Rahasia Sholat Tepat Waktu Sep 3, '08 9:51 AM
for everyone
1. Manajemen Shalat
Manfaat shalat apabila kita kembangkan betul-betul, sangat luar biasa dan canggih
dibandingkan dengan yoga. Sayang sekali tidak ada universitas yang sengaja
mengembangkan teknik gerakan shalat ini, apalagi yang mempelajari manajemen
yang terkandung dalam bacaan shalat. Coba kita pikirkan, kenapa manajemen yang
terkandung dalam shalat sangatlah canggih?
· Doa Iftitah, yang kita ucapkan lima kali sehari, sebetulnya sama dengan mission
statement kalau kita belajar manajemen strategi. Misi hidup yang manalagi yang lebih
canggih dibandingkan dengan hanya mendapatkan keridhaan Allah, tidak musyrik dan
menjalankan perbuatan islami?
· Al Fatihah, yang diucapkan minimal 17 kali sehari, merupa-kan objective statement.
Tujuan hidup yang mana lagi yang lebih canggih dibandingkan dengan hidup di jalan
yang lurus, yaitu jalan kebaikan seperti yang diperoleh para nabi dan rasul?
· Ayat-ayat lainnya setelah Al Fatihah merupakan petunjuk pelaksanaan dan
pengendalian setelah selesai shalat untuk diaplikasikan dalam kehidupan .
Sebenarnya, Allah mengajarkan kita bagaimana menggunakan manajemen yang
canggih sehingga menjadi kebiasaan yang efektif dan efesien dan dapat dilakukan
tanpa harus sekolah MBA atau bahkan S3 sekalipun.
2. Rahasia Shalat Tepat Waktu
Mari kita lihat salah satu waktu shalat, yaitu Maghrib.
1. Maghrib hanya sebentar, terjadi perubahan Macro cosmis/ Sistem elektrik jagat
raya, (manusia adalah miniatur dari alam semesta/ jagad raya) medan magnet tubuh
kita akan ter-pengaruh. Ada sistem saraf yang otomatis diaktifkan jika kita khusuk
melakukan gerakan shalat dan ini timing yang tepat dan sangat bermanfaat.
2. Pada saat yang bersamaan dengan arah yang sama bacaan shalat tersebut
memancarnya frekuensi radio yang dapat menggetar-kan sistem pengabulan doa jika
syarat doa terpenuhi.
3. Shalat subuh, zhuhur, dan ashar pun juga demikian.
Kenapa Shalat Tahajud Malam Hari?
1. Cuaca pada malam hari biasanya dingin atau lembab, banyak lemak jenuh yang
melapisi saraf kita menjadi beku. Sehingga kalau tidak segera digerakkan, sistem
pemanas tubuh tidak aktif, saraf menjadi kedinginan, bahkan kolesterol dan asam
urat berubah menjadi pengapuran.
2. Saluran kelebihan uap air dari paru-paru ke ginjal yang ada di bagian belakang
tubuh kita, kalau terlalu lama tidur akan tergencet berat tubuh kita sehingga
menyebabkan paru-paru menjadi lembab dan saluran tersebut tersumbat. Saraf di
belikat akan tersalut pengapuran. Kalau dibiarkan lama, akan menyebabkan paru-paru
basah, dan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan sel paru-paru membusuk.
3. Jadi, memang shalat malam itu lebih baik daripada tidur. Kebanyakan tidur malah
jadi penyakit. Bukan lamanya masa tidur yang diperlukan oleh tubuh kita melainkan
kualitas tidur. Dengan shalat malam, kita akan dapat mengendalikan urat tidur kita.
4. Tidur di kasur yang empuk akan menyebabkan urat saraf yang mengatur tekanan ke
bola mata tidak mendapat tekanan yang cukup untuk memulihkan posisi saraf mata
kita. Tidur dengan bantal yang tebal atau tinggi akan menyebabkan posisi klep
jantung kita menjadi miring. Dalam jangka lama akan menyebabkan klep jantung
kurang fungsional.
3. Gerakan Shalat Khusuk
Coba simak Al Baqarah 45.
1. Minta tolong kepada Allah dengan Sabar dan Shalat
2. Shalat itu Berat sekali, kecuali dilakukan dengan Khusuk
Dalam Al Fatihah, kita memohon hanya kepada Allah. Dan yang kita minta itu adalah
jalan kebaikan, cara hidup yang lurus, yang bermanfaat, yang menghasilkan nikmat
seperti yang pernah dicontohkan oleh para rasul dan nabi. Pertolongan itu akan
diberikan sedikit demi sedikit sesuai kebutuhan, tapi harus sabar dan shalat
(gerakannya dan aplikasi makna bacaannya).
Shalat yang betul yang berbuah pertolongan tersebut berat sekali dilakukan.
Walaupun begitu, lama-lama akan tidak terasa berat bagi orang yang serius dan
mengerti manfaatnya.
Kalau kita menganggap bahwa shalat adalah manajemen hidup kita maka minimal dia
terdiri dari tiga unsur yang utuh/ sistemik. Ketiga unsur tersebut adalah Gerakan, Inti
Bacaan, dan Aplikasi Shalat dalam kehidupan.
Bagian ke dua ayat di atas menyatakan bahwa shalat itu berat sekali. Apa maksudnya?
Maksudnya adalah gerakan shalat yang akan membetulkan posisi atau mengaktifkan
sistem saraf di tubuh kita sangat berat dilakukan.
Walaupun berat sekali, tetapi dapat dilakukan oleh orang yang mengerti manfaat,
serius, dan sabar hingga menghasilkan manfaat berupa perbaikan sistem saraf di
tubuhnya.
Coba pikirkan, jika cara gerakan shalat kita asal-asalan apakah ada urat saraf yang
dibetulkan? Apakah betul pintu oksigen ke otak akan terbuka? Apakah ada tuas sistem
keringat akan tertarik? Apakah maksimal manfaat gerakan shalat itu untuk perbaikan
sistem saraf di tubuh kita. Kalau begini yang kita lakukan jelas bertentangan dengan
ayat Allah, Al Baqarah 45, dan celakanya kita akan tergolong orang yang lalai dalam
shalatnya. Pantas, pertolongan tidak datang kepada kita, dan membikin kita jadi tidak
sabar lalu cari jalan pintas, jadilah kita kufur, musyrik, munafik, melintir ayat dan
kita jadi makhluk yang buruk yang menurun kepada generasi berikutnya dan tidak
terasa kalau kita telah berdosa besar kepada generasi berikutnya.
Dahulu, waktu pertama kali shalat diperkenalkan oleh Rasul, betul bahwa dengan asal
gerak saja akan dapat langsung menggetarkan sistem saraf di tubuh kita. Tapi waktu
itu saraf manusia belum tercemar oleh kolesterol, asam urat, gula darah, dan
pengapuran. Udara belum tercemar oleh karbon monoksida atau efek rumah kaca
belum terjadi, bahkan diyakini mereka tidak merokok, badan mereka sering
berkeringat, belum ada kerja kantoran yang duduk di belakang meja. Coba sekali lagi
kita pikirkan, kondisi sekarang, terutama di negara kita sebaliknya, makan jeroan,
gorengan, nasi kebanyakan, purin kebanyakan, lalapan mentah plus terasi, gemar
merokok, asap knalpot di mana-mana, air tercemar polusi limbah pabrik kimia, makan
obat kimia atau anti biotik, senang korupsi, percaya dukun, dan ‘jajan’ di lokalisasi.
Kita ini negara yang terbesar di dunia yang mengaku beragama Islam. Tetapi, kenapa
kerusakan terjadi di mana-mana? Coba jawab sendiri!
Bagaimana kita dapat hijrah dan jihad terhadap lingkungan yang seperti ini? Mari kita
sama-sama mempelajari, melaksanakan dengan utuh shalat yang menghasilkan
manfaat, dan jadikan shalat ini manajemen hidup kita. rubah diri kita sendiri, lakukan
perbuatan yang baik-baik saja, orang lain akan mengikuti kita untuk berbuat baik.
Ayat di atas jangan diplintir menjadi : Sesungguhnya Shalat Khusuk itu serat sekali
atau Khusuk dalam shalat itu berat sekali!
Plintiran seperti ini akan menyesatkan sekali, karena kita dapat nenganggap bahwa
karena khusuk itu berat sekali dilakukan dan nyaris tidak mungkin, jadilah dia asal
shalat, malas shalat, bahkan tidak shalat.
Pengertian khusuk di sini jangan diplintir menjadi: Khusuk adalah shalat yang tidak
melakukan gerakan di luar tata tertib standard. Marilah kita gunakan pikiran kita dan
dapatkanlah manfaat dari setiap gerakan shalat yang membetulkan sistem saraf di
tubuh kita. Kita meski malu kepada diri kita sendiri kalau kita asal shalat atau tidak
shalat. Sadarlah bahwa shalat itu adalah manajemen hidup yang terbaik yang
diajarkan oleh Allah yang Maha Tahu dan memiliki seluruh alam semesta beserta
isinya termasuk diri kita sendiri. Sebenarnya, shalat adalah obat segala penyakit dan
pertanggunganjawab hidup atau kualitas hidup. Kesehatan jiwa dan raga, sebenarnya,
tergantung kualitas shalat kita. Sesungguhnya shalatku, amal ibadah dan perbuatan
sepanjang hidupku sampai aku mati adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah saja!
Dan aku tidak akan berbuat musyrik.
Coba teguhkan ikrar atau sumpah kehidupan kita yang setiap hari minimal lima kali
diucapkan pada permulaan shalat. Ini adalah
mission statement yang terbaik menurut aturan Allah, sebelum kita menyatakan
tujuan hidup (objective statement) dalam Al Fatihah, yaitu hidup di jalan yang lurus.
4. Hubungan Makanan, Pakaian, dan Pijat
Sebenarnya, kalau kita shalatnya di daerah berhawa panas seperti Arab dan rutin
dilakukan semenjak kecil, tidak makan jeroan, sering berkeringat, tepat waktu, tepat
bacaan, tepat gerakan, banyak minum air mineral dengan pakaian longgar dijamin
tidak perlu dipijat. Hal ini dimaklumi karena tubuh selalu lentur, kolesterol/asam urat
selalu terbakar, cairan tubuh selalu dibilas. Pantas orang Arab yang di Arab kuat
tubuhnya. Tapi setelah di Indonesia, makan banyak nasi dan jeroan, kurang
berkeringat, pakaian sempit, jadi loyo juga. Ini pengalaman nara sumber saat
memijat orang Arab yang sudah lama di Indonesia.
Nah, bagaimana dengan kita yang di Indonesia yang kebanyakan makan nasi, jeroan,
lalapan + terasi, jarang shalat dari kecil, udara sejuk, jarang keringat, banyak
merokok, makan antibiotik, makan paracetamol, bahkan alkohol, sering ke dukun,
berbuat musyrik, kufur, munafik, mengembangkan riba, melokalisasi prostitusi,
melintir ayat, berbuat khianat? Tentu dan dapat dipastikan banyak lemak jenuh dan
asam urat, pengapuran di tubuhnya, banyak saraf yang terjepit bahkan mati rasa
sehingga mengakibatkan banyak penyakit dan sakit-sakitan.
Coba kita lihat, 90% negara ini mengaku beragama Islam, tetapi kenapa urutan
keempat terkorup di dunia? Coba lihat, 90 % mungkin pemimpinnya yang Islam sudah
naik haji, kenapa pimpinan DPR pun disangka korupsi?
Padahal, makna haji adalah kesempurnaan keimanan, jangan hanya merasa bahwa
pergi haji itu karena diundang oleh Allah, padahal pulang haji malah menumpuk
kekayaan. Malu kita kepada golongan yang kafir. Kalau demikian, betul dong bahwa
Islam dirusak oleh orang yang beragama Islam sendiri. Malu-maluin aja!!!
5. Kebiasaan Tidak Islami Merusak Saraf
Karena parahnya kerusakan di tubuh kita akibat kebiasaan yang tidak islami (tidak
sehat dan selamat dunia-akhirat) , maka untuk membongkar sumbatan, memperbaiki
kelenturan tubuh, memperbaiki urat saraf dan aliran darah, tidak dapat dilakukan
hanya dengan shalat apalagi kalau hanya asal shalat. Di sinilah kita harus
mengembangkan teknik yang sederhana tapi mendasar dalam pengobatan ini. Jadi,
sekarang setelah sadar dengan adanya tanda-tanda kerusakan dan itu jelas akibat
perbuatan kita yang melanggar aturan terbaik atau melaksanakan aturan dengan tidak
utuh, mari kita sam-sama bertobat dan berobat dengan mengembangkan dan
mengimplementasikan teknik gerakan shalat dan berwudhu, tanpa menggunakan lagi
obat kimia yang ditelan bulat-bulat, supaya hidup kita menjadi hemat, selamat di
dunia dan di akhirat.
Sayang sekali, negara yang potensi alamnya sangat kaya ini, malah rakyatnya makin
melarat, akibat ulah pemimpin keparat yang bersekongkol dengan konglomerat.
Negara tetangga kita pun sampai hati mengusir dan memulangkan sekitar 450.000
tenaga kerja dari negara kita. Mau ditaruh di mana muka ini? Alangkah menyedihkan,
coba lihat Ibu Kota Jakarta yang kita banggakan, hampir saja nyaris tenggelam.
Kesimpulan
1. Shalat: "Ilmu kesehatan yang fundamental (mendasar)"
2. Rukuk dan Sujud: "Kebutuhan fundamental setiap manusia"
3. Aplikasi Shalat dalam Prilaku: "Pondasi/sistem kehidupan yang terbaik"
4. Tobat, Shalat & Pijat : "Pengobatan yang fundamental"
5. Persepsi yang keliru:
a. Obat = " Sesuatu yang dimakan/ditelan"
b. Kalau sakit berobatlah ke dokter
c. Paracetamol, anti biotik, pembunuh rasa sakit = Obat
6. Menuju kemenangan tidak sama dengan memperoleh kemenangan.
7. Dosa = Penyebab tidak langsung penyakit
8. Rasa Linu, Sakit Dipijit, Mati Rasa = Tanda-tanda ada penyakit
9. Puasa = Berwudhu jiwa dan raga
10. Keadilan Allah terkait prilaku kita
11. Akhirat = Setiap Saat, Akhirat yang Paling Akhir= Matinya seseorang = Kiamat
kecil, Hancurnya Alam Semesta = Kiamat Besar
12. Kemenangan Besar = Sehat Jiwa & Raga, Rejeki Halal=Surga di dunia diperoleh
jika sabar, waspada, takwa, shalat & zakat.
source : internet