Hati Potensi Berharga yang Harus Dijaga
Oleh : KH ABDULLAH GYMNASTIAR
ManajemenQolbu.Com : Secara umum manusia memiliki 3 potensi penting. Potensi
pertama adalah potensi fisik, sehingga jika kita mampu mengelola fisik
dengan baik, insya Allah kita akan menjadi manusia yang kuat dan produktif.
Bahkan Islam sangat menganjurkan agar kita memiliki fisik yang sehat.
Almu'minuni qowiyyu, mu'min yang kuat lebih baik dan lebih disukai oleh
Allah daripada mu'min yang lemah.
Dalam catatan sejarah, sampai usia 6 tahun Nabi Muhammad Saw memiliki tubuh
yang benar-benar atletis. Beliau memulai peperangan pada usia 53 tahun. Dan
tentu saja, perang zaman dulu tidak perang seperti zaman sekarang. Ketika
itu Rasulullah Saw memakai baju besi hingga dua lapis dan mengarungi padang
pasir sejauh ratusan kilometer. Itu artinya fisik beliau sangat prima.
Akan tetapi, ternyata tidak selamanya orang yang berfisik baik itu mulia
sebagaiaman kemuliaan Rasulullah. Bahkan tidak jarang manusia yang berbadan
bagus malah menjadi hina akibat keindahan fisiknya. Wanita bertubuh bagus
tidak identik dengan wanita yang mulia, malah tidak sedikit wanita berbadan
bagus menjadi turun derajatnya karena dia gemar memamerkan tubuhnya. Di sisi
lain ada juga orang yang gara-gara badannya bagus menjadi stress karena
takut jadi tidak bagus. Setiap hari waktunya habis untuk memikirkan
badannya. Ikut senam, diet dan membeli bermacam-macam obat supaya tubuhnya
tetap bagus. Secara tidak langsung orang seperti ini justru tersiksa dengan
keindahan tubuhnya.
Sekali lagi, kita memang harus meningkatkan potensi fisik, namun potensi ini
tidak identik dengan kemuliaan seseorang, jika tidak mampu menjaganya dengan
hati-hati.
Potensi yang kedua adalah akal. Kita dikaruniai akal oleh Allah dan akal
inilah yang membedakan kita dengan makhluk Allah lainnya. Dengan akal kita
dapat memikirkan ayat-ayat Allah di alam ini sehingga kita dapat mengelola
dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan.
Kendati demikian, potensi akal juga bukanlah potensi yang dapat menentukan
mulia atau tidaknya seorang manusia. Di Indonesia ini begitu banyak orang
yang pintar, tapi mengapa Indonesia masuh juga terpuruk? Setiap tahun
puluhan ribu sarjana dikeluarkan oleh kampus-kampus yang ternama. Tapi
mengapa korupsi masih juga merajalela? Rasanya kecil kemungkinan kalau
korupsi itu dilakukan oleh orang-orang yang bodoh. Bagaiamana tidak? Uang
negara, uang rakyat yang dikuras jumlahnya bukan hanya dalam bilangan jutaan
atau miliaran, tapi juga triliunan rupiah. Kalau orang bodoh rasanya dia
tidak akan kuat berpikir jauh-jauh seperti itu. Artinya pintar tidak identik
dengan kemuliaan. Jika tidak hati-hati, mempunyai anak pintar juga tidak
selalu identik dengan kebahagiaan. Ada yang anaknya pintar sementara orang
tuanya hanya lulusan SD atau SMP, malah jadi menghina orang tuanya.
Demikianlah memang. Badan yang kuat tidak selalu menggambarkan kemuliaan,
akal pikiran yang pintar juga tidak selalu membuat oang menjadi mulia. Jadi
apa sih yang bisa membuat orang mulia?
Inilah potensi ketiga yang ada pada diri manusia yang tidak setiap orang
mampu menjaga serta mengembangkannya. Dialah yang dinamakan hati. Hati
inilah potensi yang bisa melengkapi otak cerdas dan badan kuat menjadi
mulia. Dengan hati yang hidup inilah orang yang lumpuh pun bisa menjadi
mulia, orang yang tidak begitu cerdas pun dapat menjadi mulia. Ada sebuah
syair yang mungkin bisa menggambarkan betapa hati bisa sangat berpengaruh
pada kehidupan seseorang.
"Bila hati kian bersih, pikiran pun selalu jernih, semangat hidup kan gigih,
prestasi mudah diraih; Tapi bila hati busuk, pikiran jahat merasuk,
akhlaqpun kan terpuruk, dia jadi makhluk terkutuk. Bila hati kian lapang,
hidup susah tetap tenang, walau kesulitan menghadang, dihadapi dengan
tenang; Tapi bila hati sempit, segalanya jadi rumit, seakan hidup terhimpit,
lahir batin terasa sakit".
Masya Allah, andaikan hati kian bersih tentu akan nikmat sekali menjalani
hidup ini. Kalau hati kita ini bersih dan sehat, maka pikiran pun bisa
menjadi cerdas. Kenapa? Karena tidak ada waktu untuk berpikir licik, dengki
atau keinginan untuk menjatuhkan orang lain. Sebab, kalau tidak hati-hati
benar maka hidup kita itu sangat melelahkan. Sekali saja kita tidak suka
kepada seseorang, maka lambat laun kebencian itu akan memakan waktu,
produktivitas dan memakan kebahagiaan kita, kita akan lelah memikirkan orang
yang kita benci.
Karenanya bila hati kita bersih, maka pikiran bisa menjadi jernih. Tidak ada
waktu buat iri, semua input kan masuk dengan mudah, karena tidak ada ruang
untuk meremehkan siapa pun. Akibatnya kita akan memiliki akses data yang
sangat tinggi, akses informasi yang benar-benar melimpah, akses ilmu yang
benar-benar meluas, ujungnya akan mampu mengambil ide-ide yang cemerlang dan
gagasan-gagasan yang jitu.
Berbeda dengan orang yang sombong, dia akan merasa bahwa dirinyalah yang
paling tahu semua hal. Akibatnya, dia tidak pernah mau mendengar masukan
dari orang lain. Padahal setiap orang tentu memiliki kelemahan. Dan untuk
memperbaiki kelemahan itulah kita membutuhkan koreksi dan masukan dari orang
lain.
Dengan kebersihan hati, insya Allah, otak akan lebih cerdas, ide lebih
brilian, gagasan lebih cemerlang. Orang yang bersih hati itu punya kemampuan
berpikir lebih cepat dari orang lain. Namun orang yang kotor hatinya, cuma
akan berjalan di tempat. Dia kan sibuk memikirkan kekurangan orang lain,
yang ada dalam pikirannya hanyalah kejelekan orang. Hatinya akan menjadi
sempit.
Coba perhatikan jika ada anjing, kerbau, atau ada ular, di lapangan yang
sangat luas, tentunya relatif tidak akan menjadi masalah. Apa lagi jika
lapangannya teramat sangat luas, sebab ruang untuk bergerak jauh lebih
leluasa. Tapi apa bila kita sedang da di kamar mandi, lalu muncul seekor
tikus saja, pasti akan menjadi masalah. Kita tidak akan nyaman, jijik, atau
malah ketakutan. Artinya bagi orang-orang yang berhati sempit, perkara kecil
saja bisa menjadi masalah besar, apalagi perkara yang benar-benar besar.
Jika hati bersih maka wajah pun akan memancarkan kecerahan dan penuh
keramahan. Bahkan Nabi Muhammad Saw juga demikian. Beliau tidak pernah
berjumpa dengan oang lain kecuali dalam keadaan tersenyum cerah. Senyum yang
penuh keikhlasan memang sangat bernilai besar, karena selain menjadi
shadaqah juga akan menyehatkan tubuh. Bahkan menurut para ahli, senyum itu
hanya menggunakan 17 otot, sedangkan cemberut 32 otot, makanya orang yang
sering cemberut akan mengalami kelelahan otot.
Dalam berbicara pun kita harus sangat berhati-hati, sebab tak jarang melalui
tutur kata, akan terlihat derajat seseorang. Sebab mulut ini ibarat teko
yang mengeluarkan isinya. Jika di dalamnya berisi kopi tentu yang keluar
juga kopi, tapi jika isinya air yang bening pasti keluar air yang bening.
Orang yang berkualitas itu, jika berbicara ada struktur dan cirinya. Kalau
dia berbicara yang keluar adalah ide atau gagasan, hikmah, solusi, ilmu dan
zikir, sehingga pembicaraannya senantiasa bermanfaat. Kalau bunyi itu
efektif. Semakin banyak omongan sia-sia, maka semakin turun kualitas orang
itu, padahal ciri-ciri kualitas keislaman orang itu dilihat bagaimana
kesanggupan menahan diri dari sesuatu yang sia-sia. Kalau kita selalu
berusaha mengendalikan hati, detak jantung normal, wajah cerah, lisan enak,
dan badan sehat. Lebih dari itu bergaul dengan siapa pun akan menyenangkan.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk mengenal potensi yang
termahal dari hidup kita, yaitu hati kita sendiri. Hidupkan hati dengan
memperbanyak ilmu, memperbanyak ibadah, dan zikir. Ladang untuk berkarya
teramat luas, hiduplah dengan menjaga kebersihan hati, insya Allah hidup ini
menjadi lebih indah dan penuh makna.
Hati adalah amanah yang harus dijaga dengan penuh kesungguhan. Kita tidak
bisa mengatur dan menata hati, kecuali dengan memohon pertolongan Allah agar
Dia selalu menjaga hati kita. Hati adalah pangkal kehidupan. Jika Allah
memberi hati kita yang bening, kita akan banyak mendapat keuntungan dan bisa
menjadi apa saja sesuai dengan keinginan. Bisnis bisa menjadi lancar dan
sukses, menjadi pemimpin yang dicintai, suami yang dihormati, ayah yang
disegani, menjadi apa pun bisa terwujud jika akhlak kita mulia di sisi
Allah. Dan kuncinya adalah Qalbun Salim, yaitu hati yang selamat, selamat
dari segala kebusukan. Sebab kesuksesan dan kemuliaan hanyalah milik
orang-orang yang berhati bersih. Semoga kita termasuk di dalamnya.
Amin.Wallahu a'lam bishowab (pikiran-rakyat)[mq]***