagai tabloid yang boleh masuk ke dalam pesawat kepresidenan AS. Air Force One.
Stephen Glass dikisahkan sebagai seorang wartawan muda yang memiliki bakat
cemerlang. Hal ini terlihat bagaimana dengan kemudaan usianya tersebut ia mampu
menembus sebagai seorang wartawan dalam The New Republic. Banyak artikel yang
ditulisnya mampu membuat pembacanya terhenyak. Ya, Stephen Glass mampu melihat
celah-celah yang tidak dilihat oleh wartawan lain untuk kemudian ditulis sebagai sebuah
artikel yang bagus.
Tetapi siapa yang sangka, ternyata banyak artikel yang dibuatnya merupakan
saduran dari karya sebelumnya bahkan tak jarang artikel tersebut hanya lahir melalui
rekaannya saja atau dengan kata lain itu karya fiksi. Sesuatu yang sangat tabu bagi
wartawan dimana saja, yang harus selalu menyandarkan berita yang dibuatnya berdasar
sebuah fakta. Walau memang ada investigasi yang dilakukannya tetapi apa yang
kemudian ditulisnya sangat jauh dengan fakta yang ada.
Awalnya ia bisa menutupi hal tersebut dari rekan-rekannya apalagi pembacanya.
Tetapi layaknya pepatah, “sepandai-pandai tupai melompat maka akan jatuh juga”. Maka
begitulah Stephen Glass. Ketika ia menurunkan artikel tentang dunia Hacker. Seorang
wartawan dari majalah computer terkemuka curiga dengan apa yang ditulis oleh
wartawan muda tersebut. Ia merasa ada yang ganjil dengan data-data dan fakta yang
dipaparkan oleh Glass.
Maka iapun melakukan investigasi untuk melihat apakah cerita yang diungkapkan
oleh Stephen Glass tersebut benar-benar sesuatu yang nyata. Ternyata apa yang
dicurigainya benar. Kisah dalam artikel itu seratus persen fiktif, semua kisah dalam
tulisan tersebut hanyalah merupakan khayalan Glass semata. Maka jatuh dan hancurlah
karier Stephen Glass. Ia harus rela melepaskan kariernya di The New Republic.
Ya, seorang wartawan muda yang potensial harus merelakan kariernya yang
sedang menanjak akibat suatu sifat yang selalu melekati manusia bohong. Suatu sifat
yang seharusnya kita lawan dan enyahkan jauh-jauh tetapi banyak mereka yang
menyukainya. Bahkan tak jarang dunia usaha sekarang memakainya untuk menaikkan
angka penjualan produksi mereka.
Saat menyaksikan film ini, saya langsung teringat dengan pertanyaan seorang
sahabat kepada Rasulullah saw. Suatu ketika, Safwan bin Sulaim bertanya kepada
Rasulullah saw, “Adakah seorang mukmin itu penakut?” beliau menjawab, “ya”
kemudian ditanyakan lagi, “Adakah seorang mukmin itu bakhil?” beliau menjawab, “ya”
lalu, Safwan kembali bertanya, “Adakah seorang mukmin itu pembohong?” dengan tegas
Rasulullah saw menjawab, “tidak”
Ya, terkadang ada kalanya seorang mukmin itu menjadi penakut. Begitu pula
adakalanya seorang mukmin itu menjadi penakut. Tetapi, Rasulullah saw menggaransi
bahwa seorang mukmin itu tidak boleh menjadi seorang pembohong. Apapun kondisi dan
situasinya.
Begitulah Rasulullah saw mengajarkan kita. Bahkan disaat bercandanya saja pun
beliau tidak mentolerir suatu kebohongan boleh dilakukan. Bagaimana dikisahkan suatu
ketika seorang perempuan tua bertanya kepadanya, “Ya, Rasulullah, doakan agar aku
kelak masuk surga bersamamu” lalu beliau menjawab, “Di surga tidak ada nenek-nenek”
mendengar hal ini sang nenek terdiam. Ya, kalo gak ada nenek-nenek disurga maka
dimana kelak ia akan berada, mungkin begitu yang ada dibenaknya. Namun, sebelum
sang nenek menitikkan air matanya, Rasulullah saw menjelaskan bahwa penghuni surga
nanti akan menjadi muda. Begitupula dengan sang nenek yang insya Allah akan masuk
dalam surga dan kembali menjadi muda. Maka terkembanglah senyum dari muka sang
nenek.
Begitupula dalam kondisi perang sekalipun. Kondisi yang biasanya bohong dan
tipu daya dijadikan taktik dan strategi. Namun, Rasulullah saw memperintahkan para
sahabat dan pasukan muslimnya untuk selalu memegang kejujuran yang dengannya
pertolongan Allah swt akan selalu hadir. Sesuatu yang sangat berbeda dengan apa yang
dilakukan oleh George W. Bush. Dengan kebohongan ia menjustifikasi tindakannya
untuk melakukan penyerangan terhadap Irak dan Afghanistan.
Tetapi apa yang terjadi hari ini begitu ironis dengan apa yang digariskan oleh
Rasulullah saw. Mayoritas muslim telah menjadikan kebohongan itu bukan sesuatu yang
tabu lagi. Kebohongan kini seakan-akan suatu sifat yang wajar. Bahkan tak jarang ada
yang menjadikan sifat ini untuk mencari penghasilan hidupnya. Seorang kawan pernah
bercerita bahwa teman satu kantornya yang mencapai sukses bercerita kepadanya, kalo
mau berhasil dan sukses seperti dirinya maka sifat munafik harus melekat pada diri anda.
Ada seorang suami yang tanpa malu-malu berselingkuh dengan wanita lain begitu juga
dengan sang istri yang berselingkuh dengan pria lain.
Ya, bohong kini telah menjadi budaya yang tidak aneh dan tidak asing lagi. Ia
telah berubah dari sesuatu yang tabu menjadi sesuatu yang seakan-akan menjadi baik.
Semua orang melegalkannya. Mulai dari lingkungan negara, kantor, masyarakat hingga
di lingkuangan terkecil keluargapun kebohongan dianggap biasa.
Bahkan kini kebohongan pun dilegalkan dengan adanya April mop. Suatu budaya
boleh berbohong dan seakan-akan bohong itu suatu kewajiban diawal bulan April. Dan
budaya itupun kini coba diadopsi oleh kaum muslim. Seakan-akan mereka berkata gak
apa dong kalo dalam satu hari kita boleh berbohong. Naudzubillahimindzalik