Ikhlas (2)
K.H. Abdullah Gymnastiar
--------------------------------------------------------------------------------
Su`udzon atau berburuk sangka dapat membuat hati kita menjadi busuk karena apapun yang kita sangka akan mempengaruhi cara kita berfikir, cara kita bersikap dan cara kita mengambil keputusan. Berbahagialah bagi orang-orang yang bisa berkhusnudzon atau berbaik sangka.
Hikam:
"Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari kesalahan-kesalahan orang lain. Sukakah salah seorang diantara mu memakan daging saudaranya yang sudah menjadi bangkai, maka tentulah kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha menerima taubat lagi maha penyayang." (QS. Al-Hudzurot: 12)
"Aku ini bagaimana prasangka hambaku kalau ia berprasangka baik maka ia akan mendapat kebaikan, bila ia berprasangka buruk maka keburukan akan menimpanya."
Buruk sangka atau su`udzon dapat merusak hati kita, merusak kebahagiaan kita, merusak akhlak kita, juga merusak apa yang dijanjikan Allah kepada kita. Orang yang gemar berburuk sangka adalah sedusta-dustanya perkataan, dalam berbaik sangka atau husnudzon bukannya membenarkan kesalahan tapi minimal kita jadi tenang, kalau hati sudah tenang, pikiran jernih keputusan bisa kita ambil dengan sikap yang tepat. Tetapi husnudzon itu hanya kepada orang yang beriman karena jika husnudzon tidak menggunakan ilmu maka akan mendatangkan masalah buat kita.
Wanita dilarang oleh Allah sembarang menerima tamu laki-laki, karena itu akan membuat tidak aman dan akan mendatangkan fitnah bagi wanita tersebut. Oleh karena itu menerima tamu di depan rumah bagi wanita bukannya menghina tamu tapi demi keamanan dan menghindarkan fitnah dari orang lain. Jika kita berburuk sangka kepada orang dan orangnya sudah meninggal, maka yang kita lakukan adalah bertaubat dan minta ampun kepada Allah serta mendo`akan orang tersebut.
Mudah-mudahan kita bisa memiliki hati yang jernih dan akan mengakibatkan sikap kita pun menjadi jernih. (imm)