Mendengar Musik Klasik Sejak Dini, Apa
Pentingnya?
Andy Manurung S.Sn
“Anakkon ki do hamoraon di ahu” demikian kutipan syair
salah satu lagu Daerah Tapanuli yang sangat terkenal. Jika kita
terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya kira-kira
“Anakku lah yang menjadi kekayaan ku”. Lagu ini menceritakan
bahwa bagi masyarakat Batak memiliki anak merupakan
kekayaan yang sesungguhnya, bukan dengan memiliki harta
benda berlimpah. Namun penulis meyakini tidak hanya
masyarakat Batak yang berideologi seperti judul lagu diatas. Yang
menjadi pertanyaan, bagaimana agar anak yang kita anggap
sebagai kekayaan kita tersebut menjadi anak yang memiliki
prestasi yang maksimal? Tergantung kita sebagai orang tua agar
memberikan yang terbaik bagi buah hati kita.
Seperti kita ketahui bahwa anak adalah titipan Tuhan yang
harus kita rawat, didik dan besarkan. Tidak ada orang tua yang
tidak bangga memiliki anak yang pintar dan berhasil. Namun
banyak orang tua tidak menyadari bahwa proses belajar tidak
harus dimulai ketika anak beranjak usia balita, melainkan sejak
masih berada didalam kandungan. Karena rangsangan dan
latihan yang diterima janin mempunyai dampak bagi
perkembangan anak setelah lahir. Membelai atau mengelus-elus
perut sambil berbicara kepada bayi yang dikandung merupakan
bentuk rangsangan yang sangat baik selain memperdengarkan
musik klasik secara kontiniu.
Sudah banyak para ahli yang melakukan
penelitian dampak musik klasik bagi perkembangan otak anak,
salah satu penelitinya adalah Don Campbell (Tony
Setiabudhi;2002). Musik klasik yang di gunakan dalam
penelitiannya adalah karya komposer ternama asal Jerman
Wolfgang Amadeus Mozart, sehingga lahirlah istilah The Mozart
Effect (Efek Mozart) yang kemudian menjadi fenomena dan di
yakini dapat meningkatkan kecerdasan otak anak. Otak manusia
terbagi atas belahan kiri dan belahan kanan. Fungsi otak belahan
kiri untuk pemikiran logis analistis dan sekuensial sedangkan otak
kanan untuk intuisi, emosi, seni dan kreatifitas. Kedua belahan
otak itu perlu di beri stimulus secara seimbang agar memperoleh
kecerdasan maksimal. Stimulus atau rangsangan itu sangat baik
dilakukan ketika sel-sel otak manusia berkembang cepat di awalawal
kehidupan manusia yakni usia kandungan minggu ke-20
hingga 3 tahun. Lingerman (1995) menyatakan bahwa musik
tertentu mempunyai daya penyembuhan serta berpengaruh
secara positif terhadap perkembangan otak janin, sehingga kelak
tumbuh menjadi anak kreatif.
Mendengarkan musik klasik bukan lah suatu kebiasaan yang
rutin dilakukan oleh sebagian orang tua di Indonesia dan Kota
Medan khususnya. Musik ini tidak begitu populer di telinga
sebagian masyarakat kita. Orang lebih senang menikmati musik
dari era abad 20 seperti Pop,Jazz,Rock,Dangdut dll, walaupun
belum ada penelitian lebih dalam untuk jenis musik seperti ini
apakah mampu meningkatkan kecerdasan otak anak. Masyarakat
belum sepenuhnya mengerti bahwa mendengarkan musik
merupakan kegiatan yang dapat berdampak positif bagi
kecerdasan anak, namun masyarakat harus selektif dalam
memilih jenis musik yang baik untuk perkembangan otak. Musik
yang baik haruslah memiliki keseimbangan antara melodi,
harmoni, irama dan timbre (warna bunyi). Keempat
keseimbangan tersebut ditemukan pada musik klasik.
Ketidaktahuan orang tua dan kurangnya
informasi tentang adanya Mozart Effect dan dampak dari
mendengarkan musik klasik bagi kecerdasan otak anak seperti
emosi dan potensi belajar mengakibatkan orang tua lebih memilih
mendengarkan musik yang tidak merangsang kecerdasan otak
anak. Dalam hal ini peranan media massa baik cetak maupun
elektronik seperti koran, radio dan televisi sangat membantu
untuk lebih mengenalkan masyarakat kita dengan musik klasik.
Terdapat banyak faktor yang mendukung dalam usaha
mencerdaskan otak anak, tentunya bukanlah musik semata.
Seperti gizi yang baik, lingkungan, fisik, mental dan lain-lain.
Namun musik merupakan salah satu cara terbaik untuk
merangsang otak anak. Anak yang mendapatkan stimulus dan
rangsangan ketika dalam kandungan akan memiliki dampak
terhadap perkembangan otaknya setelah lahir, hal ini tentu akan
berdampak ketika si anak melanjutkan ke pendidikan yang lebih
tinggi dimana anak akan menjadi lebih kreatif.
Pentingnya Pendidikan Musik
Pada era 70-an memilih hidup melalui jalur musik
merupakan suatu hal yang nekad. Namun di era industri hiburan
seperti sekarang ini dimana berbagai media hiburan selalu
membutuhkan musik sebagai unsur terpenting dalam produk
mereka. Hal ini berdampak terbukanya peluang kerja yang luas di
bidang musik. Musik memberikan masa depan yang sangat
menjanjikan bagi pelaku musik. Walaupun belum semua orang
tua memandang musik merupakan suatu mata pencaharian yang
layak. Namun pandangan demikian mulai berubah dengan
semakin berkembangnya industri musik di tanah air.
Masyarakat dan pemerintah belum
memandang musik sebagai suatu pelajaran yang begitu penting
di sekolah. Hal ini terlihat dari minimnya jam pelajaran seni
musik dan terbatasnya alat-alat musik di sekolah-sekolah yang
ada di tanah air. Berbeda dengan negara lainnya seperti Jepang,
Amerika yang memandang musik merupakan suatu penting.
Bahkan ketika Presiden Bill Clinton menjabat sebagai Presiden,
beliau mewajibkan setiap murid setidaknya dapat memainkan
satu jenis alat musik.
Sudah seharusnya negara kita menaruh perhatian
lebih terhadap pendidikan musik di tanah air. Pemerintah harus
memastikan setiap murid Sekolah Dasar men dapatkan
pendidikan musik yang cukup banyak setiap minggunya, karena
kecerdasan bermusik berkembang pesat hingga usia 10 tahun.
Dengan belajar musik orang tua tidak harus menjadikan anak
sebagai seorang pemusik di kemudian hari, namun melalui musik
seseorang bisa meningkatkan kecerdasannya, yang lebih dikenal
dengan teori Kecerdasan Ganda. Hal ini dikemukakan oleh
Howard Gardner (Hardywinoto;2003). Selain itu orang yang
mampu memainkan alat musik akan lebih memiliki teman lebih
banyak karena dapat menghibur dan menyenangkan bagi orang
lain atau setidaknya dapat menghibur diri sendiri. Seiring dengan
perkembangan zaman dan berkembangnya dunia pendidikan,
kebutuhan akan pendidikan musik yang baik mendorong hadirnya
sekolah-sekolah musik non-formal maupun formal di Kota
Medan. Ada yang hadir dengan sistem franchise dengan
membawa nama figur musisi besar tanah air dibelakangnya
dengan fasilitas yang mewah maupun hanya sekolah musik lokal
dengan fasilitas seadanya. Hadirnya sekolah-sekolah musik justru
mempermudah para orang tua untuk lebih mengenalkan anakanak
mereka dengan dunia musik yang akan mengarahkan
mereka ke arah yang positif, dengan bermusik anak-anak akan
mengisi waktu luang mereka dengan berlatih musik. Hal ini tentu
lebih baik daripada menghabiskan waktu berjam-jam untuk
duduk-duduk di mall. Sudah saatnya orang tua lebih
banyak memperdengarkan atau memainkan musik kepada
anak-anaknya sejak dini, dengan cara menciptakan dan
meluangkan waktu khusus bermusik dalam keluarga, dimana
memainkan atau mendengarkan musik menjadi suatu
pengalaman estetis yang menyenangkan dalam kehidupan
sehari-hari. Musik akan menjadi teman setia di saat suka
maupun duka.
Penulis adalah instruktur musik di salah satu sekolah musik di kota Medan dan
mahasiswa pasca sarjana Program Pengkajian dan Penciptaan Seni Fakultas
Sastra Universitas Sumatera Utara.
©2009